Permintaan Arsheno akan seorang mama membuat Abimana benar-benar frustrasi. Ia sudah menghadirkan sekian banyak wanita namun bukan yang Arsheno kenali sebagai mamanya. Abimana tak lagi memikirkan perasaannya, baginya memberikan seorang mama untuk kedua buah hatinya lebih penting. Menikah kontrak sudah ada dalam kepala duda itu.
“Sheno mau mama yang kayak gimana sih ,,,” Abimana benar-benar putus asa saat ini.
“Maunya mama cantik.”
“Bukankah tadi semua cantik ?!”
“No ayah ,,, mereka semua hanya suka ayah, bedaknya tebal. Mama cantik gak seperti itu.”
Oma Kalisha tak dapat lagi menahan tawa mendengar perkataan cucunya. Mulut cucunya benar-benar pedas, salahkan Abimana yang mendidik putranya layaknya orang dewasa.
“Seandainya sejak dulu kamu mendengar saran mama, gak akan begini kejadiannya.” Oma Kalisha menatap sinis putra tunggalnya yang kini hanya bisa duduk dengan lesu. Dua hari terakhir ini kerjanya hanya menghadirkan wanita-wanita cantik dihadapan Arsheno. Ia benar-benar bekerja sendiri karena Shandy tak ingin ikut campur.
Walaupun Abimana mengomel namun tak satupun yang rela membantunya. Salah Abimana sendiri yang selalu menolak setiap kali akan dijodohkan.
Abimana hanya mendengus kasar menatap sang mama. Bukannya tak ingin menikah akan tetapi belum ada gadis yang bisa membuatnya merasakan getaran dihatinya. Ia ingin merasakan jatuh cinta kemudian menikah dan tak seorang pun yang mengerti dengan keinginannya termasuk pria kecil yang kini sedang menatapnya tajam.
“Setidaknya mama bantuin, kek ,,, sumbang saran apa yang bisa aku lakukan agar menemukan gadis itu. Aku pusing ma, kerjaan di kantor semakin menumpuk hanya mengurusi pria kecil ini.”
Kata-kata Abimana sontak membuat emosi jiwa sang mama tersulut. Sudah berhari-hari ia rela nongkrong depan sekolah Arsheno menemani mbak Mina berharap menemukan gadis itu namun hasilnya nihil seolah tak berarti dimata pria kutub itu. Ia mengabaikan tatapan aneh orang-orang yang melihatnya demi menemukan mama cantik cucu kesayangannya. Akan tetapi dengarkan kata-kata duda itu.
“Hei, duda kutub ,,, dengerin ya, mamamu ini rela nongkrong dipinggir jalan menyabung nyawa menunggu gadis itu lewat walaupun belum ada hasil tapi setidaknya hargailah usahaku.” Mama Kalisha berapi-api menceritakan perjuangannya.
Sebagai oma yang sangat menyayangi cucunya, ia akan melakukan segala macam cara agar cucunya itu bertemu dengan gadis yang dianggapnya sebagai mamanya.
“Tapi sampai kapan mencari mama cantiknya si Sheno, ma ,,, ingatan Mina pun tak bisa diharapkan, gak bisa dong kayak gini setiap hari.” Abimana benar-benar putus asa bin frustasi.
Sebuah ide mampir di kepalanya, ia akan mengirim putranya untuk berlibur bersama sang oma. Bukankah wanita paruh baya itu juga membutuhkan liburan ? Lumayan kan bisa terbebas dari keduanya walaupun hanya beberapa hari.
“Gimana kalau Sheno, Arbilha sama mama dan Mina liburan, supaya papa bisa secepatnya menemukan mama cantiknya Sheno.“
“NO, ayah ,,, Sheno hanya ingin mama cantik bukan liburan.” Pria kecil itu melipat kedua tangannya di depan dadanya layaknya seorang pria sejati.
“Apa susahnya sih, mencari gadis itu. Sewa detektif kalau perlu, demi dirimu dan anakmu.”
“Ma, semua ini demi Sheno, jangan bawa-bawa aku ,,, aku gak berniat menikah.” Abimana masih sama seperti dulu, ia tak ingin asal menikah tanpa rasa cinta.
“Kalau gitu, jangan berusaha mencari gadis itu karena kalian gak mungkin pura-pura menikah.”
“Kami memang akan menikah, ma. Tapi kami gak akan tidur di kamar yang sama dan aku akan memberikan kompensasi agar bisa mengasuh Sheno dan Arbilha hingga anak-anak bisa mengerti kehidupannya yang tanpa ibu.” Abimana masih bersikukuh dengan pendiriannya.
“Nak, tidak semua gadis materialistis. Oke jika gadis itu memang butuh biaya hidup tapi jika sebaliknya, gimana ? Jangan egois, kamu juga harus memikirkan masa depan gadis itu jika bercerai denganmu. Jangan mempermainkan sebuah pernikahan karena ada janji dengan Tuhan saat ija qabul. Jadi saran mama, sebaiknya hentikan mencari keberadaan gadis itu, lama kelamaan Sheno akan melupakannya.”
“Ayah jahat !! Ayah egois !!” Teriak Arsheno meninggalkan Papa dan omanya. Pria kecil itu mengerti pembicaraan oma dan qyahnya
Perkataan Arsheno sukses membuat Abimana membeku. Ia tak menyangka putranya mengatakan hal itu. Apakah putranya sedewasa itu sehingga mengerti arti kata egois ? Abimana menatap punggung putranya yang menghilang dibalik pintu kamarnya.
“Pikirkan kata-kata putramu.” Mama Kalisha pun meninggalkan duda tampan itu sendirian.
Suasana ruang keluarga kembali sunyi setelah pria kecil dan wanita paruh baya itu pergi. Menghadapi mereka berdua secara bersamaan membuat Abimana kewalahan. Kini saatnya ia melepaskan penat. Abimana lalu mencari kontak sahabatnya saat masih putih abu-abu.
Pertemuan secara tak sengaja setahun yang lalu membuat mereka kembali mengenang kisah mereka. Dan Abimana pun menceritakan kisah hidupnya yang kini telah menduda dengan dua orang anak.
“Halo ,,, mas duda, tumben telepon.” Sapa seseorang diujung telepon acuh.
“Kamu dimana ? Aku lagi mumet.”
“Mumet baru cari aku, giliran tenang dan damai malah lupa sahabat sendiri.”
“Astaga, gak usah ngomel. Cukup kamu beritahu aku, dimana posisimu saat ini.”
Abimana benar-benar geram mendengar kata-kata sahabatnya. Ia menelepon Kenan agar bisa sedikit meringankan beban pikirannya seperti yang selama ini ia lakukan pada Shandy namun pria itu terlalu sibuk maka jadilah Kenan yang menggantikan posisi Shandy.
“Aku di rumah nungguin bebek beranak. Lagian kamu ada-ada aja bertanya posisi dimana. Jam pulang kantor gini untuk jomblo sepertiku ya pasti dirumahlah.”
“Ok. Aku kesana. Cepat kirimkan lokasimu.”
Abimana dan Kenan memang bersahabat sejak mereka masih putih abu-abu namun baik Abimana maupun Kenan hanya bertemu diluar. Abimana sejak tamat SMA menghilang bagaikan di telan bumi sedangkan Kenan sibuk mengejar beasiswa sambil menjalankan perusahaan peninggalan papanya yang tak terlalu besar.
Setelah menerima lokasi rumah sahabatnya, Abimana pun melajukan mobilnya menuju alamat tersebut. Dua jam kemudian Abimana berhenti di depan sebuah rumah dua lantai dengan model minimalis dengan halaman yang dipenuhi berbagai macam kembang.
Drrrrttttt drrrrtttt
“Apaan ,,, kalau sudah sampai, langsung aja masuk, pagar gak dikunci. “ Cerocos Kenan melihat panggilan sahabatnya itu.
“Dasar sahabat lucnut, setidaknya keluar kek, aku kan baru pertama kalinya bertamu ke rumahmu.” Abimana mengomeli ponsel yang ada di tangannya kemudian keluar dari mobilnya untuk membuka pintu pagar sesuai dengan perintah yang empunya rumah.
Saat yang sama sebuah mobil mengikuti mobil Abimana memasuki halaman rumah tersebut. Seorang gadis cantik keluar dari mobil dan melangkah dengan santai memasuki rumah sahabatnya.
“Assalamualaikum ,,, abang, mama ,,, dimana kalian ,,,” Teriakan Arditha memekakkan telinga Kenan yang sedang berpapasan dengannya.
“Ck, jangan teriak-teriak, dek ,,, malu sama teman abang.”
Bukan hanya sekali ini adik satu-satunya itu berteriak saat memasuki rumah. Setiap hari gadis berusia 20 tahun itu selalu berteriak saat pulang ke rumah. Entah dari mana gadis itu mendapatkan kekuatan untuk berteriak.
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sandisalbiah
nah.. tuh Abi.. calon makmum lewat.. tau gak kamukalau dia itu lah mama idaman si Arsheno
2024-05-24
0
susi 2020
🤣🤣🤣
2023-06-25
0
susi 2020
😂😂😂
2023-06-25
0