Kedewasaan Syifa
┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅
Kebahagiaan begitu besar di rasakan dari gadis kecil yang kini tengah bertepuk tangan mengikuti lagu ulang tahun yang di nyanyikan oleh semua para tamu undangan.
Seperti biasa Kanaya juga mengundang para anak yatim untuk mendoakan kebaikan Syifa meskipun dia sendiri juga seorang anak yatim. Tapi mereka juga membutuhkan kasih sayang hingga Kanaya membagi kebahagiaan Syifa pada mereka.
Semua tampak gembira ria menyambut Syifa meniup lilin dan seketika semua bertepuk tangan semakin kuat dan keras diikuti dengan serahkan kebahagiaan.
Seperti anak pada umumnya setiap hari ulang tahun mereka pasti melakukan hal-hal yang sangat menggemaskan begitu pula dengan Syifa. Syifa menowel sedikit krim yang ada di kue tersebut dan dia towel kan pada sang Umi yang membungkuk di sebelahnya kemudian tertawa.
"Hahaha, Umi lucu," celoteh nya.
Tentu hal itu juga diikuti semua orang yang ada di sana, mereka juga tertawa sementara Kanaya mata membulat juga mulut yang menganga lebar tetapi bukan karena marah hanya karena sangat terkejut dengan tindakan anaknya.
"Ih, nakal ya," gemas Kanaya langsung menggantinya tepat di hidung Syifa dan semua kembali tertawa namun tidak dengan Syifa.
"Ahh, Umi. Nanti Syifa jadi kayak cemong," gerutunya.
Betapa menggemaskan sekali anak kecil yang wajahnya mirip dengan mendiang suaminya itu. Setiap kali Kanaya melihat dengan intens wajah Syifa pasti duka itu selalu kembali karena begitu banyak kemiripan mereka berdua.
"Hem, oke maaf maaf. Sekarang potong kuenya?" tanya Kanaya mengalihkan kekesalan Syifa. Jangan sampai nanti akan berbuntut kekesalan yang lain.
"Hem," Syifa setuju, dia juga langsung mengambil pisau kue yang panjang dengan kedua tangan. Tak kuat dan tak bisa memotong sendiri akhirnya di bantu oleh Kanaya.
"Dua ya, Umi," katanya.
"Baiklah," Kanaya langsung bersedia membantu memotong dua potong kue dan di letakan di piring kecil.
Ada seseorang yang sudah kepedean_nya begitu dia berpikir bahwa dia juga akan mendapatkan satu potong pertama dari Syifa karena dia merasa memberikan hadiah yang sangat di suka oleh Syifa.
Dirga tersenyum tak sabar, dia sudah sangat menginginkan Syifa memberikannya pada dia.
'Pasti aku yang akan mendapatkannya, kan aku yang memberikan hadiah paling besar daripada mereka semua,' batinnya.
Matanya terus melihat Syifa yang sudah menarik satu piring kecil itu. Lalu menoleh ke arah Kanaya.
"Ini untuk Umi," katanya seraya menyodorkan kue tersebut pada Kanaya.
"Terima kasih sayang, bahagia selalu ya dan makin jadi anak sholehah yang pintar," kecupan Kanaya berikan pada Syifa tepat di pipi sebelah kanan.
"InsyaAllah iya, Umi," Syifa pun membalas dan mencium kedua pipi Kanaya juga memeluknya sesaat.
"Terus yang satu untuk siapa, Sayang?" Dirga mendahului bertanya, sepertinya dia sudah sangat tidak sabar.
Mendengar itu membuat Syifa melepaskan sang Umi dan mengingat kue yang satu potong. Dia mengambilnya, dia terlihat bingung dan melihat semua orang.
Mata Syifa yang terus berputar itu akhirnya kembali berhenti pada Kanaya, tentunya semua orang bertanya-tanya apakah akan di berikan untuk Kanaya lagi? Apalagi dengan Dirga, dia begitu fokus memandangi hal itu.
"Bunda, setelah ini kan kita akan ke makam abi. Jadi kue ini untuk abi," ucapnya.
Kanaya seketika terpaku karena perkataan dari Syifa yang menjadi keinginannya tersebut. Tak ada yang mengajarinya juga tak ada yang meminta anak kecil itu untuk melakukan hal itu tapi dia sudah bisa melakukan itu karena keinginannya sendiri.
''Abi pasti akan bahagiakan Umi kalau mendapatkan kue dari Syifa?'' katanya lagi.
Seketika mata Kanaya memerah dan menghasilkan sebuah gejolak besar yang akhirnya menggenang di dalamnya.
Kanaya coba tahan supaya tidak akan terjatuh di hadapan Syifa. Memang dia sangat sedih karena perkataan dari Syifa tapi setidaknya dia tidak menangis dan mengeluarkan air mata di sana.
Bukan hanya mata saja yang menapakkan sesuatu gejolak tapi di dalam hatinya lebih besar lagi dia rasakan. Semua ingatan tentang hari itu seketika kembali lagi menghampirinya.
Kanaya mengangguk pelan dan ketika itu ternyata dia tidak kuat untuk menahan linang air di dalam matanya. Air matanya tumpah di hadapan Syifa yang menyodorkan kue padanya dengan kedua tangannya yang mungil.
''Pasti, pasti Abi akan sangat bahagia mendapatkan kue dari Syifa.'' jawab Kanaya di tengah-tengah luruhnya air mata.
''Umi tidak boleh menangis. Umi kangen kan sama Abi? Syifa juda kangen, setelah acara ini selesai kita ke tempat Abi ya Umi. Kita bertemu Abi dan rayain ulang tahun Syifa di sana.''
Tangan mungilnya berusaha menghapus air mata yang telah membasahi pipi Kanaya, sementara kata-katanya masih berusaha untuk menghibur Kanaya yang masih terus menangis.
Setiap tahun memang mereka pasti akan datang di pusara suami Kanaya dan mungkin itulah yang membuat Syifa berpikiran seperti itu.
Meski tidak hanya setiap tahun saja tapi satu minggu satu kali pasti Kanaya akan selalu mengajak Syifa pergi ke makan supaya dia kenal dengan Abinya. Bukan itu saja, Kanaya juga selalu menceritakan bagaimana Abinya di setiap malam.
Tak ada habisnya untuk menceritakan Abinya pada Syifa karena Syifa sendiri juga tak pernah merasa bosan meski kadang ceritanya di ulang-ulang.
''Umi jangan nangis lagi ya, sebentar lagi kita akan bertemu dengan Abi,'' katanya lagi.
Begitu sabar dan tabah Syifa mengatakan setiap kata pada Kanaya, dia benar-benar menjadi obat menjadi penyemangat hidup untuk Kanaya sekarang.
''Hem,'' Kanaya mengangguk dengan langsung menerima kue itu dan berlutut di hadapan Syifa untuk memeluknya.
Bukan hanya Kanaya saja yang berderai tapi semua yang ada tak terkecuali Oma dan Opanya yang tau bagaimana Syifa sejak lahir yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang Abi namun dia kini menjelma menjadi gadis kecil yang begitu kuat.
'Lihatlah Mas, putri kita sangat dewasa dan sangat luar biasa seperti mu. Aku yakin kamu pasti sangat bangga padanya. Kamu pasti sangat bahagia sekarang, iya kan?' batin Kanaya di tengah-tengah pelukan pada Syifa.
┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Bawang...😭😭😭 Bawang kau sangat menyebalkan😣😣😭😭
2023-02-12
2
Laksana mutiara🥀
Tidak ada visual Syifa nya kah, kak?😣 pasti sangat imutt...😍😍😘😘
2023-02-12
2
𝙍𝙖𝙝𝙢𝙖𝙣𝙞𝙖✧・ 。゚★: *.
Makin tersentuh pasti tuh Naya dg perkataan dr sang anak.
2023-01-22
3