Baik mama Sherly maupun Kenan tak lagi mempermasalahkan kehadiran Arsheno ditengah-tengah mereka. Penjelasan Arditha sama sekali tak mampu memuaskan rasa penasaranseorang Kenan Prakasa. Walaupun keduanya masih penasaran namun kehadiran Arsheno membut rumah mereka ramai. Kenan memutuskan untuk menyelidikinya keesokan harinya.
"Sheno bobonya sama nenek, ya ?!"
"Gak mau nek, setiap hari Sheno bobonya sama oma atu nenek. Sekarang sudah ketemu sama mama masa harus bobo sama nenek lagi,". Mendengar ucapan pria kecil itu membuat Kenan terkekeh sekaligus prihatin dengan anak kecil itu. Ia teringat temannya dimana anak-anaknya memiliki nasib yang sama dengan Arsheno.
Malam semakin larut, Arditha mengajak Arsheno ke kamarnya. Tidak baik anak sekecil Arsheno diajak begadang.
"Kita tidur yuk, pagi-pagi kakak harus kerja."
Arsheno lalu menghampiri Kenan dan mama Sherly mengucapkan selamat malam dan memberikan pelukan hangat pada kedua orang dewasa itu. Setelah ritual selamat malamnya selesai, Arsheno mengikuti Arditha menaiki anak tangga menuju
Untuk pertama kalinya Arditha berbagi tempat tidur dengan seorang anak kecil. Perlahan ia menyelimuti tubuh Arsheno dan memeluknya dengan penuh kasih sayang. Untuk seseorang yang baru saja bertemu keduanya terlihat sangat akrab bahkan teramat akrab bagaikan keduanya memiliki ikatan batin.
Tak lama kemudian Arsheno terlelap dalam pelukan Arditha. Merasakan pelukan hangat dari Arditha membuat Arsheno tersenyum manis mengarungi dunia mimpi seorang anak kecil.
Sementara itu di rumah keluarga Abimana, mama Kalisha uring-uringan karena putranya membiarkan cucu kesayangannya menginap di rumah seorang gadis yang sama sekali tak ia kenal. Berbagai pikiran jelek menghantui pikiran mama Kalisha.
"Lebih baik mama tidur, Sheno aman kok. Percayalah, gak mungkin aku membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada putraku. Pewaris keluarga kita." Ucapan santai nan enteng Abimana justru semakin membuat mama Kalisha berang.
"Bagaimana bisa kamu mempercayakan orang asing untuk menjaga cucuku padahal Mina saja yang menjaga dan mengurusnya saja sejak bayi setiap saat kamu pantau !!"
"Ma, tenang dulu. Justru Sheno yang memaksa pulang bersama dengan mahasiswi magang itu. Aku sudah berkali-kali memberinya pengertian tapi cucu mama itu sangat keras kepala." Abimana berusaha menenangkan sang mama yang tampak khawatir dan was-was dengan keberadaan Arsheno saat ini.
Abimana bisa memaklumi kekhawatiran mama Kalisha akan tetapi ia pun tak bisa berbuat apa-apa melihat putranya yang sangat ingin bersama Arditha. Entah jampi-jampi apa yang gadis itu gunakan sehingga putranya begitu menginginkannya.
"Apa ?!! Mahasiswi magang ?! kamu benar-benar seorang ayah yang tak bertanggung jawab !!" Mama Kalisha berteriak histeris sehingga membuat papa Kuncoro yang sejak tadi diam kini ikut angkat bicara.
"Daripada mama marah-marah lebih baik lakukan video call dengannya supaya tenang setelah melihat keadaan Sheno."
"Maaf pa, aku gak punya nomor teleponnya. Masa iya seorang presdir menyimpan nomor karyawannya, mahasiswa magang pula."
Papa Kuncoro menghentikan tangannya yang sedang mengangkat gelas. Ia menatap putranya dengan tatapan tak percaya sekaligus kesal.
"Kamu itu terlalu angkuh jadi orang. Apa salahnya meminta nomor ponsel seseorang yang membawa putramu." Emosi papa Kuncoro pun terpancing. Putra satu-satunya yang ia miliki terlalu angkuh pada wanita.
"Sudahlah pa, ma, lebih baik kita tidur. Besok pagi-pagi kalian ikut ke kantor agar papa sama mama bisa tenang dan langsung memeluk Arsheno." Melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 22.30, Abimana tak ingin lagi melanjutkan perdebatan yang tak ada akhirnya.
Abimana beranjak ke kamar putrinya yang sudah tertidur. Pengasuhnya selalu membiasakan gadis kecilnya itu agar tidur lebih awal. Perlahan Abimana membuka pintu kamar putri kecilnya kemudian memasuki kamar yang dipenuhi pernak pernik princess khas disney.
"Sweet dream my little angel," Abimana mencium dahi putrinya sedikit lebih lama.
Menatap wajah putrinya membuatnya terhenyak. Siluet wajah seseorang memiliki kemiripan dengan gadis kecilnya. Segera ia menelengkan kepalanya mengusir bayangan tersebut. Abimana memilih tidur sambil memeluk putrinya. Anak dan ayah itu tertidur pulas hingga suara pintu kamar terbuka mengusik tidur Abimana.
"Maaf pak, saya kira hanya ada non ilha,". Mina tak menyangka jika majikannya tertidur di kamar putrinya.
"Gak apa-apa, lanjutkan pekerjaanmu." Abimana keluar dari kamar sang putri namun terlebih dahulu mencium kedua pipi Arbilha secara bergantian.
'Semoga pak Abi menemukan seorang wanita yang mampu membangkitkan kembali rasa cintanya yang membeku.' Batin Mina tulus. Mina sangat iba melihat ledua anak asuhannya yang tumbuh tanpa seorang ibu. Kedua anak kecil itu sama sekali tak mengenal kata ibu hingga tepatnya satu tahun yang lalu saat kejadian seorang gadis hampir menabraknya.
Tak terasa airmata Mina menetes dan segera menghapusnya kemudian menyiapkan segala keperluan nona kecilnya sebelum bangun. Arbilha sangat lincah dan aktif saat bangun sehingga terkadang Mina kewalahan walau tak pernah sekalipun ia mengeluh.
Setelah Abimana mandi dan rapi, ia segera keluar kamar untuk sarapan sebelum berangkat ke kantor.
"Lho mama sama papa mau kemana ? Pagi-pagi gini sudah rapi,". Abimana menatap kedua orang tuanya yang terlihat berbeda. Biasanya pagi-pagi sang papa duduk santai menikmati kopi dan membaca berita online.
"Ke kantor kamulah, semalam kami tidak bisa tidur gara-gara perbuatanmu dan pagi ini kami harus melihat langsung cucu kami." Tegas mama Kalisha dan langsung diangguki oleh sang suami.
Pasangan suami istri itu memang selalu kompak dalam segala hal. Abimana tersenyum miris mengingat almarhumah sang istri yang selalu tenang membuatnya merasa damai dan bahagia.
"Mama sama papa kok gak percayaan sih sama anak sendiri, aku akan segera menyuruh sopir mengantar Sheno pulang setelah tiba di kantor. " Abimana berusaha menghalangi agar kedua orang tuanya tidak ke kantor karena dengan kehadirannya bisa membuat seluruh isi kantor geger. Selama ini keduanya tak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di perusahaan miliknya.
Mama Kalisha dan papa Kuncoro melanjutkan sarapannya seolah tak mendengar ucapan Abimana. Tekad mereka sudah bulat untuk bertemu dengan mahasiswi yang berhasil membuat cucu kesayangannya mampu melupakan mereka.
Tak ada lagi percakapan diantara mereka, Abimana menikmati sarapannya sedangkan mama Kalisha dan papa Kuncoro sudah menyelesaikan sarapannya dan menunggu duda beranak dua itu menuntaskan sarapan paginya.
Sebelum berangkat, Abimana kembali menemui putrinya yang sedang bersama pengasuhnya. Memeluk dan menggendong putri kecilnya sebelum ke kantor memberikan kebahagiaan tersendiri baginya.
"Hai princesnya ayah," Abimana meraih gadis kecil itu ke dalam gendongannya.
"Ayah, kakak mana ?" Rupanya gadis berusia 4 tahun itu merindukan kakaknya yang sejak kemarin tak dilihatnya.
"Kakak nginap di rumah teman sekolahnya, ayah janji hari ini kakak pasti pulang." Dalam hati Abimana meminta maaf karena telah memotong gadis kecil yang masih polos dalam gendongannya.
"Ayah cari uang dulu untuk ilha ya, sekarang princess ayah sama Mina , jangan nakal nanti pulang ayah bawakan oleh-oleh." Sekali lagi Abimana mencium pipi putrinya sebelum berangkat.
Karena kedua orang tuanya ikut maka Abimana memilih menyetir sendiri mobilnya yang sudah siap. Perlahan Abimana menginjak pedal gas mobilnya meninggalkan halaman rumah mewah tersebut.
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍😘🥰
2023-06-25
0
susi 2020
😘😘🥰
2023-06-25
0
Piko Rohati
lanjut Thor semangat aku kasih hadiah nih 🌹
2022-12-17
1