Bertamu ke Rumah Renzi

Renzi berdiri dari kursinya lalu berjalan keluar kelas sambil menarik pinggiran lengan baju Ara.

"Hei, nek. Kenapa kau mengikuti?" Tanya Renzi saat mereka berdiri di depan kelas.

Ara memperhatikan pemuda itu yang meletakkan ponselnya di telinganya, ia menatap Renzi dengan keheranan. "Kau bicara ama siapa?" Tanyanya ragu.

"Sama kamulah!!!" Pekik Renzi kesal sambil melirik Ara.

"Kau benar-benar tak waras. Nelpon tapi ngomong padaku," sindir Ara dengan tangan yang disilangkan.

Pemuda itu menunduk dan menurunkan tangannya, ia merasa dilema dengan situasi ini. "Kalau aku ngomong santai kek biasanya nanti aku dikira gak waras lagi, tapi kalau aku ngomong gini kamu juga ngira aku gak waras?" Tanya Renzi berbisik dengan nada kesal. "AAAAA!!! Pusing lah..." Jerit Renzi dalam hatinya.

Ara tersenyum kemudian menghilang dari hadapan Renzi. Tepat setelah Ara menghilang, ponsel Renzi mendadak berbunyi. Pemuda itu menatap LCD ponselnya yang memaparkan notifikasi SMS dari nomor aneh atau tidak seperti nomor pada umumnya.

"Ngomong disini aja gimana?" Tanya nomor itu di balon kata berwarna merah gelap.

"Baiklah," balas Renzi yang menyadari siapa pengirim pesan itu. "Jawab!!! Kenapa kau mengikuti ku?"

"Siapa yang mengikuti mu? Aku hanya mengikuti tas...eh tidak, ponselmu. ^^" balas Ara dengan emoticon.

Pemuda itu mengedipkan matanya lalu mematikan ponselnya, "terserah".

Renzi melihat Shinta yang berdiri membelakangi di depan mejanya dengan kedua tangan di letakkan di atas mejanya. Ia pun menepuk pundak gadis itu lalu menggoyang-goyangkan tangannya seperti ekor ikan.

"Awas," kata Renzi dengan tatapan kesal memandang Shinta yang menatapnya sinis.

Melihat suasana yang mulai mencekam, Yura langsung memecah suasana dengan pertanyaannya, "Ren, boleh gak kami ke rumahmu?" Tanya Yura sambil menatap Renzi.

"Iya...penasaran loh sama rumahmu yang katanya 'berhantu' itu," sahut Martha.

Ara yang berdiri dibelakang Renzi tersenyum licik memikirkan sebuah ide yang muncul di benaknya. "Penasaran ya?" Gumamnya cekikikan.

Renzi melihat teman-temannya itu dengan tatapan berusaha membaca pikiran mereka. "Sepertinya aku harus batalin janjiku," gumamnya kemudian mengangguk.

"Baiklah, tapi ingat jangan melarikan diri dari rumah itu atau kalian akan dikejar oleh hantu itu," ujar Renzi menakut-nakuti.

"Hantu itu gak ada...kami akan datang jam 3 sore, kudengar hari ini kita pulang lebih cepat." Kata Shinta sambil menyilangkan tangannya.

"Hei, tapi aku ada janji sore nih!!!" Kata Brody pada mereka, namun dihiraukan. "@)$!$(!!!" Umpatnya lalu berjalan ke mejanya dengan wajah cemberut.

Ara menatap sinis Shinta yang telah menusuk hati gaibnya dengan perkataannya. "Tidak ada, ya?" Ara berjalan ke depan Shinta, ia letakkan tangannya di pipi Shinta dan mengusapnya. "Akan ku tunjukkan apa yang kau maksud 'tidak ada' itu!" Gertaknya sambil terus mengusap pipi gadis itu yang mulai merasa merinding.

"Terserah," gumam Renzi yang melihat kelakuan hantu itu.

Pulangnya.

"Iya, paman. Aku akan datang saat aku bisa, akan ku hubungi jika mau datang. Sampai jumpa, paman. Kirim salam ke bibi ya," ucapnya lalu menutup teleponnya dan kembali menatap komputernya.

Ia membaca berita-berita yang terpapar di layar laptopnya dengan wajah serius dan penasaran.

Ara yang berbaring di kasur memperhatikan wajah pemuda yang terlihat sangat keren dengan kacamata yang sedang dia pakai.

Ia perhatikan dengan cermat wajah serius pemuda itu, tatapan mata yang tajam dan teliti, alis yang berkerut, juga jari jemari yang tidak bisa diam yang terus mengetuk meja. Ketampanan yang belum pernah dilihat oleh gadis itu sehingga membuat pipinya merona.

"Dia sangat tampan..."batin Ara. "Eh?!!! Apa?!!! Apa yang kupikirkan?!!! Aneh!!! Payah!!! Lebih baik aku pergi saja!!!" Gumam Ara lalu menembus ke bawah lantai.

...----------------...

"Ini rumahnya?" Tanya Martha sambil melihat rumah panggung itu. Yura dan Shinta mengangguk lalu berjalan masuk ke halaman rumah itu diikuti oleh yang lainnya.

"Renzi!!! Renzi!!! Renzi!!!" Teriak para pemuda itu.

"Diam lah!!! Kalau ribut sekali lagi ku lakban mulut kalian!!!" Ancam gadis garang itu lalu mengetuk pintu rumah Renzi.

Pintu itu terbuka sendiri seperti di dorong angin sedangkan Renzi baru saja keluar dari kamarnya yang tidak terlalu jauh dari pintu. Shinta terdiam saat melihat Renzi yang memakai kacamata yang sangat cocok dengan wajah Renzi.

"Masuklah... silahkan duduk selagi aku mengambil minuman dan camilan," kata Renzi mempersilahkan mereka masuk.

Mereka semua masuk ke dalam kecuali Shinta yang masih terpana melihat Renzi. "Ren, kau terlihat keren memakai kacamata itu," pujinya yang sedikit tersenyum.

Renzi terdiam sejenak lalu mengangguk. "Dan kau terlihat aneh memakai bando itu," puji Renzi.

Shinta tersenyum, senyumannya sangat menyeramkan di tambah dengan sorot matanya yang tajam. Renzi mengalihkan pandangannya lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil camilan dan minuman.

"Untung ini rumahmu jika tidak udah kulempar kau!!!" Gumamnya sambil menggertak kan gigi.

"Menyeramkan..." Batin Renzi lalu membuka pintu kulkas.

Saat pintu terbuka, terlihat sesuatu yang bulat berwarna putih dengan cairan merah yang menggenang di mangkuk. Ia mengambil sesuatu yang bulat itu dan memperhatikannya dengan kebingungan.

"Lah...malah diambil. Balikin sini!!!" Ara mengambil sesuatu yang bulat itu lalu meletakkannya di lubang di wajahnya, seperti biasa rambut Ara kembali menutupi wajahnya begitu ia kembali ke bentuk aslinya.

Pemuda itu menatap ngeri gadis itu lalu menggosok telapak tangannya di dinding untuk menghilangkan getah dan basah dari benda tadi.

"Jangan coba-coba menakuti mereka, nek!" Kata Renzi memberikan peringatan. Gadis itu mengangguk lalu menembus lantai dapur, pemuda itu hanya bisa menghela nafas dan kembali mengambil sebotol sirup dari kulkas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!