Sebatas membantu
┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅
Kanaya masih saja diam meski mobil sudah mulai berjalan meninggalkan tempat di mana dia tidak sengaja menyenggol motor Hazel dan membuatnya terjatuh hingga sekarang dia harus mengantarkannya pulang.
Sebenarnya Kanaya sangat ragu tetapi dia harus tetap bertanggung jawab dengan apa yang sudah terjadi meski itu tidak dengan adanya unsur kesengajaan.
Bukan hanya Kanaya saja yang masih diam bahkan Hazel juga diam dengan sesekali membungkuk untuk memegang bahkan memeriksa kakinya sendiri yang sudah tidak mengenakan sepatu.
"Sebenarnya apa yang ingin anda katakan kepada saya. Sampai-sampai anda melakukan hal bodoh seperti tadi dan membuat anda harus mengalami hal ini."
Kanaya mulai bertanya meski dia sama sekali tidak menoleh ke arah Hazel yang seketika langsung duduk dengan tegak dan menoleh ke arah Kanaya sebentar.
"Benarkah tidak ada maksud jahat yang anda pikirkan yang akan anda lakukan untuk saya?"
Tetap Kanaya berpikir hal negatif kepada Hazel yang bisa saja memiliki niat buruk kepadanya. Bagaimana tidak? Tadi di taman dia mengatakan bahwa motornya mogok tapi kenyataannya motornya tidak kenapa-napa bahkan bisa berjalan untuk mengejarnya. Bukankah itu aneh.
'Maaf, aku telah berbohong padaku. Bahkan aku sudah mengikuti mu sejak dari makam suamimu. Aku mengatakan itu hanya sebagai alasan saja dan salah sendiri kamu percaya,' batin Hazel.
Ternyata itulah yang terjadi, Hazel mengikuti Kanaya sejak dari makam, bahkan Hazel juga sempat ziarah sebentar ke makam Dirga Gantara sebelum akhirnya dia mengejar Kanaya sampai taman.
Hazel sangat tahu kalau Kanaya akan sedih juga akan menangis dan ternyata apa yang dia pikirkan adalah benar, dia melihat Kanaya berhenti di taman dan langsung menangis setelah duduk di salah satu gubuk kecil di tengah-tengah rintik air hujan yang perlahan Hanya Gerimis dan menjadi hujan lebat.
"Kehati-hatian kamu memang patut diacungi jempol, saya salut kepada kamu. Tetapi tidak seharusnya kamu mencurigai semua orang baru yang pertama kali bertemu dengan kamu. Siapa tahu orang itu baik," jawab Hazel.
"Kalau anda baik tentulah anda tidak akan berbohong, dan anda juga tidak akan..." Kanaya tidak sanggup meneruskan kata-katanya, bagaimana mungkin dia akan mengatakan kalau Hazel bersedia bahkan diam saja ketika Kanaya terus memegang tangannya bahkan berkali-kali mengecupnya.
Sebelum menjawab Hazel malah tersenyum lebih dulu dan membuat Kanaya mengernyitkan kening dan sekilas melirik ke arah Hazel, tentu hal itu membuat Kanaya sedikit kesal. Apa yang lucu?
"Oh iya, sebenarnya saya mengejar kamu hanya ingin memberikan ini kepadamu. Meski saya tidak menjelaskan tapi saya yakin anda mengenal barang ini milik siapa?"
Sapu tangan yang Hazel gunakan untuk mengeringkan air mata Kanaya tadi sekarang dia sodorkan. Sapu tangan berwarna putih dan dengan jelas ada sebuah nama yang tertera di atasnya yaitu nama Kanaya dan juga Dirga mendiang suaminya.
Ckittt...
Karena begitu terkejut membuat Kanaya langsung menginjak pedal rem dengan sangat tiba-tiba membuat Hazel terhuyung dan hampir saja kepalanya terbentur dasbor, untung saja tangannya bisa mengendalikan dengan mudah.
"Ck ck..., kenapa sih, para wanita itu senang banget ngerem mendadak?" Hazel berdecak kesal karena perbuatan Kanaya yang tiba-tiba seperti barusan.
Kanaya tidak menjawab tetapi tangannya langsung meraih sapu tangan yang masih berada di tangan Hazel. Tangannya gemetar mengambil sapu tangan tersebut dengan nama yang sangat jelas dan masih sangat jelas berwarna biru, itu adalah sapu tangan yang dia buat untuk Dirga suaminya.
"Da_dari mana anda mendapatkan sapu tangan ini?" mata Kanaya seketika membulat ke arah Hazel dan menatap dengan tajam seolah meminta penjelasan dari pria asing yang baru saja dia temui bahkan Kanaya sendiri belum tahu siapa namanya.
"Apakah kamu..."
"Jangan berpikir negatif lagi tentang saya, saya tidak mencuri dari suamimu tetapi suamimu sendiri yang telah memberikan kepada saya dan menitipkan kepada saya. Dia sendiri yang meminta saya untuk menghapuskan air matamu dengan menggunakan sapu tangan itu dan sekarang amanah itu sudah lunas kan?"
Sebelum Kanaya menyelesaikan kata-katanya Hazel kembali memotong dan langsung berbicara sesuai apa yang suami Kanaya minta waktu itu.
"Hem, tidak mungkin. Anda pasti bohong," mana mungkin Kanaya akan percaya kepada Hazel akan hal itu. Tidak mungkin suaminya secara terang-terangan meminta kepada laki-laki lain untuk menghapus air matanya yang masih bisa menjadi istrinya. Bukankah itu sangat tidak mungkin?
Kanaya terlihat menyungging tidak percaya dan menganggap apa yang dikatakan oleh Hazel adalah sebuah kebohongan belaka yang hanya dia karang sendiri.
"Anda pikir saya akan percaya pada kata-kata yang penuh dengan modus seperti Anda ini? Tidak!!" dan Kanaya sangat tidak mempercayai yang sebenarnya adalah sebuah kebenaran dari Hazel.
"Hem, memang susah ya membuat wanita keras kepala untuk bisa percaya. Tapi tidak apa-apa, percaya dan tidak itu urusan kamu sendiri yang penting saya sudah mengatakannya dengan jujur."
"Dan kapan saya mendapatkannya? Saya mendapatkan itu ketika suamimu menjalani kemoterapi, karena sayalah dokter yang menanganinya."
Hazel berharap kali ini Kanaya akan percaya tapi kalau memang tidak yang tidak masalah untuknya, itu tidak akan membuat dia rugi.
Kanaya sempat tersentak dengan perkataan Hazel barusan, benarkah lagi pria yang ada di hadapannya ini adalah seorang dokter yang telah menangani suaminya waktu menjalani kemoterapi yang selalu saja sendiri?
Namun Kanaya masih saja terdiam karena hatinya rasanya kembali diaduk-aduk dan gejolak yang sempat hilang seakan kembali datang lagi karena mendengar cerita dari Hazel.
"Apa lagi yang mas Dirga katakan?" Mata Kanaya mulai menggenang penuh dengan air namun masih dia berusaha untuk menahannya.
Kanaya sama sekali tidak berani menoleh apalagi melihat wajah Hazel dan pria itu akan merasa kasihan atau iba dengan nasibnya yang sangat tidak beruntung.
"Tidak banyak, dia hanya mengatakan kalau dia minta aku mengatakan kalau dia sangat sayang dan sangat mencintaimu. Dia ingin, setelah kepergiannya kamu harus bisa bahagia dan melanjutkan hidupmu."
"Dia sangat ingin dia menjadi orang satu-satunya di hati kamu, tetapi dia tidak ingin menjadi laki-laki egois karena kamu harus pasti akan membutuhkan sosok baru yang akan selalu mendampingi mu. Apalagi anak kalian? Dia juga sangat membutuhkan sosok ayah yang akan menggantikan ayah kandungnya."
"Lanjutkan hidupmu dan lengkapi lagi kisah mu dan juga anakmu meski dengan orang yang berbeda."
"Itulah yang tuan Dirga inginkan," begitu banyak yang Hazel katakan tapi belum bisa membuat hati Kanaya terbuka. Hatinya masih tertutup rapat untuk siapapun dan hanya akan ada Dirga Gantara, suami tercintanya.
"Dimana rumah Anda?" tanya Kanaya mengalihkan pembicaraan. Dia ingin secepatnya mengantarkan Hazel karena tak mau lagi mendengar kata-kata itu lagi.
Hatinya masih terlalu sakit untuk sekarang. Dari dulu, semua yang mendekat akan selalu pergi, orang yang memberikan kasih sayang setelahnya hanya akan meninggalkannya, bagaimana mungkin dia akan membuka hati lagi karena bayang-bayang kehilangan akan tetap ada di dalam hatinya.
"Hem, jalan saja nanti saya tunjukkan," jawab Hazel yang akhirnya pasrah.
┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊
saking kaget nya Kanaya dia sampe ke gt ya
kebayang hancur nya perasaan Kanaya saat itu
2023-01-04
2
Bidan Simba
Wak Ami dimana apa gak ikut Kanaya lagi...?
2022-12-17
2
Diaz
Kanaya pasti syok 😔
2022-12-17
2