Kesibukan

┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅

Hujan terus saja datang semenjak semalam, memang tidak begitu deras hanya gerimis saja tapi terasa begitu awet hingga pagi hari. Dinginnya udara tidak menyurutkan semangat Kanaya untuk tetap pergi bekerja, tak menyurutkan tekat yang memang selalu tertanam di kesehariannya.

Jendela mobil mengembun, udara semakin terasa dingin meski sudah terpasang jaket tebal untuk menghangatkan tubuhnya. Sesekali Kanaya mendesis, merasakan hawa dingin yang begitu terasa.

Udara yang dingin seperti ini memang seharusnya lebih enak jika berada di rumah dan bermain bersama anak, tapi Kanaya? Kanaya tidak bisa melakukan itu karena tugas yang begitu besar yang dia pinggul di pundaknya untuk kemajuan perusahaan.

Lampu merah menyala dan menghentikan lajunya, meski terus hujan tapi tidak menyurutkan semangat dari semua orang yang ingin mengais rezeki untuk keluarga.

Kanaya menoleh, jalanan begitu padat akan angkot, bus, mobil-mobil juga warga kota semarang yang berlalu lalang untuk menjalani aktivitas mereka.

Sepeda motor juga tak kalah gesit, merangsek di setiap jengkal celah yang tersisa. Pengemudi dan juga penumpang yang tak luput dari jas hujan yang melindungi mereka.

Kring...

Pemandangan yang baru di lihat harus buyar karena bunyi ponsel yang ada di dasbornya. Segera Kanaya mengambil, menggunakan handset lali dia menerimanya panggilan itu.

"Assalamu'alaikum, Mas. Sebentar lagi saya sampai, ini masih ada di jalan," ucap Kanaya.

"[Wa'alaikumsalam... Baiklah, akan saya tunggu. Kamu hati-hati di jalan, hujan-hujan begini jalan pasti sangat licin,]" jawab seseorang memperingatkan dari seberang.

"Iya, Mas. Saya akan hati-hati. Sudah dulu ya, Assalamu'alaikum..."

"[Wa'alaikumsalam,]" jawabnya lagi yang jelas orang itu adalah Arifin yang sudah menunggu di kantor.

Kembali Kanaya melihat samping, tepat di sebelah mobilnya ada sebuah motor yang di kendarai oleh seseorang. Meski memakai helm namun tetap terlihat sangat jelas siapa dia.

Dalam waktu yang hampir bersamaan dia menoleh, jelas melihat Kanaya yang juga melihatnya meski tidak terlalu jelas karena terhalang kaca yang buram karena embun.

Dia adalah Hazel.

Kenapa laki-laki itu lagi?

Hazel tersenyum, mengangguk halus seakan menyapa Kanaya yang terdiam dan terpaku. Tak lama bibir Kanaya juga bergerak dan membalas senyumnya.

Tin...

Lampu sudah berganti menjadi hijau, Hazel kembali mengangguk pelan seolah dia pamit dan berjalan lebih dulu.

Mata Kanaya terus melihatnya, mengikuti kepergian laki-laki yang hanya mengenakan jaket kulit berwarna hitam.

Tinn....

Kanaya terperanjat akibat bunyi klakson yang mobil yang ada di belakangnya, jelas pengendaranya tidak sabar karena waktu juga terus berjalan.

Kanaya nampak tergesa-gesa untuk melajukan mobil, menerjang hujan yang hanya gerimis lembut saja. Meski seperti itu pastilah akan tetap basah jika orang tetap bandel dan hujan-hujanan.

"Mas Hazel kerja dimana, kok lewat sini?" rasa penasaran mulai ada di pikiran Kanaya. Entah hanya sebatas ingin tau ataukah ada hal lain, tapi sepertinya tidak untuk hal lain ini masih terlalu cepat.

┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅

Kedatangan Kanaya sudah di sambut dengan sangat hangat oleh Arifin, ada beberapa berkas yang membutuhkan tanda tangannya dan Arifin harus mendapatkan hari itu juga.

"Nay, alhamdulillah kerja sama dengan pak Friz berjalan dengan lancar. Dan beliau sangat suka dengan barang yang kita kirim, bahkan dia meminta lagi untuk pengiriman selanjutnya."

Arifin terus melangkah bersamaan dengan Kanaya yang juga melangkah menuju ruangannya.

"Bagus dong, kalau begitu atur jadwal pengirimannya," jawab Kanaya.

"Semua sudah saya atur, Nay. Dan hanya tinggal kamu tanda tangani berkasnya maka barang akan langsung di kirim."

Keduanya terus melangkah, namun setelah sampai di depan ruangannya Kanaya berhenti begitu juga dengan Arifin.

"Kalau begitu bawa berkasnya keruangan_ku, aku mau melihatnya sebelum di tanda tangani."

Jelas Kanaya akan memastikan tak akan ada kesalahan dalam berkas itu yang bisa jadi ada kecurangan. Tapi bukan berarti Kanaya curiga dengan Arifin atau yang lain, tapi hanya untuk memastikan saja semua berjalan dengan baik.

Kantor itu adalah kantor peninggalan suaminya, tak mungkin Kanaya akan teledor dan ada hal yang bisa menghancurkannya. Kanaya akan selalu hati-hati sama seperti yang suaminya ajarkan.

"Baiklah, aku akan ambil berkasnya dulu." Arifin segera pergi dan Kanaya juga langsung masuk ke dalam ruangannya.

Kanaya selalu memejamkan mata dalam sejenak setiap masuk ke dalam ruangan itu, aroma suaminya terasa masih begitu membekas.

"Assalamu'alaikum," sapanya.

Perlahan matanya terbuka dan saat itu ada foto besar yang ada di dinding yang menyambutnya dengan senyuman.

"Pagi, Mas," ucapnya. Sadar ini salah tapi Kanaya tidak bisa memindahkan ataupun menghilangkan semuanya yang sudah ada. Semua tetap dia pertahanan.

┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅

Rumah sakit Harapan ada di depan mata, Hazel nampak tergesa-gesa karena dia sedikit terlambat dari jam biasanya. Biasanya dia sudah ada di ruangan dan memeriksa rekam medis dari para pasiennya tapi saat ini dia benar-benar terlambat.

"Astaga, bisa-bisanya aku terlambat," gumamnya. Kakinya bukan hanya sekedar melangkah pelan saja tapi sudah berlari.

Di depan ruangannya jelas sudah ada suster yang menunggunya dengan membawa rekam medis yang harus Hazel pahami, semua adalah hasil dari pasiennya.

"Dok, ini hasil dari pasien kemarin yang baru masuk. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda lebih baik, dan semua masih terlihat sama," ucapnya.

"Baiklah, akan aku periksa nanti. Bisa lihat hasil pemeriksaan terakhir?"

"Ini, Dok." berkas itu sudah ada di tangan Hazel.

Hazel kembali melangkah dan masuk ke dalam ruangannya. Belum juga dia memakai seragam kebesaran yang ada di tempat duduknya dia lebih dulu duduk dan langsung membuka berkas tersebut.

"Sepertinya sudah sangat serius," ucapnya.

"Pantau terus perkembangannya, dan jangan sampai ada yang lupa untuk semua obat yang sudah aku katakan kemarin. Semua hari di berikan sesuai waktunya."

"Baik, Dok. Apa ada lagi?"

"Untuk saat ini cukup. Biar nanti aku periksa dulu untuk langkah selanjutnya."

Suster itu mengangguk pelan lalu bergegas keluar lagi dari sana. Sementara Hazel, dia masih sibuk dengan berkas-berkasnya.

Kring...

Hazel menyempatkan diri untuk melihat siapa yang menghubunginya namun setelah tau siapa orangnya dia kembali menaruhnya dengan kesal.

"Dasar pengganggu," gerutunya.

┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅

Bersambung....

Terpopuler

Comments

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

Nyebelin ya ziana itu. yg telp pasti Dia

2023-02-10

2

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

ciee Kanaya mulai penasaran...a
aku yakin yg tlp hazel itu ziana

2023-01-05

2

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

pasti ziana yg menelpon makanya hazel enggan untuk memgangkatnya

2023-01-05

3

lihat semua
Episodes
1 Terlambat Pulang
2 Hadiah untuk Syifa
3 Kedewasaan Syifa
4 Pergi Ziarah
5 Orang Asing
6 Hazel Anggara
7 Sebatas membantu
8 Hanya mengantar pulang
9 Mimpi yang diinginkan
10 Keinginan yang terwujud
11 Pergi meeting
12 Pasrah
13 Tak ada kata menyerah
14 Bertemu di pantai
15 Kenyamanan bersama Hazel
16 Kecemburuan Dirga
17 Tak habis pikir
18 Kerinduan
19 Kerasnya Hazel
20 Kesibukan
21 Kalah cepat
22 Tidak peka
23 Kerasnya Dirga
24 Keraguan
25 Saling canggung
26 Pembicaraan dengan Arifin
27 Satu keinginan
28 Keluhan Hazel
29 Tak mudah diwujudkan
30 Bermain bersama Hazel
31 Menyusul ke taman
32 Merasa menyesal
33 Pujian kecil
34 Bertukar mobil
35 Tanggung jawab baru
36 Panas hati
37 Sarapan Hangat
38 Arifin yang tak peka
39 Lagi-lagi Penggangu
40 Kembali Mengajar TPA
41 Gagalnya pertunangan
42 Kemarahan Ziana
43 Ungkapan Hati Hazel
44 Murid Baru
45 Mood yang hilang
46 Hadiah
47 Di tentang sang Papa
48 Hadiah untuk Syifa
49 Harapan Opa Hasan
50 Mengantarkan Syifa Sekolah
51 Kecemburuan Dirga
52 Kenekatan Dirga
53 Menyelamatkan Kanaya
54 Dibawa ke rumah
55 Ada Trauma
56 Tak ada kesempatan lagi
57 Usaha Hazel
58 Pergi bersama
59 Kembali tersenyum
60 Restu
61 Kebimbangan
62 Akhirnya bertemu
63 Menerima Undangan
64 Bimbang
65 Berbahagialah
66 Dia membutuhkan mu
67 Khawatir
68 Semua Khawatir
69 Menjenguk Hazel
70 Tertangkap Pelakunya
71 Perhatian Jarak Jauh
72 Pulang
73 Menemui Dirga
74 Harus Dengan Restu
75 Keinginan Syifa
76 Permintaan Davin
77 Kecurigaan Hazel
78 Bimbang
79 Rasa Yang Terbalas
80 Niat Ziana
81 Perasaan Tak Enak
82 Penjelasan Davin
83 Semua Khawatir
84 Setia Menemani
85 Kalian Marahan?
86 Kedatangan Davin
87 Permintaan Maaf
88 Hal Baik Harus Disegerakan
89 Kembali Sempurna
90 Gelisah
91 Berziarah
92 Pertunangan
93 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Terlambat Pulang
2
Hadiah untuk Syifa
3
Kedewasaan Syifa
4
Pergi Ziarah
5
Orang Asing
6
Hazel Anggara
7
Sebatas membantu
8
Hanya mengantar pulang
9
Mimpi yang diinginkan
10
Keinginan yang terwujud
11
Pergi meeting
12
Pasrah
13
Tak ada kata menyerah
14
Bertemu di pantai
15
Kenyamanan bersama Hazel
16
Kecemburuan Dirga
17
Tak habis pikir
18
Kerinduan
19
Kerasnya Hazel
20
Kesibukan
21
Kalah cepat
22
Tidak peka
23
Kerasnya Dirga
24
Keraguan
25
Saling canggung
26
Pembicaraan dengan Arifin
27
Satu keinginan
28
Keluhan Hazel
29
Tak mudah diwujudkan
30
Bermain bersama Hazel
31
Menyusul ke taman
32
Merasa menyesal
33
Pujian kecil
34
Bertukar mobil
35
Tanggung jawab baru
36
Panas hati
37
Sarapan Hangat
38
Arifin yang tak peka
39
Lagi-lagi Penggangu
40
Kembali Mengajar TPA
41
Gagalnya pertunangan
42
Kemarahan Ziana
43
Ungkapan Hati Hazel
44
Murid Baru
45
Mood yang hilang
46
Hadiah
47
Di tentang sang Papa
48
Hadiah untuk Syifa
49
Harapan Opa Hasan
50
Mengantarkan Syifa Sekolah
51
Kecemburuan Dirga
52
Kenekatan Dirga
53
Menyelamatkan Kanaya
54
Dibawa ke rumah
55
Ada Trauma
56
Tak ada kesempatan lagi
57
Usaha Hazel
58
Pergi bersama
59
Kembali tersenyum
60
Restu
61
Kebimbangan
62
Akhirnya bertemu
63
Menerima Undangan
64
Bimbang
65
Berbahagialah
66
Dia membutuhkan mu
67
Khawatir
68
Semua Khawatir
69
Menjenguk Hazel
70
Tertangkap Pelakunya
71
Perhatian Jarak Jauh
72
Pulang
73
Menemui Dirga
74
Harus Dengan Restu
75
Keinginan Syifa
76
Permintaan Davin
77
Kecurigaan Hazel
78
Bimbang
79
Rasa Yang Terbalas
80
Niat Ziana
81
Perasaan Tak Enak
82
Penjelasan Davin
83
Semua Khawatir
84
Setia Menemani
85
Kalian Marahan?
86
Kedatangan Davin
87
Permintaan Maaf
88
Hal Baik Harus Disegerakan
89
Kembali Sempurna
90
Gelisah
91
Berziarah
92
Pertunangan
93
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!