Hazel Anggara
┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅
Bagaimana mungkin hanya dengan satu pertemuan saja mampu membuat laki-laki asing itu sangat penasaran. Dia tidak mengenal wanita yang tadi sempat berteduh dengannya tapi dia tau kalau dia adalah istri dari mendiang Dirga pasiennya lima tahun yang lalu.
Suaminya yang mengidap penyakit mematikan itu dialah yang menjadi dokter spesialisnya. Dialah yang selalu membantu suaminya saat menjalani kemoterapi yang hanya selalu seorang diri saja. Dan saat itu hanya dia yang selalu menemani.
Meski tak banyak mengenal tapi dia tau bagaimana suaminya yang begitu menyayanginya sampai-sampai dia tidak mengatakan pada istrinya karena tidak mau membuatnya sedih karena sedang hamil.
Flashback.....
'Seharusnya dalam keadaan apapun istri anda, anda harus tetap mengatakannya. Dia pasti akan selalu menemani anda saat menjalani pengobatan seperti ini,' katanya di hadapan Dirga Gantara yang malah tersenyum saja menanggapi ucapannya.
'Hem, anda ini,' meski terlihat tak habis pikir namun dia tetap menjalankan apapun yang seharusnya. Merawat dan juga memastikan semua pengobatan berjalan lancar.
'Dok, saya tidak mengenal siapa anda, siapa keluarga anda, darimana anda berasal tapi saya sangat yakin kalau anda sangat baik.'
'Jika kemoterapi yang setelah ini saya tidak datang mungkin Tuhan sudah memanggil saya. Bolehkah saya minta tolong sesuatu?'
'Apa?'
'Jika itu benar, saya minta tolong datangi istri saya dan mintakan maaf saya padanya. Katakan kalau saya benar-benar cinta dan sayang padanya.'
'Dan ya, saya minta tolong. Jika suatu saat dia menangis karena saya. Tolong usap air matanya dengan sapu tangan ini.' katanya dengan memberikan sapu tangan pada dokter tersebut.
'Anda benar-benar orang tergila yang pernah saya kenal. Anda meminta laki-laki lain untuk menghapus air mata istri Anda? Hem...' dokter geleng-geleng tak percaya.
'Saya minta tolong. Kalau anda tidak bisa melakukannya paling tidak berikan sapu tangan ini padanya.'
'Hem, anda ini. Kayak udah mau meninggal saja. Semangatlah untuk hidup, ingat istri dan anak anda yang belum lahir.'
NORMAL.....
"Hutang saya sudah lunas, tuan Dirga. Amanah anda sudah saya jalankan. Berbahagialah di sana," kata sang dokter.
Hazel Anggara. Seorang dokter spesialis yang mengenal suami Kanaya meski tidak banyak, tapi dia kenal karena dia adalah dokter yang dulu menjadi dokter spesialis Dirga Gantara.
Seulas senyum di tengah-tengah hati yang sangat lega karena sudah menjalankan amanah dari suaminya, menghapus air mata istrinya dengan sapu tangannya. Hem, cukup membuat Hazel berdebar-debar jantungnya.
Bagaimana tidak, dia harus berhadapan dengan seorang perempuan yang tidak dia kenal dan baru sekali ini dia bertemu dengan berbekal foto saja.
Dia harus berhadapan dengan perempuan yang sekarang sudah menjadi janda yang suaminya adalah pasiennya sendiri. Bukan itu saja, tapi dia harus berhadapan dengan perempuan yang tidak seiman dengannya. Ya! Hazel adalah laki-laki non muslim.
"Eh, siapa bilang amanah ku sudah selesai aku harus memberikan sapu tangan ini padanya kan?"
Cepat Hazel menaiki motornya untuk mengejar mobil Kanaya yang sudah berjalan dan semakin jauh. Tak peduli hujan dia terjang begitu saja tanpa jas hujan, hanya memakai helm saja supaya matanya tidak terkena air.
Terus Hazel melajukan motor dengan cepat, dia ingin bisa mengejar Kanaya.
Tinn.... Tinn....
Klakson berkali-kali Hazel bunyikan untuk bisa menghentikan Kanaya, berharap dengan mendengar suara itu Kanaya akan berhenti.
Tapi ternyata tidak! Kanaya tetap melajukan mobilnya dengan cepat karena tak mau melihat Hazel. Setelah kejadian barusan bagaimana dia sanggup melihat wajah Hazel.
"Hey, berhenti sebentar! Saya hanya ingin bicara sebentar saja. Tolong berhenti!" teriak Hazel yang tak mau menyerah.
Motornya sudah berhasil tepat di samping mobil Kanaya dan tentunya Kanaya juga sudah melihatnya tapi itu tidak membuat Kanaya berhenti.
"Saya mohon, sebentar saja!" teriaknya lagi.
Hazel begitu kekeuh begitu juga dengan Kanaya dia juga sama tak mau berhenti. Bukan hanya karena ingin menghindari saja tapi Kanaya juga sangat takut.
Di tengah-tengah hujan lebat seperti saat ini tak ada siapapun yang lewat dan hanya mereka berdua saja, bagaimana kalau laki-laki itu adalah orang jahat?
"Tidak, saya tidak mau berhenti! Anda pasti punya niat jahat pada saya!" teriak Kanaya yang terus melajukan mobilnya dengan semakin cepat.
"Tidak, saya orang baik. Percayalah! Saya hanya mau bicara sebentar saja. Berhenti!"
Bagaimana mau berhenti, tidak mungkin Kanaya akan berhenti di tengah-tengah hujan seperti itu dan tidak ada tempat untuk berteduh. Lagian apa yang ingin dia bicarakan.
"Saya mohon... Berhenti seben... Akkkk...."
Brakkk....
Motor Hazel ambruk karena kaca motor senggolan dengan kaca mobil Kanaya. Hazel yang tidak fokus akhirnya tak bisa mengendalikan motornya hingga akhirnya dia otomatis ikut terjatuh.
Ckittt..
Meski Kanaya juga tidak sengaja dia juga merasa sangat bersalah hingga akhirnya dia menghentikan mobilnya.
Kanaya menoleh dan melihat Hazel yang sudah terjatuh dan perlahan dan mulai kesusahan menarik kakinya yang tertimpa motornya sendiri.
Jelas Kanaya sangat heran, demi apa laki-laki itu melakukan semua ini? Mereka tidak saling kenal dan belum pernah bertemu tapi dia berani mengganggunya seperti ini.
"Ya Allah, siapa dia?" gumam Kanaya.
Ingin keluar tapi takut kalau itu hanya sebuah modus dari para penjahat untuk mendapatkan mangsa, tapi kalau tidak keluar melihat hal itu juga sangat kasihan.
"Bismillahirrahmanirrahim," gumam Kanaya dan akhirnya memutuskan untuk keluar demi membantu laki-laki asing itu.
Dengan payung di tangan Kanaya keluar dari mobil menghampiri laki-laki itu yang sudah berhasil meloloskan kakinya dari bawah motor. Terlihat wajah meringis-ringis dengan tangan segera melipat kaki dan melihat keadaan kakinya sendiri.
"Anda tidak apa-apa?" dengan takut Kanaya bertanya, dia juga tidak berani terlalu dekat.
Seketika Hazel melirik dengan tajam, dengan tangan yang masih memegangi satu kakinya sendiri yang di lipat ke atas.
"Tidak apa-apa kamu bilang?!lihatlah, kakinya hampir patah karena kamu. Apa susahnya sih berhenti sejenak?!" yang terjadi adalah dia memarahi Kanaya. Hatinya mungkin sangat kesal karena Kanaya tidak mau berhenti hingga akhirnya sampai seperti ini sekarang.
"Sa_saya minta maaf," suara Kanaya gugup dan juga penuh penyesalan.
"Kalau kaki saya patah bagaimana, apa kamu mau bertanggung jawab!?" imbuhnya lagi dan tetap dengan nada yang sama.
"La_lagian Anda juga salah, kenapa juga membuntuti saya. Ya, ya saya pikir anda orang jahat," kata-kata Kanaya sudah mulai bertambah banyak juga sudah mulai berani.
"Penjahat, apa wajahku ada tampang penjahat gitu?!" Hazel semakin kesal bagaimana mungkin orang setampan dia di katain penjahat.
"Ya, siapa tau. Orang tampan juga belum tentu baik," jawab Kanaya berani.
"Hem, sudah. Sekarang tolong saya berdiri! Dan sebagai tanggung jawab mu kamu harus memberikan saya tebengan. Antar saya pulang."
"Hah!" Kanaya begitu terkejut dengan keinginan Hazel tersebut. Membantu berdiri? Mengantarkan dia pulang?
"Ta_tapi?" jelas Kanaya akan berpikir panjang untuk menolong dia berdiri, dengan itu bukankah dia harus menyentuhnya?
"Kenapa, apa di agamamu menolong itu tidak boleh?"
Agamaku? Ya! Seketika Kanaya terkesiap mendengar itu. Apakah itu artinya dia bukan seiman dengan Kanaya?
"Bu_bukan seperti itu, ta_tapi...?"
"Karena kita beda agama atau karena kita beda jenis?" tanyanya dengan begitu sinis.
"Kalau beda agama berarti agamamu bukan agama yang baik karena membiarkan orang kesakitan tanpa mau membantunya. Tapi kalau karena beda jenis mana mungkin, dokter tidak akan merawat pasien kalau begitu?"
Bagaimana mungkin Kanaya akan membuat orang menganggap agamanya seburuk itu, tapi memang dalam agama tidak boleh menyentuh laki-laki yang bukan mahram kan, itu adalah dosa. Tapi dengan seperti ini?
"Hem... Hem..., ba_baiklah," akhirnya Kanaya setuju untuk menolong.
Kanaya mendekat dengan masih bimbang, satu tangan masih memegangi payung sementara yang satu dengan ragu mulai membantu Hazel.
Perlahan Hazel berdiri dia jelas pincang karena kakinya yang satu terluka. Kanaya ingin membantu sebatas memegangi lengan saja tapi tanpa aba-aba tangan Hazel langsung melingkar dari tengkuk Kanaya. Namun Hazel yang belum seimbang hampir saja terjatuh.
Kanaya yang sangat terkejut langsung memegangi tangan itu dari arah samping dan tangan satunya merangkul pinggang Hazel tentu saja payung tadi juga terlepas dan membuat mereka kehujanan bersama-sama.
"Terima kasih," ucap Hazel membuat Kanaya menoleh dan melihat wajah basah Hazel akibat air hujan.
Beberapa detik tatapan keduanya tertahan hingga akhirnya ada bunyi guntur yang mengejutkan keduanya. Canggung, ya! Itulah akhirnya yang mereka rasakan.
"Maaf," ucap Hazel dan Kanaya sudah menunduk.
Kanaya diam tak menjawab namun hatinya terus beristighfar. Tak lama dia membiarkan tangan itu di tengkuk sampai bahunya bahkan Kanaya juga memegangi pergelangan tangan yang tertutup jaket tapi tangan yang satu dia jauhkan dari tubuh Hazel.
Bergegas Kanaya memapah dan benar akan mengantarkan Hazel pulang sebagai tanda tanggung jawabnya.
┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊
ternyata lelaki yg hapus air mata Kanaya itu dokter yg rawat dirga
aku baru tahu Dirga kena penyakit' Parah yg mengharuskan kemo ya
hmm baru tahu aku ka
2023-01-04
2
🌈Pelangiku
akan ada persaingan sengit nih antara Dirga dan hazel...seru seru..
2022-12-16
2
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
eh niatnya hazel mau memberikan sapu tangan dari dirga ke aya eh malah terserempet mobilnya
2022-12-12
2