Pergi meeting

┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅

Kedatangan Kanaya di kantor jelas langsung di sambut oleh seseorang yang sudah dia tahun ini menjadi asistennya. Bahkan karena menunggu kanaya sampai orang itu sudah menunggu di depan pintu dengan mondar-mandir.

Bagaimana tidak? Koleganya sudah menunggu sepuluh menit yang lalu dan Kanaya belum juga datang, namun setelah terlihat asistennya itu seketika langsung menghampiri.

"Nay, Pak Friz sudah datang sepuluh menit yang lalu dan beliau sudah menunggu di ruangan mu," katanya.

"Maaf, Mas. Tadi Naya harus membujuk Syifa lebih dulu karena seharusnya hari ini kami akan pergi. Tapi Alhamdulillah, Syifa mau mengerti," Kanaya seketika berjalan dengan membawa beberapa berkas sementara laptopnya sudah langsung di ambil oleh asisten itu yang tak lain adalah kakak sepupunya sendiri.

Arifin Aryanto. Yah, Arifin yang dulu adalah laki-laki yang selalu menginginkan penderitaan Kanaya dan sekarang? Sekarang dia telah berubah dan mendapatkan jabatan sebagai asisten Kanaya. Bahkan sudah dua tahun ini.

Pendidikannya yang sebenarnya lulus kuliah itu akhirnya berguna sekarang. Dulu dia hanya main-main saja dengan kesenangan dan juga kepuasan dunia saja, tapi sekarang?

Setelah dia tau dia salah dan telah di khianati oleh dua istrinya yang akhirnya sekarang di ceraikan semua. Sekarang dia hanyalah seorang duda yang fokus membantu Kanaya, mengurus perusahaan peninggalan suaminya.

"Tapi Syifa mau mengerti kan?" jelas Arifin sangat khawatir kalau Syifa tidak mau mengerti karena kolega yang datang saat ini adalah kolega besar yang akan membuat perusahaannya semakin besar.

"Alhamdulillah, Mas. Tapi setelah selesai meeting saya harus pulang dan semuanya saya minta mas yang handle."

"Baiklah, serahkan semuanya padaku," jawab Arifin yang sangat yakin.

Awalnya Kanaya ragu kalau Arifin benar-benar berubah, dia takut kalau dua hanya tobat sambel yang sewaktu-waktu akan di ulangi kembali. Tapi ternyata tidak, dia benar-benar telah berubah dan juga memberikan tenaganya full untuk mendukung Kanaya.

Keduanya melangkah berdampingan dan menuju ke ruangan Kanaya yang sudah ada kolega besarnya.

"Pagi, Bu. Ini berkas yang anda minta. Semuanya sudah lengkap dan sudah saya cek ulang."

Langkah Kanaya dan juga Arifin terhenti di depan pintu setelah ada perempuan yang datang dan menyapanya.

Menyampaikan berkas yang sudah lebih dulu dia kerjakan dan segera memberikannya kepada Kanaya.

"Terima kasih, Neyna." segera Kanaya mengambil berkas tersebut dan membukanya lebih dulu sebelum dia masuk.

Neyna Lukman. Sekertaris yang juga menjadi kepercayaan Kanaya. Gadis cantik asli Semarang namun lulusan dari salah satu fakultas di Jogja.

"Bagaimana Bu, apakah ada yang kurang?" tanya Neyna kalau melihat Kanaya yang terlihat sangat fokus dengan berkas yang baru saja dia berikan.

"Alhamdulillah, semuanya sudah benar. Semoga kali ini kita berhasil lagi mendapatkan kolega besar. Dengan seperti itu perusahaan ini akan semakin besar," harap Kanaya.

"Amin, semoga saja ya, Nay. Semoga harapan kita semuanya terjadi dan bisa berjalan dengan lancar," ucap Arifin.

"Amin, Bu." Neyna pun juga berharap hal yang sama.

Mereka bertiga tersenyum bersama sebelum akhirnya Kanaya dan juga Arifin masuk sementara Neyna, Neyna pergi ke ruangannya sendiri untuk melanjutkan pekerjaannya.

Kedatangan Kanaya benar-benar di tunggu oleh koleganya, pak Friz dari Singapura.

Setelah melihat Kanaya datang dua orang laki-laki itu berdiri sebagai sambutan untuk Kanaya. Mereka ingin menyalami Kanaya namun Kanaya hanya bisa melakukannya sebatas menyatukan kedua telapak tangan di depan dada lalu tersenyum. "Maaf," katanya karena tidak mungkin akan menerima uluran tangan dari dua laki-laki asing itu.

"Bukan masalah," jawab salah satunya. Mereka juga tersenyum karena menghargai Kanaya.

Ternyata orang itu juga sangat pandai berbahasa Indonesia, bahkan sangat fasih cara penyampaiannya.

Karena tidak mendapat uluran dari Kanaya bukan berarti mereka tidak melakukannya pada Arifin, mereka menyalami Arifin dan langsung di balas.

"Maaf sudah membuat Anda menunggu," ucap Kanaya setelah saling sapa itu selesai. Kanaya juga mengulurkan tangan namun untuk meminta keduanya kembali duduk di tempat yang tadi.

"Bukan masalah. Saya maklum akan kesibukan anda, Nyonya. Bahkan saya sangat kagum dengan anda yang bisa melakukan semuanya. Anda sangat hebat, Nyonya."

"Anda terlalu berlebihan, Tuan. Saya tidak sehebat itu. Saya masih sangat jauh dari kata hebat. Anda yang lebih hebat."

Keduanya saling memuji membuat keakraban terjalin dengan mudah dan gak ada rasa gugup dalam diri Kanaya. Sebelumnya dia sangat takut karena dia terlambat, apalagi berhadapan dengan orang asing yang tidak dia tau bagaimana karakter sebenarnya. Dan ternyata dia sangat baik.

Kerja sama mulai di bicarakan, kedua pihak saling mengatakan semua yang memang sudah di persiapkan. Kanaya dengan di bantu oleh Arifin semennya pak Friz, dia di bantu dengan orang kepercayaannya yang dia ajak dengannya.

Setelah satu jam akhirnya berkas kesepakatan di tanda tangani dari dua belah pihak. Senyum pun terlontar dari keduanya. Alhamdulillah, kali ini kolega besar Kanaya dapatkan lagi.

"Anda benar-benar sangat luar biasa, Nyonya. Semoga saya tidak salah bekerja sama dengan Anda."

"Terima kasih atas kepercayaannya, Tuan. Saya harap Anda juga akan selalu puas dengan kinerja kami."

"Pasti, kalau begitu kami permisi. Sampai jumpa lagi satu bulan kedepan, Nyonya."

"Sekali lagi terima kasih, Tuan. Dan hati-hati di jalan," jawab Kanaya.

Pak Friz pergi dan Kanaya juga Arifin bisa tersenyum dan bernafas lega. Akhirnya mereka berhasil.

"Tuan Friz benar, kamu memang hebat, Nay. Mas bangga padamu."

Kanaya menoleh ke arah Arifin dia tersenyum dengan kebahagiaan yang sangat.

"Bukan Nay saja. Tapi mas Arifin juga sangat hebat kalau tidak ada mas Arifin Naya juga tidak akan bisa melakukan semua ini sendiri. Terima kasih, Mas."

"Aku yang berterima kasih karena kamu percaya padaku," Arifin memang yang lebih pantas berterima kasih. Dia tidak akan bisa lebih baik kalau tidak mendapat maaf jiga tidak mendapat kesempatan dari Kanaya.

Hidupnya sekarang me jadi lebih baik dan dia bisa lebih baik memaknai hidup yang benar.

"Mas, tolong urus semua berkasnya. Naya harus kembali."

"Serahkan padaku. Kamu bersenang-senanglah dengan Syifa. Dan ya! Sampaikan salamku pada si kecil itu aku sangat merindukannya. Maaf aku tidak bisa datang kemarin di hari ulang tahunnya, tapi nanti insyaallah aku akan datang."

"Tidak apa-apa, Mas. Lagian mas tidak datang juga karena menyelesaikan semua ini. Sekali lagi terima kasih. Saya permisi, assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam.."

Senyum Kanaya tinggalkan untuk Arifin. Adik sepupunya itu benar-benar luar biasa.

Roda memang selalu berputar kadang di atas dan kadang di bawah. Dulu Arifin busa mengendalikan Kanaya dan merasa paling kuat dan luar biasa dari Kanaya tapi sekarang? Semua sudah berbalik. Arifin bukan apa-apa tanpa Kanaya.

"Semoga kebahagiaan selalu menyertai mu, Nay."

┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅

Bersambung...

Terpopuler

Comments

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

jadi terharu melihat perubahan Arifin dan seharusnya begitu tak ada manusia yang tak ingin berubah apalagi Arifin sdh merasakan sakit hati terhadap pasangan hidupnya

2023-01-05

3

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊

Alhamdulillah percaya sama Tuhan kebaikan yg di tanam Dirga dan Kanaya pada Arifin membuah kan hasil
sekarang Arifin berubah menjadi Arifin yg baik dan menghargai kanaya

2023-01-04

3

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

Siapa om tampan yg di mimpikan Syifa.. apa mungkin Hazel,ataukah Dirga ya.. semoga nanti itu akan menjadi jodohnya Kanaya di masa mendatang. ngga nyangka ternyata Arifin kerja di peusahaan Kanaya ya,dulu dia minggat kemana tau2 dah kerja bareng Kanaya aja.. semoga Arifin benar2 tibat ngga pura² dan tulus membantu Kanaya. Arifin tinggal dimana apa ikut yinggal bareng Kanaya juga bareng wak Ami

2023-01-04

4

lihat semua
Episodes
1 Terlambat Pulang
2 Hadiah untuk Syifa
3 Kedewasaan Syifa
4 Pergi Ziarah
5 Orang Asing
6 Hazel Anggara
7 Sebatas membantu
8 Hanya mengantar pulang
9 Mimpi yang diinginkan
10 Keinginan yang terwujud
11 Pergi meeting
12 Pasrah
13 Tak ada kata menyerah
14 Bertemu di pantai
15 Kenyamanan bersama Hazel
16 Kecemburuan Dirga
17 Tak habis pikir
18 Kerinduan
19 Kerasnya Hazel
20 Kesibukan
21 Kalah cepat
22 Tidak peka
23 Kerasnya Dirga
24 Keraguan
25 Saling canggung
26 Pembicaraan dengan Arifin
27 Satu keinginan
28 Keluhan Hazel
29 Tak mudah diwujudkan
30 Bermain bersama Hazel
31 Menyusul ke taman
32 Merasa menyesal
33 Pujian kecil
34 Bertukar mobil
35 Tanggung jawab baru
36 Panas hati
37 Sarapan Hangat
38 Arifin yang tak peka
39 Lagi-lagi Penggangu
40 Kembali Mengajar TPA
41 Gagalnya pertunangan
42 Kemarahan Ziana
43 Ungkapan Hati Hazel
44 Murid Baru
45 Mood yang hilang
46 Hadiah
47 Di tentang sang Papa
48 Hadiah untuk Syifa
49 Harapan Opa Hasan
50 Mengantarkan Syifa Sekolah
51 Kecemburuan Dirga
52 Kenekatan Dirga
53 Menyelamatkan Kanaya
54 Dibawa ke rumah
55 Ada Trauma
56 Tak ada kesempatan lagi
57 Usaha Hazel
58 Pergi bersama
59 Kembali tersenyum
60 Restu
61 Kebimbangan
62 Akhirnya bertemu
63 Menerima Undangan
64 Bimbang
65 Berbahagialah
66 Dia membutuhkan mu
67 Khawatir
68 Semua Khawatir
69 Menjenguk Hazel
70 Tertangkap Pelakunya
71 Perhatian Jarak Jauh
72 Pulang
73 Menemui Dirga
74 Harus Dengan Restu
75 Keinginan Syifa
76 Permintaan Davin
77 Kecurigaan Hazel
78 Bimbang
79 Rasa Yang Terbalas
80 Niat Ziana
81 Perasaan Tak Enak
82 Penjelasan Davin
83 Semua Khawatir
84 Setia Menemani
85 Kalian Marahan?
86 Kedatangan Davin
87 Permintaan Maaf
88 Hal Baik Harus Disegerakan
89 Kembali Sempurna
90 Gelisah
91 Berziarah
92 Pertunangan
93 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Terlambat Pulang
2
Hadiah untuk Syifa
3
Kedewasaan Syifa
4
Pergi Ziarah
5
Orang Asing
6
Hazel Anggara
7
Sebatas membantu
8
Hanya mengantar pulang
9
Mimpi yang diinginkan
10
Keinginan yang terwujud
11
Pergi meeting
12
Pasrah
13
Tak ada kata menyerah
14
Bertemu di pantai
15
Kenyamanan bersama Hazel
16
Kecemburuan Dirga
17
Tak habis pikir
18
Kerinduan
19
Kerasnya Hazel
20
Kesibukan
21
Kalah cepat
22
Tidak peka
23
Kerasnya Dirga
24
Keraguan
25
Saling canggung
26
Pembicaraan dengan Arifin
27
Satu keinginan
28
Keluhan Hazel
29
Tak mudah diwujudkan
30
Bermain bersama Hazel
31
Menyusul ke taman
32
Merasa menyesal
33
Pujian kecil
34
Bertukar mobil
35
Tanggung jawab baru
36
Panas hati
37
Sarapan Hangat
38
Arifin yang tak peka
39
Lagi-lagi Penggangu
40
Kembali Mengajar TPA
41
Gagalnya pertunangan
42
Kemarahan Ziana
43
Ungkapan Hati Hazel
44
Murid Baru
45
Mood yang hilang
46
Hadiah
47
Di tentang sang Papa
48
Hadiah untuk Syifa
49
Harapan Opa Hasan
50
Mengantarkan Syifa Sekolah
51
Kecemburuan Dirga
52
Kenekatan Dirga
53
Menyelamatkan Kanaya
54
Dibawa ke rumah
55
Ada Trauma
56
Tak ada kesempatan lagi
57
Usaha Hazel
58
Pergi bersama
59
Kembali tersenyum
60
Restu
61
Kebimbangan
62
Akhirnya bertemu
63
Menerima Undangan
64
Bimbang
65
Berbahagialah
66
Dia membutuhkan mu
67
Khawatir
68
Semua Khawatir
69
Menjenguk Hazel
70
Tertangkap Pelakunya
71
Perhatian Jarak Jauh
72
Pulang
73
Menemui Dirga
74
Harus Dengan Restu
75
Keinginan Syifa
76
Permintaan Davin
77
Kecurigaan Hazel
78
Bimbang
79
Rasa Yang Terbalas
80
Niat Ziana
81
Perasaan Tak Enak
82
Penjelasan Davin
83
Semua Khawatir
84
Setia Menemani
85
Kalian Marahan?
86
Kedatangan Davin
87
Permintaan Maaf
88
Hal Baik Harus Disegerakan
89
Kembali Sempurna
90
Gelisah
91
Berziarah
92
Pertunangan
93
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!