****
Rara mengangkat telpon dari Dafa
“Hallo Daf”
Hai cantik, aku sudah selesai ni pendaftaran ulangnya, udah dibagiin kelas juga, alhamdulillah aku bisa sekelas sama Aldi,kiki,denis, winda dan teman-teman baru juga sih, serunya
“Selamat ya, semoga betah kamu sekolahnya” suaranya serak
Loh suara kamu kenapa serak gitu, kamu habis nangis, apa ada yang menyakitimu di sana, cerita sama aku cantik, tanyanya khawatir
“Gak kok kece, aku baik-baik saja, by the way selamat ya kamu bentar lagi mau punya pacar baru” jawabnya yang tidak tahan lagi akan nyesek di dada nya
Pacar baru, maksudnya apa, tanyanya heran
“Itu loh cewek yang putih, tinggi, hidungnya mancung, teman baru kalian di sana”
Maksud kamu Amanda, ya dia teman baru di sini tadi, serunya
“Oh jadi namanya Amanda”
Kamu tahu dari mana cantik, tanyanya
“Dari seseoranglah pokoknya, kamu gak perlu tahu siapa orang itu”
Kamu punya mata-mata ya di sini, tanyanya lagi
“Gak tuh”
Tapi kamu jangan marah ya kalau misalnya aku dekat dan mencoba membuat hubungan sama cewek itu
“Oh jelaslah aku gak akan marah” menahan tangis “lagian kan kita sudah gak punya hubungan apa-apa”
Makasih cantik, tapi kamu harus lebih bahagia dari aku ya, pintanya
“Iya, pasti itu”
Sebenarnya aku masih ingin kamu yang menjadi masa depanku kelak
“Hanya waktu yang bisa menjawabnya kece”
Rara pun langsung menutup telponnya, ia tidak bisa lagi membendung air matanya dadanya begitu sesak mendengar apa yang keluar dari mulut Dafa
“Aku harus kuat, ini semua demi kebahagiaan Dafa, aku harus bisa melupakan dia aku yakin seiring berjalan waktu perasaan ini akan sirna”
Sementara Dafa yang kembali menjumpai teman-temannya di kantin
“Lama amat telponannya” seru Aldi yang meneguk minumannya
“Iya tuh” jawab Kiki
“Biasalah kangen-kangenan dulu”
“Yah elah”
“Emang kamu habis telpon siapa” tanya Amanda yang tidak mengetahui orang yang pernah dekat dengan Dafa
“Eum hanya teman kecil” jawab Dafa singkat
“Ciee sekarang cuma dianggap teman kecil ya” ledek Denis
“Eh guys guwe dulu ya”
“Mau kemana” tanya Amanda
“Mau beli bunga”
“Buat teman masa kecil ya Daf” ledek Winda
“Boleh aku ikut” tanya Amanda
“Boleh, ayo”
Dafa dan Amanda pergi meninggalkan Kiki, Aldi, Winda dan Denis yang masih menghabiskan makanan mereka.
Sampai di toko bunga Dafa yang ditemani Amanda mencari bunga
“Cantik-cantik sekali bunganya” melihat bunga yang ada di toko satu persatu
“Kalau kamu suka ambil saja”
“Gak deh, gak apa-apa”
“Yaudah nih aku kasih mawar merah buat kamu” memberikan 3 tangkai mawar merah
“Katanya sih mawar merah lambang cinta”
“Tapi kan kita gak ada hubungan”
“Ambil saja dulu, jangan pikirkan hubungannya, arti cinta kan bukan buat pasangan saja bisa kesahabat juga keteman”
“Ohehe iya juga sih, kamu sudah pilih bunganya”
“Belum nih, aku bingung mau pilih yang mana yang cocok buat dia”
“Bagaimana kalau kita rangkai saja, nanti ada macam-macam bunga di satu rangkaian itu” menawarkan idenya
“Boleh juga, tolong kamu pilihin yang bagus ya bunganya”
“Iya boleh” mengambil bunga satu persatu dan memberikan penjaga tokonya untuk merangkaikan
Bunganya pun dirangkai oleh penjaga toko “udah ni dek, apa mau dituliskan surat”
“Iya bu boleh”
Penjaganya memberikan selembar kertas dan pulpen. Dafa mengambil kertas dan pulpen lalu menulisnya
Aku sayang cantik selamanya
Kece
“Udah nih pak” memberikan kertasnya. Lalu penjaganya menaruhkan surat tersebut ke dalam buket bunga
“Mau dikirim kemana ini dek”
“Ke bali pak”
“Baik”
“Ini bu alamatnya”
Buket bunga itu pun dikirim ke bali
Dafa mengirimkan pesan ke Rara
Cantik aku kirim kamu sesuatu nanti kalau sudah sampai kamu kabarin aku ya
“Berapa bu uangnya”
“Semuanya jadi 350.000 sudah termasuk ongkos kirimnya”
“Iya bu” memberikan kartu kreditnya
“Pin nya dek” menyodorkan mesin kartu
Dafa mengambil mesinnya lalu mengetik pinnya
“Bucin”
“Kamu manggil aku” tunjuk dirinya
“Iyalah di siapa lagi di sini yang bucin”
“Kenapa” melihat Amanda dari ujung kepala sama ujung kaki “eum kecil”
“Kamu panggil aku kecil” ketawa
“Iya lah badan kamu kan kecil” baru kali ini aku merasa nyaman dekat dengan cowok yang baru aku kenal, batinnya
“Kecil, kamu mau langsung pulang apa mau main dulu”
“Terserah sama kamu bucin, aku ikut saja” tapi bentar lagi aku harus minum obat aku sudah gak kuat, batinnya
“Kita ke taman dulu bentar yuk”
“Boleh”
“Ayo” membukakan pintu mobil ke Amanda
“Makasih bucin” masuk mobil
Di tengah perjalanan Dafa dan Amanda mulai berbincang-bincang
“Emang teman kamu istimewa banget ya sampai harus ngirim bunga ke sana”
“Iya dia teman kecil aku, jadi untuk menjaga silahturahmi biar gak putus”
“Emang temannya cowok apa cewek”
Aduh aku harus jawab apa ya, kalau guwe bilang cewek nanti dia gak jadi suka sama guwe terus kalau guwe bilang cowok guwe sudah bohong dong, batin Dafa
“Dia cewek”
Muka Amanda terlihat pucat karena bocor jantung yang dideritanya sejak ia lahir karena ia lahir prematur dimana jantungnya belum berkembang sepenuhnya.
“Kamu kenapa, kok pucat”
“Gak kok, aku kecapean aja”
“Kita pulang saja kalau gitu ya, lain kali kita jalan-jalan lagi, rumah kamu dimana”
“Di jalan melati nomer 5”
“Yaudah kamu bersender dulu di bahu aku”
“Iya makasih ya bucin” menyenderkan kepalanya
Setengah jam kemudian akhirnya mereka sampai di sebuah rumah di jalan melati. Dafa memberhentikan mobilnya
“Kecil” mengusap wajah Amanda yang semakin pucat
Amanda bangun dari tidurnya “hah, kita sudah sampai ya maaf ya aku ketiduran di pundak kamu”
“Gak apa kok”
“Kita turun yuk”
Amanda yang tidak sanggup berjalan digendong oleh Dafa
“Kamu aku gendong saja ya”
“Iya maaf ya ngerepotin kamu, kepala aku pusing banget nih” memegang kepalanya
Mereka berdua sampai di depan rumah Amanda
“Assalamualaikum, ma” mengetuk pintu
“Waalaikumsalam” membukakan pintu “ya ampun sayang kamu kenapa” mukanya panik melihat putri kesayangannya digendong oleh seorang cowok
Amanda turun dari gendongan Dafa “gak apa-apa kok mah, hanya pusing”
“Masuk yuk”
“Maaf tante aku gendong saja ya Amandanya ke kamar”
“Iya iya boleh”
Dafa menggendong Amanda ke kamarnya, meletakkan dia di atas ranjangnya
“Kamu siapa?” Tanya ibu Amanda
“Aku Dafa tante, aku temannya Amanda di sekolah”
“Oh Dafa”
“Kalau gitu saya pamit ya tante, semoga Amanda cepat sembuh” berjabat tangan dengan ibu amanda
“Mari saya antarkan ke depan”
“Makasih tante”
Dafa langsung menaiki mobilnya dan berangkat pulang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments