┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅
Begitu bahagia Syifa saat ini, tidak bermain yang aneh-aneh hanya bermain pasir saja dan membuat istana pasir bersama Hazel.
Ternyata, meski baru saja bertemu dan juga saling mengenal Syifa dan Hazel sama-sama bisa mengisi dan mengerti. Mereka bisa saling berbagi kebahagiaan dengan permainan yang masih mereka lakukan.
Sesekali Syifa akan merengut ketika tiba-tiba ombak datang dan menghancurkan istananya dan saat itu terjadi Hazel akan mengajak mundur lagi untuk menjauh supaya yang setelahnya tidak akan terkena ombak. Hal itu terjadi berulang-ulang.
Hazel juga terlihat sangat bahagia, nyatanya meski Syifa sesekali merengut dia terus saja tersenyum bahkan tertawa. Menggoda Syifa dan mengembalikan senyum manis di wajahnya.
Sementara Kanaya? Kanaya hanya berdiam diri melihat keduanya dari tempat yang sedikit jauh. Melihat bagaimana keduanya yang begitu dekat dan terus bermain bersama-sama.
Sementara Dirga? Dirga memandang keduanya lebih jauh lagi dari Kanaya. Melihat tak suka kedekatan mereka berdua dengan sesekali mengumpat Hazel yang sama sekali belum dia kenal.
Musnah sudah rencana Dirga untuk bisa mengambil hati Syifa juga Kanaya kini malah ada laki-laki lain yang langsung akrab dengan Syifa, bahkan mereka terasa sudah kenal lama.
"Sebenarnya siapa dia?" gumam Dirga dengan perasaan yang sangat amburadul di dalam hatinya. Dia ingin mendekat tapi tidak berani tapi dia sangat ingin menghampiri.
Kebingungan terjadi pada Dirga, dia sangat menginginkan dekat dengan Syifa tapi tak kuasa hingga akhirnya Dirga melangkah mendekati Kanaya dan duduk di sebelahnya meski dengan jarak aman, Kanaya tidak akan biarkan jika mereka terlalu dekat.
"Nay, apakah kamu tidak khawatir dengan kedekatan mereka berdua? Mereka baru bertemu tapi sudah sedekat itu, bagaimana kalau laki-laki itu punya niat jahat pada Syifa?"
Siapa tau dengan mengatakan itu Kanaya akan menjauhkan Syifa juga Hazel yang masih bersama. Kanaya kan sangat berhati-hati dalam hal apapun apalagi itu ada hubungannya dengan Syifa.
"Jika dia berniat buruk maka dia sudah melakukannya, tapi itu tidak dia lakukan kan?"
Kanaya menoleh sekejap, melihat Dirga yang tak sependapat dengan apa yang Kanaya katakan. Jelas Dirga tidak sependapat karena dia hanya ingin Kanaya juga Syifa dekat dengan dirinya bukan dengan laki-laki lain.
Posisi juga keberadaan akan terancam, niatnya untuk bisa memiliki Kanaya akan semakin susah jika ada saingan yang lebih berat. Sendiri saja dia sangat susah meluluhkan hati Kanaya, bagaimana dengan adanya saingannya?
"Kamu yakin? Jaman sekarang banyak modus untuk bisa berbuat jahat, Nay. Dia mendekati hingga benar-benar dekat dan setelah itu niatnya baru akan benar-benar dia lakukan."
Masih Dirga mencoba untuk menghasut Kanaya. Tapi Kanaya bukan perempuan bodoh yang tidak bisa membedakan mana yang baik juga tidak, dia adalah perempuan cerdas yang bisa melakukan hal mudah seperti itu.
Meski baru dua kali juga Kanaya bertemu dengan Hazel dan sempat salah paham tapi dia sangat yakin sekarang kalau Hazel adalah orang yang sangat baik. Terlihat dari segala perilakunya dan ketulusan yang terlihat jelas di sorot matanya.
"Biar waktu yang menjawab," hanya itu yang terakhir Kanaya katakan.
Dia mengatakan itu dan juga membiarkan Syifa dekat dengan Hazel bukan berarti dia membuka hati untuk laki-laki itu, dia hanya ingin melihat kebahagiaan Syifa ketika bersamanya.
Kanaya begitu bahagia bisa melihat Syifa senang seperti ini. Kebahagiaan bisa di dapatkah dari siapapun, bukan hanya dari dirinya ataupun seluruh anggota keluarga tapi juga orang lain termasuk Hazel ataupun Dirga.
'Mas, jika ini salah maka jangan biarkan ini terjadi. Jangan biarkan Syifa dekat dengannya dan pisahkan mereka dengan cara yang baik-baik,' batin Kanaya. Meminta petunjuk kepada mendiang suaminya apakah ini hal yang salah atau tidak.
Kanaya tidak mau kalau dekat dengan laki-laki lain akan membuat Syifa melupakan sosok abi_nya. Kanaya tidak mau itu.
"Umi, sini!" tangan Syifa melambai-lambai memanggil Kanaya yang masih sangat serius melihat keduanya.
Bukan hanya Syifa saja yang menoleh ke arahnya tapi juga Hazel yang hanya diam dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Umi, sini!" teriaknya lagi dengan tangan yang melambai-lambai semakin tinggi.
"Apakah kamu akan datang juga? Apakah itu artinya kamu telah membuka hati untuk laki-laki itu?" Intonasi Dirga sudah sangat berbeda dari sebelumnya, mungkin dia sangat tak suka dan tidak setuju jika Kanaya juga akan mendekat dan bermain bersama dengan mereka.
Kanaya menoleh dengan cepat ke arah Dirga yang begitu sangat tidak menyukai keinginan dari Syifa yang meminta Kanaya untuk mendekati mereka. Tentu hati Dirga terasa sangat sakit juga tumbuh amarah yang perlahan mulai membesar meski Kanaya belum melakukan apa yang Syifa minta.
"Apa yang lebih dari dia bahkan kamu pun juga langsung tertarik kepadanya?"
Sangat jelas jika Dirga saat ini sangat cemburu dengan keadaan yang tidak direncanakan oleh Kanaya ataupun oleh Hazel sendiri, bahkan mereka tidak tahu kalau mereka berada di tempat yang sama untuk liburan kali ini.
"Apa maksud kamu, Mas? Mendekati dia bukan berarti aku menerima apalagi membuka hati untuknya. Mas Hazel ataupun Mas Dirga sama-sama tidak bisa membuka hati Kanaya. Karena di dalam hati Kanaya hanya ada seorang saja yaitu suami Kanaya."
"Oh, jadi namanya Hazel! Sepertinya kamu sudah sangat mengenalnya, Nay. Apakah ini adalah kesekian kalinya kalian bertemu?"
Semakin sinis Dirga mengatakan semakin menjelaskan bahwa dia sangat tidak menyukai akan kehadiran Hazel saat ini apalagi bisa bermain dengan bebas dan bersama Syifa.
Hal inilah yang sangat tidak disukai oleh Kanaya dari Dirga, Dia memiliki kecemburuan yang sangat besar dan juga memiliki sifat yang egois dan tentunya dia juga memiliki pemikiran negatif kepada siapapun termasuk Kanaya sendiri.
"Dan ya! Suamimu sudah lama meninggal, dia tidak akan kembali lagi dan kalian tidak akan pernah bisa bersatu. Kamu harus ingat itu Nay! dan kamu harus bisa menerima kenyataan dan bukalah hatimu untukku, untukku saja."
Kata-kata Dirga begitu menegaskan. Jelas itu sangat memaksa untuk Kanaya bisa menerima dirinya, dan hanya dirinya saja.
Dengan cara lembut juga baik-baik saja Kanaya belum bisa membuka hatinya apalagi dengan cara paksa seperti sekarang ini, pasti akan semakin susah untuk dia menerima Dirga.
"Terserah kamu, Mas."
Tak mau berdebat lagi dengan Dirga Kanaya lebih memilih beranjak. Niatnya dia tidak mau mendekati Syifa juga Hazel karena dia menghargai Dirga, tapi dengan kata-katanya barusan? Dia tidak mau terus berdebat lagi dengannya.
"Kamu jelas sangat tertarik Nay dengan laki-laki itu, tapi aku tidak akan biarkan itu terjadi. Kamu hanya menjadi milikku saja, bahkan jika suamimu masih adapun aku akan mengambil kamu darinya apalagi sekarang?" gumam Dirga yang begitu egois.
Sementara Kanaya, Kanaya pura-pura tersenyum di hadapan Syifa meski hatinya masih sangat kesal dengan Dirga. Dia berjongkok di hadapan Syifa juga Hazel dan mulai ikut mengisi ember kecil dengan pasir untuk di jadikan istana pasir. Itupun juga karena keinginan Syifa.
"Umi, ini di isi yang penuh ya. Setelah penuh nanti om yang mencetaknya," ucap Syifa memberikan arahan.
Kanaya juga Hazel hanya tersenyum kecil saja itupun juga dengan singkat berbeda dengan Syifa yang tersenyum begitu lama setelah melihat keduanya bergantian.
Semakin tak suka Dirga melihat kedekatan mereka bertiga. Hatinya benar-benar terasa panas.
┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
butuh pemadam kebakaran nihhh
ada yg kbakar api cemburu Nih hahaha
2023-01-05
2
❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT
nah loh..emangnya kamu itu siapa dirga..kenapa kamu mengatur ngatur hidup kanaya
2023-01-05
3
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
gimana gk Naya gk ilfeel sama kamu Ga klo sikapmu egois dan pencemburu gitu blum apa2 jdi juga..yg diinginkan kanaya hanya satu melihat syifa bahagia.
2022-12-27
2