Tak habis pikir

┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅

Kanaya tidak mengerti kenapa Syifa bisa begitu akrab dengan Hazel, Syifa sendiri juga belum bercerita kepadanya tentang semua yang terjadi dan apa alasannya. Kanaya masih terus terdiam meski mereka semua saat ini berada di salah satu warung makan yang ada di pinggir pantai.

Bukan hanya tadi ketika berada di pantai saja Syifa dan Hazel begitu akrab dan terus bergurau bahkan sekarang pun mereka masih melakukan hal yang sama seperti tadi. Bukan itu saja tetapi Hazel juga sesekali menyuapi Syifa.

"Sayang, sini biar umi yang suapi," pinta Kanaya.

Bukan hanya tidak enak dengan Hazel saja tetapi Kanaya juga sangat tidak enak dengan Dirga yang juga ada di sana. Apalagi melihat tatapan mata Dirga yang begitu tidak menyukai kedekatan mereka.

"Tidak usah, Umi. Syifa lagi pengen di suapi Om Hazel," jawab Syifa setelah berhasil menelan makanan yang ada di mulutnya dengan cepat.

"Tapi, Nak?" Kanaya masih berusaha membujuk tapi sepertinya tidak akan mudah karena Syifa sudah menggeleng sebelum dia mengatakan apapun.

"Biarkan saja, lagian aku juga tidak keberatan," Hazel berbicara.

Syifa terlihat semakin bahagia setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Hazel bawa dia bersedia menyuapinya, apalagi dia mengatakan itu tidak masalah baginya tentu membuat Syifa semakin berbunga-bunga.

Kanaya tak mampu mengatakan apapun lagi sekarang selain membiarkan saja apa yang mereka berdua lakukan. Perlahan Kanaya mulai memakan makanannya lagi.

Sementara Dirga sangat tidak menyukai apa yang dia lihat di hadapannya sekarang ini. Wajahnya terus dengan semburat kekesalan.

Kekesalan yang tidak hanya terlihat dari mata Kanaya saja tapi juga mata Hazel.

'Kenapa dia mudah sekali dekat dengan Syifa? kenapa tak membutuhkan waktu lama sepertiku.' batin Dirga.

"Om, ikannya juga ya," Syifa begitu antusias dan hal itu membuat Dirga menjadi semakin iri dengan Hazel yang bisa langsung mendapat perhatian dari Syifa tapi kenapa dia tidak.

"Baiklah," jawab Hazel dan tanpa banyak bicara lagi dia menyuapi Syifa dengan ikan yang dia minta.

Mata sesekali melirik dengan tajam ke arah Hazel dengan tangan yang mengaduk-aduk makanannya sendiri menggunakan sendok.

"Hem, apa pekerjaan anda?" tanya Dirga yang ingin mengulik identitas Hazel sebenarnya.

Hazel menoleh dengan pelan karena dia masih harus menyuapi Syifa.

"Kenapa, apakah apa pekerjaan saya sangat penting untuk anda ketahui?"

Jawaban Hazel membuat hati Dirga semakin panas.

"Tidak, hanya ingin tau saja. Siapa tau pekerjaan anda tidak sebaik rupa anda," Dirga tersenyum sinis kepada Hazel, langsung dia meremehkan Hazel yang belum dia tau sebenarnya pekerjaannya.

Hazel hanya tersenyum menanggapi, meski pertanyaan dan semua kata-kata Dirga kemungkinan besar membuat hatinya kesal namun Hazel berusaha menahannya.

"Dari keluarga mana anda berasal, apa pekerjaan orang tua anda dan apa agama anda?"

Sengaja semua Dirga tanyakan pada Hazel, benar-benar ingin berniat mempermalukan Hazel di hadapan Kanaya saat ini.

"Mas, apa yang kamu katakan?" Kanaya yang jengah dan tak habis pikir dengan Dirga, bisa-bisanya dia menanyakan akan hal itu pada Hazel yang baru sekali saja bertemu.

"Kenapa, aku hanya ingin tau saja. Siapa tau dia tidak pantas dekat dengan Syifa apalagi kamu. Aku hanya ingin berjaga-jaga saja siapa tau dia juga bukan orang baik," Dirga menyungging sinis.

Semakin tak habis pikir Kanaya dengan pemikiran Dirga saat ini, dia seolah-olah ingin membuktikan bahwa dirinya lah yang paling sempurna daripada Hazel. Perkataannya jelas sangat indah membuat sakit hati orang lain dan selalu saja seperti itu jika ada laki-laki yang ingin mendekati Kanaya.

"Semuanya bukan urusan Anda. Baik dan tidaknya saya pada Syifa ataupun Kanaya seharusnya bukan anda yang memberikan penilaian, tapi mereka sendiri."

Hazel tetap saja tak mau memberitahu semua identitasnya pada Dirga, mungkin dia merasa karena itu memang tidak penting.

Tangan Dirga mengepal juga mata yang seolah tidak terima karena jawaban yang Hazel berikan. Mungkin dia tidak puas.

Hazel tidak mengatakan semua kebenaran dirinya saja Dirga sudah seperti itu Bagaimana kalau sampai Hazel menjelaskan semuanya bahkan juga mengatakan kalau dirimu adalah non muslim tidak sama dengan Kanaya ataupun dirinya, pasti tidak akan semakin meremehkan Hazel dan semakin getol untuk menjauhkan mereka.

Hazel hanya akan mengatakan apa yang sudah seharusnya dia katakan dan akan menyimpan semuanya jika itu memang tidak pantas untuk dikatakan dan dipublikasikan.

"Mas!" seru Kanaya yang sudah habis kesabaran.

Dirga sama sekali tidak peduli dengan teguran dari Kanaya dan terus saja ingin menjatuhkan Hazel di depan Kanaya juga Syifa. Bahkan dia akan membuktikan bahwa Hazel tidak pantas untuk mereka berdua dan hanya dirinyalah yang sangat pantas.

"Kamu hanya orang baru untuk mereka, seharusnya anda jaga jarak dan jangan terlalu dekat-dekat. Saya hanya belum percaya saja kalau anda ini orang baik."

"Sudah ya, Mas. Kalau mas di sini hanya untuk menghina orang lain lebih baik mas pergi saja dari sini," begitu tegas Kanaya mengatakan.

Sikap Dirga sangatlah tidak baik apalagi dia mengatakan akan hal itu di hadapan Syifa.

"Astaghfirullah hal adzim," Kanaya seketika beristighfar setelah dia sendiri juga menyadari kalau dia berbicara sedikit keras di hadapan Syifa. Untung saja Syifa tidak menghiraukannya karena begitu menikmati suapan yang selalu Hazel berikan.

Brakk...

Dirga beranjak dengan kedua tangan yang juga bergerak untuk memberikan gebrakan di atas meja hingga semuanya bergerak dan juga menghasilkan bunyi yang membuat Syifa sangat terkejut.

"Om Dirga kenapa?" tanya Syifa yang begitu polos dan belum tau apapun itu.

Bukanya menjawab pertanyaan Syifa tapi Dirga yang sudah kadung marah dia langsung berlalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Om, Om Dirga mau kemana?!" Syifa berteriak tapi tetap saja tak di hiraukan.

"Om Dirga tidak apa-apa kok, dia ada kerjaan jadi dia cepat pergi," Hazel yang berbicara dengan berbohong kepada Syifa. Dia pikir berbohong lebih baik karena tidak mungkin dia akan mengatakan hal yang jujur pada Syifa.

"Kalau om Dirga udah pulang kita pulangnya bagaimana, Umi," ucap Syifa.

"Hem, nanti kita naik taksi," jawab Kanaya dengan tersenyum.

"Hem, bagaimana kalau nanti om Hazel antar. Tapi om hanya naik motor," Hazel menawarkan.

"Tidak usah," jawab Kanaya.

"Boleh-boleh! lagian Syifa belum pernah naik motor," dan jawaban Syifa sangat berbeda dengan Kanaya dia setuju bahkan terlihat sangat semangat.

Hazel bingung, dia menoleh ke arah Syifa yang masih dengan wajah ceria, dan beralih ke arah Kanaya yang terlihat bingung antara menolak atau menerima dan menuruti keinginan Syifa.

┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅

Bersambung....

Terpopuler

Comments

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

Jangan jangan cemburu buta lo dirga ntar rugi sendiri lo

2023-02-10

2

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

hadeh orang cemburu serem yakkk

2023-01-05

2

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

kalau aku setuju deh kanaya sm hazel

2023-01-05

3

lihat semua
Episodes
1 Terlambat Pulang
2 Hadiah untuk Syifa
3 Kedewasaan Syifa
4 Pergi Ziarah
5 Orang Asing
6 Hazel Anggara
7 Sebatas membantu
8 Hanya mengantar pulang
9 Mimpi yang diinginkan
10 Keinginan yang terwujud
11 Pergi meeting
12 Pasrah
13 Tak ada kata menyerah
14 Bertemu di pantai
15 Kenyamanan bersama Hazel
16 Kecemburuan Dirga
17 Tak habis pikir
18 Kerinduan
19 Kerasnya Hazel
20 Kesibukan
21 Kalah cepat
22 Tidak peka
23 Kerasnya Dirga
24 Keraguan
25 Saling canggung
26 Pembicaraan dengan Arifin
27 Satu keinginan
28 Keluhan Hazel
29 Tak mudah diwujudkan
30 Bermain bersama Hazel
31 Menyusul ke taman
32 Merasa menyesal
33 Pujian kecil
34 Bertukar mobil
35 Tanggung jawab baru
36 Panas hati
37 Sarapan Hangat
38 Arifin yang tak peka
39 Lagi-lagi Penggangu
40 Kembali Mengajar TPA
41 Gagalnya pertunangan
42 Kemarahan Ziana
43 Ungkapan Hati Hazel
44 Murid Baru
45 Mood yang hilang
46 Hadiah
47 Di tentang sang Papa
48 Hadiah untuk Syifa
49 Harapan Opa Hasan
50 Mengantarkan Syifa Sekolah
51 Kecemburuan Dirga
52 Kenekatan Dirga
53 Menyelamatkan Kanaya
54 Dibawa ke rumah
55 Ada Trauma
56 Tak ada kesempatan lagi
57 Usaha Hazel
58 Pergi bersama
59 Kembali tersenyum
60 Restu
61 Kebimbangan
62 Akhirnya bertemu
63 Menerima Undangan
64 Bimbang
65 Berbahagialah
66 Dia membutuhkan mu
67 Khawatir
68 Semua Khawatir
69 Menjenguk Hazel
70 Tertangkap Pelakunya
71 Perhatian Jarak Jauh
72 Pulang
73 Menemui Dirga
74 Harus Dengan Restu
75 Keinginan Syifa
76 Permintaan Davin
77 Kecurigaan Hazel
78 Bimbang
79 Rasa Yang Terbalas
80 Niat Ziana
81 Perasaan Tak Enak
82 Penjelasan Davin
83 Semua Khawatir
84 Setia Menemani
85 Kalian Marahan?
86 Kedatangan Davin
87 Permintaan Maaf
88 Hal Baik Harus Disegerakan
89 Kembali Sempurna
90 Gelisah
91 Berziarah
92 Pertunangan
93 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Terlambat Pulang
2
Hadiah untuk Syifa
3
Kedewasaan Syifa
4
Pergi Ziarah
5
Orang Asing
6
Hazel Anggara
7
Sebatas membantu
8
Hanya mengantar pulang
9
Mimpi yang diinginkan
10
Keinginan yang terwujud
11
Pergi meeting
12
Pasrah
13
Tak ada kata menyerah
14
Bertemu di pantai
15
Kenyamanan bersama Hazel
16
Kecemburuan Dirga
17
Tak habis pikir
18
Kerinduan
19
Kerasnya Hazel
20
Kesibukan
21
Kalah cepat
22
Tidak peka
23
Kerasnya Dirga
24
Keraguan
25
Saling canggung
26
Pembicaraan dengan Arifin
27
Satu keinginan
28
Keluhan Hazel
29
Tak mudah diwujudkan
30
Bermain bersama Hazel
31
Menyusul ke taman
32
Merasa menyesal
33
Pujian kecil
34
Bertukar mobil
35
Tanggung jawab baru
36
Panas hati
37
Sarapan Hangat
38
Arifin yang tak peka
39
Lagi-lagi Penggangu
40
Kembali Mengajar TPA
41
Gagalnya pertunangan
42
Kemarahan Ziana
43
Ungkapan Hati Hazel
44
Murid Baru
45
Mood yang hilang
46
Hadiah
47
Di tentang sang Papa
48
Hadiah untuk Syifa
49
Harapan Opa Hasan
50
Mengantarkan Syifa Sekolah
51
Kecemburuan Dirga
52
Kenekatan Dirga
53
Menyelamatkan Kanaya
54
Dibawa ke rumah
55
Ada Trauma
56
Tak ada kesempatan lagi
57
Usaha Hazel
58
Pergi bersama
59
Kembali tersenyum
60
Restu
61
Kebimbangan
62
Akhirnya bertemu
63
Menerima Undangan
64
Bimbang
65
Berbahagialah
66
Dia membutuhkan mu
67
Khawatir
68
Semua Khawatir
69
Menjenguk Hazel
70
Tertangkap Pelakunya
71
Perhatian Jarak Jauh
72
Pulang
73
Menemui Dirga
74
Harus Dengan Restu
75
Keinginan Syifa
76
Permintaan Davin
77
Kecurigaan Hazel
78
Bimbang
79
Rasa Yang Terbalas
80
Niat Ziana
81
Perasaan Tak Enak
82
Penjelasan Davin
83
Semua Khawatir
84
Setia Menemani
85
Kalian Marahan?
86
Kedatangan Davin
87
Permintaan Maaf
88
Hal Baik Harus Disegerakan
89
Kembali Sempurna
90
Gelisah
91
Berziarah
92
Pertunangan
93
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!