Tak ada kata menyerah

┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅

Terlihat Dirga begitu bahagia bisa berjalan-jalan dengan Syifa juga dengan Kanaya. Dia menyetir juga begitu semangat hingga dia terus tersenyum dan juga berbicara dengan Syifa, tapi Kanaya? dia sama sekali diam dan tak mengatakan apapun.

Meski Syifa berada di depan juga dan terus berbicara dengan Dirga namun Kanaya terus menoleh ke arah luar jendela, melihat semua pemandangan yang di lalui terutama bangunan-bangunan yang berjajar di pinggir jalan meski hanya sebuah toko-toko.

Niat hati ingin pergi berdoa saja kini menjadi pergi bertiga. Jika ada orang yang melihat pastilah mereka akan mengira bahwa mereka adalah kelurga bahagia, tapi kenyataannya? Tidak sama sekali.

"Umi, umi kenapa diam saja dari tadi, Umi tidak sedang sakit kan? Umi baik-baik saja kan?" Syifa menoleh ke arah Kanaya, melihat bagaimana wajahnya dan memastikan.

"Hem, umi tidak apa-apa. Umi hanya sedang lelah." yah! mungkin Kanaya memang sangat lelah karena terus di kejar oleh Dirga dari masa kuliah dulu.

Dulu Dirga adalah orang yang begitu menyebalkan, ingin kenal tapi juga gengsi karena tidak mau mendekati lebih dulu hingga dia terus saja mencari perhatian.

Dia terus membuat Kanaya merasa sangat jengah dengan semua tingkah yang terus dia lakukan, bahkan dia dulu juga sempat memfitnah Kanaya hanya karena ingin bisa bicara dengan Kanaya.

Bagaimana mungkin Kanaya akan bicara padanya di saat dia menjadi istri dari laki-laki lain. Kanaya sangat tau kalau Dirga sangat tertarik padanya maka dari itu dia tidak pernah menggubris apapun yang Dirga lakukan.

Apalagi setelah suaminya meninggal? Dirga lebih semangat lagi bahkan hingga sekarang dia tak pernah menyerah meski Kanaya sudah terus menolaknya.

"Kenapa, Nay. Apakah kamu lelah karena aku?" ternyata Dirga peka juga dengan keadaan Kanaya. Dia memang merasa lelah karena ada Dirga yang selalu keras kepala.

"Tidak, hanya saja mas Dirga tidak seharusnya ikut dengan kami," jawab Kanaya begitu jujur.

Terlalu lelah hanya untuk basa-basi hingga Kanaya langsung mengatakan kejujuran pada Dirga kalau dia memang sangat lelah karena ada Dirga bersama mereka.

"Hem, maaf. Ayolah, Nay. Kamu buka lembaran baru dan terima aku, aku janji tidak akan pernah mengecewakan mu aku akan selalu membahagiakan kami dan juga Syifa."

Kemana lagi Dirga mengatakan hal ini. Entah sudah yang kesekian kalinya Dirga mengatakan ini tapi yang jelas sampai sekarang pun Kanaya tidak pernah menerima Dirga atau siapapun di dalam hatinya. Dia masih menutup hatinya yang sampai sekarang hanya untuk mendiang suaminya saja.

Tak mudah untuk membuka hati lagi untuk siapapun apalagi dari awal Kanaya memang tidak pernah suka dengan Dirga. Cinta tidak bisa di paksakan kan?

"Maaf, Mas. Tapi saya tidak bisa." Kanaya kembali memalingkan wajahnya.

"Terdengar helaan nafas panjang dari Dirga, mungkin dia sangat tak habis pikir dengan Kanaya yang begitu kekeuh tak mau membuka hati untuk dirinya.

"Apalagi yang harus aku lakukan supaya kamu mau menerima ku, Nay. Apakah belum cukup penantian ku selama lima tahun? masih berapa tahun lagi aku harus menunggu mu," suaranya terdengar sangat pelan dan penuh kelembutan.

"Tidak ada yang harus mas lakukan. Mas juga tidak seharusnya menunggu Naya, karena sampai kapanpun tak akan pernah bisa. Kanaya tidak bisa membuka hati untuk siapapun."

Begitu pusing dan seolah kehilangan cara untuk bisa membuat Kanaya menerimanya. Dengan cara apa lagi? semua cara seakan sudah dia lakukan dan semua juga tak bisa membuat Kanaya bisa menerimanya.

"Seharusnya Mas bisa buka hati untuk perempuan lain, masih banyak perempuan di luar sana yang bisa menerima kamu, Mas. Dan itu bukan aku, aku tidak akan bisa."

Kanaya melihat Syifa dan ternyata anak itu sudah terlelap. Ini lebih baik daripada Syifa mendengar perdebatan mereka berdua.

Satu kekeuh menolak sementara yang satu juga kekeuh untuk terus berjuang untuk bisa mendapatkan hatinya.

"Tidak, tidak akan ada yang lain selain kamu. Seberapa lama lagi aku akan tetap menunggu aku tidak akan menyerah karena aku yakin suatu saat nanti kamu akan membuka hatimu untuk ku."

"Terserah kamu, Mas. Yang terpenting Naya sudah memperingatkan kamu untuk berhenti, karena sampai kapanpun penantian kamu akan sia-sia."

Dengan cara apa juga Kanaya untuk bisa menjelaskan pada Dirga supaya mau berhenti mengejarnya. Kanaya sangat kasihan pada Dirga kalau dia terus mengejarnya karena itu tidak akan pernah berhasil. Kanaya tidak akan membuka hati untuknya.

Tak lama mereka terus berbicara akhirnya sampai juga di salah satu pantai. Dengan hati-hati Kanaya membangunkan Syifa.

"Sayang, kita sudah sampai, bangun yuk."

Tidak susah membangunkan Syifa karena dia juga langsung terbangun. Tangannya seketika mengusap matanya bergantian hingga berhasil jelas melihat apa yang ada di hadapannya.

"Pantai?!" senyumnya seketika mengembang meski matanya masih terlihat merah dan suaranya juga masih terdengar serak yang khas bangun tidur.

"He'em, kita sudah sampai. Kita turun?"

Syifa mengangguk antusias dia sudah tidak sabar untuk turun dari mobil dan menikmati indahnya pantai dan merasakan gelinya pasir pantai tanpa menggunakan alas kaki apapun.

Kanaya membuka pintu, dia turun terlebih dahulu lalu membopong Syifa untuk turun juga. Sejenak dia melirik ke arah Dirga, dia masih terlihat kecewa karena semua perkataan yang Kanaya ucapkan tadi padanya.

Tanpa berkata-kata lagi Kanaya menutup pintu dan perlahan berjalan setelah Syifa meminta untuk turun.

Dirga masih terus berasa di dalam mobil, melihat Kanaya yang sudah berjalan dengan menggandeng Syifa yang benar-benar melepas alas kakinya.

"Sampai kapan kamu akan menutup hati seperti ini, Nay. Apakah memang tidak ada kesempatan untuk ku menggantikan posisi suamimu di dalam hati mu?"

"Dengan cara apa lagi, aku lelah, tapi aku juga tidak mau menyerah. Kamu adalah cintaku, Nay, dan aku sangat yakin kalau kamu akan aku dapatkan."

Dirga terus berharap, hingga akhirnya dia turun dan berjalan untuk mengejar Syifa juga Kanaya yang sudah jauh.

┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅

Bersambung....

Terpopuler

Comments

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

judulnya yg pa keu keuh keukeueh
satu kekeuh mau satu kekeuh gak mau

2023-01-05

2

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

sdh ngga mau ya jangan di paksakan lah Dirga.. walau namamu sama tp posisimu di hati Kanaya ngga akan sama

2023-01-05

3

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

oh kasihan oh kasihan sungguh kasihan sabar ya Dirga mungkin Naya memang bukan jodohmu klu memang suatu hari nanti dia jodohmu pasti dia akan tetap memilihmu dan sebenarnya pertemuan dengan cara menyebalkan itu biasa nya malah akan menjadi jodoh Lo tapi ini kok ngk apa Krn Kanaya sdh terlalu bosan Dengan semua tingkah laku Dirga yang keterlaluan..tapi tak taulah biasanya cinta datang Krn terbiasa dan kangen dengan seseorang yang menyebalkan tapi ini kayaknya bener" beda ( beginilah cinta deritanya tiada akhir 🤭 )

2023-01-05

3

lihat semua
Episodes
1 Terlambat Pulang
2 Hadiah untuk Syifa
3 Kedewasaan Syifa
4 Pergi Ziarah
5 Orang Asing
6 Hazel Anggara
7 Sebatas membantu
8 Hanya mengantar pulang
9 Mimpi yang diinginkan
10 Keinginan yang terwujud
11 Pergi meeting
12 Pasrah
13 Tak ada kata menyerah
14 Bertemu di pantai
15 Kenyamanan bersama Hazel
16 Kecemburuan Dirga
17 Tak habis pikir
18 Kerinduan
19 Kerasnya Hazel
20 Kesibukan
21 Kalah cepat
22 Tidak peka
23 Kerasnya Dirga
24 Keraguan
25 Saling canggung
26 Pembicaraan dengan Arifin
27 Satu keinginan
28 Keluhan Hazel
29 Tak mudah diwujudkan
30 Bermain bersama Hazel
31 Menyusul ke taman
32 Merasa menyesal
33 Pujian kecil
34 Bertukar mobil
35 Tanggung jawab baru
36 Panas hati
37 Sarapan Hangat
38 Arifin yang tak peka
39 Lagi-lagi Penggangu
40 Kembali Mengajar TPA
41 Gagalnya pertunangan
42 Kemarahan Ziana
43 Ungkapan Hati Hazel
44 Murid Baru
45 Mood yang hilang
46 Hadiah
47 Di tentang sang Papa
48 Hadiah untuk Syifa
49 Harapan Opa Hasan
50 Mengantarkan Syifa Sekolah
51 Kecemburuan Dirga
52 Kenekatan Dirga
53 Menyelamatkan Kanaya
54 Dibawa ke rumah
55 Ada Trauma
56 Tak ada kesempatan lagi
57 Usaha Hazel
58 Pergi bersama
59 Kembali tersenyum
60 Restu
61 Kebimbangan
62 Akhirnya bertemu
63 Menerima Undangan
64 Bimbang
65 Berbahagialah
66 Dia membutuhkan mu
67 Khawatir
68 Semua Khawatir
69 Menjenguk Hazel
70 Tertangkap Pelakunya
71 Perhatian Jarak Jauh
72 Pulang
73 Menemui Dirga
74 Harus Dengan Restu
75 Keinginan Syifa
76 Permintaan Davin
77 Kecurigaan Hazel
78 Bimbang
79 Rasa Yang Terbalas
80 Niat Ziana
81 Perasaan Tak Enak
82 Penjelasan Davin
83 Semua Khawatir
84 Setia Menemani
85 Kalian Marahan?
86 Kedatangan Davin
87 Permintaan Maaf
88 Hal Baik Harus Disegerakan
89 Kembali Sempurna
90 Gelisah
91 Berziarah
92 Pertunangan
93 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Terlambat Pulang
2
Hadiah untuk Syifa
3
Kedewasaan Syifa
4
Pergi Ziarah
5
Orang Asing
6
Hazel Anggara
7
Sebatas membantu
8
Hanya mengantar pulang
9
Mimpi yang diinginkan
10
Keinginan yang terwujud
11
Pergi meeting
12
Pasrah
13
Tak ada kata menyerah
14
Bertemu di pantai
15
Kenyamanan bersama Hazel
16
Kecemburuan Dirga
17
Tak habis pikir
18
Kerinduan
19
Kerasnya Hazel
20
Kesibukan
21
Kalah cepat
22
Tidak peka
23
Kerasnya Dirga
24
Keraguan
25
Saling canggung
26
Pembicaraan dengan Arifin
27
Satu keinginan
28
Keluhan Hazel
29
Tak mudah diwujudkan
30
Bermain bersama Hazel
31
Menyusul ke taman
32
Merasa menyesal
33
Pujian kecil
34
Bertukar mobil
35
Tanggung jawab baru
36
Panas hati
37
Sarapan Hangat
38
Arifin yang tak peka
39
Lagi-lagi Penggangu
40
Kembali Mengajar TPA
41
Gagalnya pertunangan
42
Kemarahan Ziana
43
Ungkapan Hati Hazel
44
Murid Baru
45
Mood yang hilang
46
Hadiah
47
Di tentang sang Papa
48
Hadiah untuk Syifa
49
Harapan Opa Hasan
50
Mengantarkan Syifa Sekolah
51
Kecemburuan Dirga
52
Kenekatan Dirga
53
Menyelamatkan Kanaya
54
Dibawa ke rumah
55
Ada Trauma
56
Tak ada kesempatan lagi
57
Usaha Hazel
58
Pergi bersama
59
Kembali tersenyum
60
Restu
61
Kebimbangan
62
Akhirnya bertemu
63
Menerima Undangan
64
Bimbang
65
Berbahagialah
66
Dia membutuhkan mu
67
Khawatir
68
Semua Khawatir
69
Menjenguk Hazel
70
Tertangkap Pelakunya
71
Perhatian Jarak Jauh
72
Pulang
73
Menemui Dirga
74
Harus Dengan Restu
75
Keinginan Syifa
76
Permintaan Davin
77
Kecurigaan Hazel
78
Bimbang
79
Rasa Yang Terbalas
80
Niat Ziana
81
Perasaan Tak Enak
82
Penjelasan Davin
83
Semua Khawatir
84
Setia Menemani
85
Kalian Marahan?
86
Kedatangan Davin
87
Permintaan Maaf
88
Hal Baik Harus Disegerakan
89
Kembali Sempurna
90
Gelisah
91
Berziarah
92
Pertunangan
93
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!