****
Sementara Amanda yang diantar mamanya
“Sayang nanti siap sekolah langsung pulang ya kamu harus banyak istirahat”
“Iya mamaku sayang, aku pamit ya ma” mencium pipi mamanya lalu turun dari mobil
Ketika masuk gerbang sekolah Manda bertemu dengan Ares
“Hai ketemu lagi kita, gimana keadaan lo?” Sapa Ares yang berjalan mengiringinya
“Guwe baik-baik saja kok kak”
“Syukurlah kalau begitu, oh ya nanti pulang sekolah kita makan bareng ya, guwe mau nebus kesalahan guwe kemaren yang sudah ngerjain lo”
“Ah gak apa kok kak, sudah lewat pun”
“Ayolah sekali saja” paksa Ares yang membuat Manda tidak tega menolaknya
“Baiklah kak”
“Oke nanti pulang sekolah guwe tunggu lo di sini ya”
Ternyata di balik pintu kelas Dafa melihat kedekatan Amanda bersama Ares yang membuatnya merasa cemburu.
“Lo kenapa Daf” tanya Denis yang sedari tadi memperhatikan Dafa
“Gak, guwe lihat Amanda yang dekat banget sama Ares kakak leting itu”
“Lo cemburu, berarti lo sudah lupain cantik dong”
Mendengar ucapan itu hati Dafa syok ia langsung saja teringat akan cantiknya mukanya terlihat galau, kenangannya bersama cantik muncul kembali di otaknya
“Cantik” kakinya lemas
Denis yang tidak mengetahui bahwa yang Dafa ingat hanya Rara sicantiknya Dafa “Daf kayanya lo kalah start ni, mending lo buru-buru nembak si manda, dari pada nanti diambil Ares”
Tidak ada jawaban dari Dafa, dikepalanya ia hanya memikirkan cantik. Cantik guwe benar-benar sudah pergi guwe merasa sangat kehilangan dia, andai waktu itu guwe tahu dia bakalan pergi pasti guwe gak akan izinin dia pergi ninggalin guwe, batinnya
Karena ada yang mengingatnya, bulu mata Rara terjatuh
“Ra ada bulumata kamu ni jatuh, guwe ambil ya” Emeli yang mengambil bulu mata Rara di dekat matanya “ada yang kangen lo” meniup bulu matanya
“Siapa yang kangen guwe”
“Mantan lo barang kali”
Ketika mendengar kata mantan pikiran Rara langsung tertuju kepada Dafa . Dafa, apa iya Dafa kangen sama guwe, kayaknya gak mungkin pasti sekarang dia sudah bahagia sama Amanda pasti dia sudah lupa sama aku, lupa sama kenangan kita, batinnya
“Heh kok bengong sih, ada yang kamu pikirin ya”
“Gak kok”
Guwe gak boleh galau lagi guwe harus menata kembali dunia guwe, guwe yakin kalau memang Dafa jodoh guwe pasti guwe bakalan ketemu sama dia lagi, batinnya
“Hai pagi semuanya” sapa Amanda
“Kamu udah datang” tanya Dafa yang kembali duduk di bangkunya
“Iya kamu gimana, sudah sarapan”
“Sudah tadi di rumah” jawaban Dafa cuek, pikirannya masih terngiang-ngiang cantik
“Win anterin aku ke toilet yuk, bentar lagi mau masuk kan, apalagi nantik pelajaran pak Iwan pasti gak diizinin kita keluar”
“Ah iya benar, Kibo aku ke toilet bentar sama Manda ya”
“Iya hati-hati ya princess utu-utu” bergaya kiyowo
“Ah lebay lo Den” ledek Aldi
“Guwe ke toilet dulu ya bucin”
Dafa tidak menjawabnya hanya anggukan kecil yang dia berikan
Manda dan winda ke toilet
“Den, coba lihat si Dafa dari tadi diam saja”
“Iya apa ada yang dia pikirkan ya”
“Kayanya dia cemburu sama Ares yang tadi pagi dekat banget sama Manda”
“Lo tahu dari mana”
“Tadi guwe lihat Dafa yang lihat kedekatan mereka, gimana habis pulang sekolah kita bantuin Dafa buat nembak Manda”
“Tapi di mana”
“Cafe ajalah biar gampang”
Cantik, apa kamu udah benar-benar lupa sama aku, aku kangen banget sama kamu, jujur aku belum bisa move on dari kamu aku masih terbayang-bayang sama kenangan kita, kenangan kita selama tiga tahun, semua begitu indah buat aku, aku masih gak nyangka kamu sekarang tidak ada lagi di sampingku, aku bukannya lemah tapi ini yang aku rasakan kepergian kamu sama saja seperti separuhku pergi separuh nafasku pergi, batin Dafa
Sementara Winda dan Manda di toilet
“Aku boleh tanyak sesuatu”
“Mau tanyak apa, win”
“Kamu suka kan sama Dafa”
“Masa sih win” mukanya memerah
“Iya tahu kelihatan banget dari tatapan kamu, ini muka kamu juga merah”
“Masak iya” memegang wajahnya dan melihat ke cermin toilet
“Aku jujur ni ya sama kamu, sebenarnya aku nyaman banget waktu dekat sama Dafa, aku belum pernah sebelumnya dekat sama cowok ini baru pertama kalinya”
“Jadi kamu belum pernah pacaran”
“Gak win, aku dulu selalu di rumah kalau habis pulang dari sekolah, mama aku gak pernah ngizinin aku buat keluar buat kemana-mana, baru sama kalian ni aku bisa keluar, maka dari itu mungkin aku gak punya pacar”
“Aku doain ya semoga kamu jadian sama Dafa”
“Amin makasih Winda, kamu memang sahabat aku, makasih ya sudah mau jadi sahabat terbaik aku” keluar dari toilet kembali menuju kelas
“Daf udah, gak usah galau lagi, guwe sama kiki dan Aldi sudah buat kejutan buat lo sama Manda di Ronger Cafe, nanti pulang sekolah lo ke sana sama Manda ya” pinta Denis yang telah merencanakan sesuatu untuk Dafa dan Manda
“Kejutan apaan” tanya Dafa yang kaget mendengar Denis yang tiba-tiba membuat kejutan untuknya dan Manda
“Udah, lo harus jadian sama Manda, supaya lo gak galau lagi dan supaya Manda juga gak diambil sama si Ares-Ares itu”
“Harus secepat itu Den”
“Iyalah, hidup lo harus berlanjut Dafa”
“Iya Daf, kami di sini selalu ada buat lo nemenin lo dalam keadaan apapun”
“Makasih ya guys, masih perduli sama guwe” merangkul tiga sahabatnya “kalian terlalu biasa di luar buat guwe eh luar biasa buat guwe”
“Iya Daf kita akan selalu seperti ini sampai maut memisahkan kita”
“Hmm” menghela nafasnya “Gua jalanin hubungan sama Manda sambil mencoba ya, guwe gak bisa langsung 100% sayang sama dia, gimana pun cantik masih perempuan teristimewa di hati guwe gak ada yang bisa ngegantiin dia di hidup guwe”
“Iya Daf lo pelan-pelan aja”
“Pada ngomongin apaan sih” tanya winda yang masuk kelas
“Iya kayanya seru banget, aku sama Winda gak dikasih tahu ni”
“Ah gak ada kok kecil, oh ya nanti pulang sekolah kita makan siang berdua ya”
“Nanti siang, aduh maaf ya bucin, aku sudah duluan janji sama kak Ares”
“Ares?, ketua osis itu, ada hubungan apa kamu sama dia”
“Gak ada hubungan apa-apa sih, cuman dia ngajak aku karena mau minta maaf soal kemaren”
“Soal kemaren, ada apa kamu kemaren sama dia” Dafa begitu penasaran dengan ucapan Amanda, Ares ada apa dengan Ares apa hubungan Ares dengan Amanda.
“Itu dia kemaren pas ospek ngerjain aku terus aku pingsan”
“Ya ampun Manda, kenapa lo gak bilang kita”
“Iya kalau lo bilang sama kita kan bisa kita lapor kepala sekolah”
“Sudah gak usah, lagian tadi dia sudah minta maaf”
“Jadi kamu setelah pulang sekolah nanti mau jalan sama dia”
“Iya bucin”
“Anak-anak silahkan duduk di tempat masing-masing” ibu sisca yang masuk kelas kemudian memberi catatan untuk siswanya
Bel istirahat berbunyi
“Guys ke kantin yuk aku lapar”
“Yuk skuylah”
“Yuk bang” Aldi merangkul Kiki
“Apa lo ngerangkul guwe, guwe masih sebel sama lo” melepaskan rangkulan Aldi
“Jangan dong bang, kita baikan”
“Dih” berjalan ke depan
“Bang” mengejar Kiki “guwe traktir lo makan sepuasnya deh di kantin”
“Emang guwe semurah itu” berjalan lagi
“Gak lah, ayolah guwe traktir ya lo boleh makan apa aja di kantin”
“Benar ya, guwe mau deh kalau gitu”
“Disogok makanan aja langsung mau lo” nyamber Denis kaya petasan tahun baru
“Kamu gak ke kantin bucin” Manda dan Dafa yang masih di kelas. Hati dan pikiran Dafa masih belum membaik dia sedang menata hatinya untuk Manda tapi hatinya dan pikirannya seakan menolaknya hatinya masih menginginkan cantik untuk kembali.
“Kok kamu bengong sih”
“Gak, kamu duluan aja ke kantin, aku lagi gak enak badan ni”
“Kamu sakit” memegang dahi Dafa, badannya tidak panas sama sekali,
“Aku ke kantin bentar ya beli kamu makanan sama obat”
Dafa tidak menjawab Manda bahkan ia pergi saja Dafa tidak meliriknya
“Duh kenapa sih guwe hari ini, cantik guwe kangen banget sama lo, sumpah guwe kangen banget sama lo” menelpon cantik “nomer guwe masih diblok lagi, apa kamu gak kangen aku cantik, apa kamu di sana baik-baik saja”
“Guys” sapa Amanda yang ikut ke kantin
“Eh Mand, Dafa mana gak ikut”
“Gak, dia lagi gak enak badan katanya, makanya aku mau beli obat sama makanan buat dia”
“Oke deh” Aldi, kiki, Denis dan Winda yang melanjutkan makannya
“Guwe duluan ya guys”
Manda kembali ke kelas menemui Dafa “Daf kamu makan dulu ya, habis itu minum obatnya aku sudah beliin ni buat kamu”
“Iya makasih ya” manda sudah baik banget sama guwe, guwe harus membalasnya, walaupun hati guwe gak bisa nerima dia tapi guwe harus selalu baik buat dia, batinnya
“Aku suapin ya bucin, nih amp”
Dafa membuka mulutnya dan memakan makanan yang disuapi Manda setelah itu ia meminum obat
“Kamu mau ke UKS saja biar bisa rebahan”
“Gak bentar lagi juga sudah sembuh kan udah dikasih obat sama kamu”
“Syukurlah kalau begitu”
Tidak lama kemudian bel belajar kembali berbunyi siswa-siswi kembali ke kelas melanjutkan pembelajaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments