Maaf...

Renzi dan Ara menunggu di rumah sakit, tempat di mana ia meminta seluruh tersangka berkumpul (karena ada satu tersangka yang sakit).

Ara melirik pemuda yang berdiri di sampingnya. "siapa tersangkanya?" Tanyanya.

"Iya, aku sudah mencari tahu. Mereka adalah mahasiswa/i kelasku Anna, Ryu, Viona, dan gadis kemarin Lina. Sementara hantu kemarin adalah Jenny." Jelasnya sambil melihat catatannya.

Tidak lama orang-orang yang dipanggil Renzi tiba. "Ada apa? Kami tidak punya waktu," kata salah seorang diantara orang orang itu.

Renzi menyilangkan tangannya dan menyalakan rekaman suara di ponselnya. "Aku memanggil kalian atas kasus mahasiswi yang dikabarkan bun*h d*ri kemarin. Kalian pasti kenal kan? Jenny." Katanya dengan tangan yang disilangkan. "Kasus bun*h d*ri nya itu mencurigakan. Mahasiswi yang pintar, memiliki prestasi, tidak ada masalah keluarga, namun ia mendadak bun*h d*ri."

Seorang wanita yang duduk di atas kursi roda maju kearah Renzi. "L-lalu apa hubungannya dengan kami?" Tanya wanita itu sedikit gugup.

"Iya, benar. Apa hubungannya dengan kami? Kau membuang waktu," celetuk wanita lain.

Pemuda itu menggedikkan bahu "entahlah, mungkin ada hubungannya dengan forum sekolah." Kata Renzi kemudian mendekatkan diri kepada orang-orang itu. "Kalian membully-nya, kan? Akuilah, aku telah memeriksa cctv kampus dan ada beberapa tempat yang menampakkan kalian bersama Jenny. Juga berdasarkan informasi dari beberapa orang dan video yang kalian unggah di forum yang merupakan video rekayasa tapi dibuat seolah-olah itu nyata..." Ia memperlihatkan beberapa catatan yang ia buat tentang bukti bukti yang ia kumpulkan semalaman.

Satu persatu bukti itu ia sebutkan sambil menyodorkan buku itu pada mereka. "Bla bla bla jadi apa? Kau ingin mengancam kami?" Tanya Ryu seorang pemuda yang ikut terlibat.

"...aku hanya meminta kalian mengakuinya sebelum masalah ini ku laporkan." Kata Renzi dengan sorot mata yang tajam.

Mereka mulai merasa sedikit takut saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Renzi. "Tidak akan," celetuk wanita yang duduk di atas kursi roda. "Bagaimana kau tahu kalau penyebab kematiannya adalah kami? Bagaimana kalau keluarganya yang harmonis itu menekannya sampai membuatnya seperti itu?" Tanya gadis bernama Lina itu.

Seketika pemuda itu terdiam kebingungan dengan pertanyaan yang diajukan oleh Lina, ia berpikir sesaat. Ara yang kesal dengan mereka semua termasuk Renzi khususnya yang sedari tadi terlalu banyak berbicara.

Tanpa minta izin gadis itu masuk kedalam tubuh Renzi atau yang biasa kita kenal dengan merasuki. Suasana mendadak mencekam ketika mereka melihat pemuda itu menundukkan kepalanya.

"Ada apa? Apa kau bingung atau...menangis?" Tanya salah seorang dari mereka dengan nada meremehkan.

Pemuda itu mengangkat kepalanya, mereka semua terkejut saat melihat mata Renzi yang berubah warna menjadi merah terang serta urat-urat yang berpusat dimatanya. "Tidak." Kata Renzi yang samar samar terdengar suara Ara.

Mereka semua mundur beberapa langkah menjauh darinya, "a-apa yang terjadi?" Tanya Lina yang mulai gemetaran.

"Katakanlah. Kalian yang melakukanya, kan?" Pemuda itu mendekati mereka. Aura yang dirasakan dari Renzi membuat para tersangka itu ketakutan. "Cepat mengaku!!!" Gertak Renzi.

"Ke-kenapa kami harus melakukan itu?" Tanya salah seorang dari mereka.

Arwah Jenny yang melihat mereka dari kejauhan kesal dan berjalan mendekat, kebenciannya kembali muncul sehingga membuat asap hitam kembali mengerubunginya.

Renzi yang melihat gadis itu hendak mencekik leher Lina segera menghentikannya dengan tangannya. "Kenapa? Kalian tidak berpikir bagaimana perasaannya saat kalian melakukan pengucilan besar-besaran?!!" Tanya Renzi dengan suara yang membentak sekaligus tangan yang berusaha menahan tangan hantu itu.

Mereka terdiam beberapa saat mencerna perkataan Renzi. "Kalian tak berpikir apa yang terjadi jika kalian melakukan itu. Sekarang...maaf mungkin tak bisa menyelesaikannya." Sambungnya.

Arwah Jenny yang melihat wajah para tersangka itu yang terlihat bersalah merasa sedikit tenang, tanpa sadar ia menampakkan diri di hadapan mereka semua dengan wujud bercahaya.

Lina yang menunduk melihat gadis bercahaya yang berdiri di depannya, ia angkat kepalanya dan melihat sosok wanita yang berdiri di hadapannya. Dengan mata yang berlinang air mata ia memperhatikan wanita itu.

"Jen-Jenny?" Lirihnya. Ia tundukkan kepalanya berusaha menutupi wajahnya yang dibasahi air mata "ma-maafkan aku...maaf..." Lirihnya. Teman temannya yang berdiri di belakangnya ikut menyesal dan meminta maaf.

Arwah gadis itu tersenyum kemudian menghadap Ara yang berada didalam tubuh Renzi. "Terimakasih banyak, sekarang mungkin aku bisa istirahat. Kuharap kau juga bisa tenang," ucap arwah itu lalu menghilang dari hadapan mereka.

Terpopuler

Comments

TIANG_MANIS_2602 KY💀❤️

TIANG_MANIS_2602 KY💀❤️

salam kenal juga

2024-01-31

0

TIANG_MANIS_2602 KY💀❤️

TIANG_MANIS_2602 KY💀❤️

iyaaaa salam kenal. ^^

2024-01-31

0

Cegil Cantik

Cegil Cantik

Salam kenal yaa

2024-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!