Acara makan malam keluarga berlangsung dalam suasana kekeluargaan yang hangat. Mereka menikmati makan malam tersebut dengan tenang sementara Arditha harus banyak bersabar mengikuti kemauan Arsheno yang meminta disuapin dengan menggunakan tangannya. Padahal selama hidupnya Arditha makan selalu memakai sendok sebagai perantara nasi masuk kedalam mulutnya untuk selanjutnya diproses sebelum ia telan dan masuk kedalam perutnya.
"Mama mau kan suapin Sheno ?!" Arditha meringis mendengar permintaan pria kecil itu akan tetapi tatapan polosnya membuat Arditha tak kuasa menolaknya.
"Boleh, tapi jangan panggil aku mama," Uapqn Arditha membuat mama Kalisha menatap sendu pada cucunya. Sedangkan Abimana menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
'Gadis tak berperasaan,' Batin Abimana kesal.
Entah mengapa Abimana kesal mendengar ucapan Arditha. Berbeda halnya dengan mama Kalisha dan Rani yang hanya bisa menatap sendu sang cucu. Mereka pun tak bisa menyalahkan Arditha yang tak bisa menerima panggilan cucu kesayangan mereka.
Mama Kalisha dan Rani saling bertukar pandang. Samar-samar Rani menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis ke arah besannya. Kemudian kembali menikmati makan malamnya. Hingga semua sudah menuntaskan makanannya.
Saat para pria sudah meninggalkan meja makan, Arditha kemudian membereskan piring kotor bekas makan para tamu sang mama.
"Maaf tante, aku beresin dulu mejanya." Arditha merasa sungkan jika harus mondar mandir di depan teman mamanya.
"Mantu idaman banget nih, udah cantik rajin pula." Rani menatap gadis cantik itu dengan seksama.
Arditha tak menggubris ucapan tante Rani. Ia seolah tak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh teman sekolah sang mama. Memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya adalah pilihan yang tepat menurutnya. Ingin segera berlalu dari hadapan ketiga wanita paruh baya itu, Arditha buru-buru menyelesaikan aksi bersih-bersihnya.
"Kita ke depan, yuk." Mama Sherly mengajak tamunya untuk berpindah tempat kembali ke ruang tamu.
Para wanita berjalan beriringan dan yang paling belakang adalah Arditha. Sebenarnya gadis itu tak ingin ikut bergabung, ia butuh istirahat mengumpulkan tenaga agar besok bisa bekerja maksimal namun iapun memikirkan nasibnya setelah ini jika ia membangkang. Sambil terus berjalan, Arditha bergidik ngeri membayangkan omelan sang mama yang tak akan berhenti jika ia memilih masuk ke kamarnya dan tidur.
Arsheno ternyata sudah tertidur di sofa, pantas saja pria kecil itu tak terlihat didekat Arditha sehingga gadis itu bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Arditha tersenyum menatap wajah tenang pria kecil itu.
"Karena semua sudah berkumpul, maka izinkan saya selaku orang tua Abimana mengutarakan maksud kedatangan kami sekeluarga." Kali ini papa Kuncoro yang berbicara selaku orang tua dari Abimana.
Mendadak Arditha kembali gelisah. Ia merasa akan terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa selain hanya diam menunggu kelanjutan kata-kata pria paruh baya yang baru pertama kali ia temui.
Melihat bahasa tubuh sang adik, Kenan menatapnya lembut seolah ingin mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja.
"Kami bermaksud untuk melamar putri bu Sherly dan sepertinya putra kami pun setuju." Ucapan pria paruh baya itu sukses membuat Arditha bagaikan terkena bom molotov. Sesaat ia tak bisa berkata-kata hanya matanya saja yang terbelalak.
Sebelum gadis itu bersuara, Kenan segera mengusulkan agar keduanya berbicara terlebih dahulu. Kenan tak ingin tamu mamanya tersinggung mika adiknya itu bersuara. Pria tampan itu sangat mengenal adiknya yang bermulut pedas.
"Jika dibolehkan berikan waktu pada mereka untuk berbicara om," Potong Kenan secepat kilat. Hanya kata itu yang sempat ia pikirkan.
"Tentu saja nak, kami menunggu. Silahkan kalian berdua berbicara." Papa Kuncoro tersenyum bijak.
Melihat ekspresi wajah Arditha, pria paruh baya itu bisa menebak jika si gadis tak menyangka jika malam ini akan di lamar. Dan dipastikan bahwa mereka adalah orang asing satu sama lainnya.
"Dek, ayo ikut sama abang." Kenan menarik lembut tangan adiknya dan memberi kode pada sahabatnya agar mengikuti mereka.
Cara Kenan menarik tangan adiknya membuat kedua orang tua Abimana memahami satu hal bahwa si abang sangat menyayangi adiknya. Kenan membawa Arditha ke taman dan Abimana mengikuti dari belakang.
"Abang tahu kamu gak memiliki hubungan dengan Abimana, sekarang saatnya kalian berbicara dan memulainya dari awal. Abang harap kalian bersikap dewasa." Ucap Kenan sebelum meninggalkan keduanya. Kenan memilih duduk dikursi yang agak jauh dari mereka.
Sejenak Abimana menatap gadis cantik yang duduk dihadapannya. Posisi mereka saat ini berhadapan dengan meja bukan sebagai pembatasnya.
"Maaf sebelumnya, aku gak tahu kalau mereka membawakan kesini untuk melamarmu." Abimana mulai membuka pembicaraan.
"Makanya bapak harus menolaknya. Kan tidak lucu jika kita menikah sementara kenal pun tidak." Tegas Arditha tak tergoyahkan.
"Aku mengenalmu tapi hal itu belumlah cukup untuk sebuah hubungan pernikahan. Aku masih sangat mencintai mendiang istriku dan selamanya akan seperti itu. Cinta kami adalah cinta sejati dan tak bisa teralihkan pada orang lain walaupun yang lainnya telah berpindah alam. Cinta kami kekal dan abadi." Abimana menerawang mengingat mendiang Sheila. Kenangan manis mereka tiba-tiba saja hadir kembali.
"Nah itu dia, pak. Makanya sebagai laki-laki, bapak harus menolaknya. Apalagi akupun memiliki kekasih yang sangat aku cintai tapi bukan berarti dia adalah cinta abadiku karena seyogyanya pada hanya Tuhan tempatku menautkan cinta yang abadi dan sejatiku." Kata-kata Arditha menampar wajah Abimana. Beruntung mereka duduk agak jauh dari lampu taman sehingga perubahan wajah Abimana tak terlihat dengan jelas oleh Arditha.
"Bagaimana kalau mereka tidak setuju, apalagi Arsheno terlihat sangat menyukaimu. Kita harus memikirkan cara lain yang kita sepakati, ".
Sesaat Arditha berpikir pun sama halnya dengan Abimana. Tak ada yang bersuara untuk beberapa lama. Hingga akhirnya Arditha memiliki ide yang boleh dikatakan cemerlang.
"Kita tunangan saja dulu, nanti kita pikirkan cara agar pertunangan ini berakhir dengan sendirinya." Tukas Arditha antusias dan langsung disetujui oleh Abimana. Keduanya tak memiliki cara lain, daripada mereka mempermainkan janji suci pernikahan dengan berbagai perjanjian.
"Lagipula kuliahku masih satu tahun, pak. Aku gak mau kuliahku terganggu." Lanjut Arditha beralibi, padahal ada juga mahasiswi yang sudah menikah namun tetap kuliah dan selesai tepat waktu.
Arditha tersenyum manis kala duda beranak dua itu menyetujui idenya. Ia segera menghampiri sang abang kemudian mengajaknya menemui para orang tua. Arditha bergelayut manja pada Kenan. Gadis ini memang ditakdirkan memiliki otak bukan hanya cerdas dalam pelajaran tapi juga penuh intrik.
"Kalian sudah berembuk ? Apa hasilnya ?" Papa Kuncoro mencecar kedua calon pasangan yang tak sehati itu.
"Iya om, kami sudah sepakat. Tapi biarkan pak Abi yang menyampaikannya." Arditha tersenyum lebar menatap Abimana.
"Baiklah, karena sebelumnya kami tidak saling mengenal maka kami sepakat untuk bertunangan dulu selama dua bulan lalu pada bukan ketiga kami akan menikah."
"Pak !! Tadi kita sepakat bertunangan selama setahun tapi kenapa bapak mengubah kesepakatan kita dengan seenaknya sendiri ?!" Arditha tak sadar berteriak saking emosinya.
"Maaf aku berubah pikiran, satu tahun terlalu lama. Kasihan orang tua kita apalagi Kenan tak akan menikah sebelum adiknya menikah. Kamu mau abangmu menjomblo dalam waktu yang lama ?!" Ucapan Abimana yang terdengar santai namun serius membuat Arditha terdiam. Kelemahannya adalah keadaan sang abang yang rela menjomblo demi menunggu dirinya menyelesaikan kuliah dan menikah.
🌷🌷🌷🌷
Maaf readers updatenya telat pake banget. Kemarin sibuk urusan dunia nyata
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sandisalbiah
definisi cinta buta plus cinta mati ya Abimana ini.. tp kok gak ikut mati istrinya aja dia sekalian ..lagian cinta kok gak pake logika.. mencintai org yg udah di kubur.. yg bener aja bang... jatohnya BULOL.. bucin yolol..
2024-05-24
0
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-06-25
0
susi 2020
😍😍😍
2023-06-25
0