Peristiwa aneh

"Nek, tolong katakan. Atau ku getok kepalamu pakai gayung ini." Ancam Renzi yang memegang gayung yang baru saja ia ambil (gayung itu melayang tadi jadi diambilnya).

Hantu itu memegangi kepalanya dan menggeleng menolak untuk digetok "baiklah, aku mau kamu berjanji untuk membantuku mengetahui penyebab kematianku. Aku tak ingin berada disini tapi tak dianggap," katanya lirih dengan kepala tertunduk.

Renzi mengacungkan jempolnya sambil tersenyum mantap "tenang, nek. Aku akan membantumu," katanya bersungguh-sungguh. Gadis hantu itu mengembalikan keadaan rumah seperti semula dan menghilang ke bawah lantai.

Pada pukul 06:17, ia mengendarai mobilnya menuju kampus dengan kecepatan sedang.

Setibanya di kampus, ia meMarthairkan mobilnya di parkiran kampus yang sangat luas. Setelah selesai memarkirkan mobilnya, lelaki itu berjalan masuk kedalam dan menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

Ketika sedang berjalan, mendadak ponselnya berdering. Lelaki itu pun mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya dan mengangkat telepon dari Brody. "Halo, ada apa?" Tanyanya dingin. "Brody, ada apa?" Tanyanya sekali lagi.

"Ren, kamu dimana? Aku sendirian di kelas, cepetan datangnya. Bosan loh main game sendirian," kata Brody padanya, ia menghela nafas kemudian memutar matanya karena kesal dengan pemuda yang meneleponnya tanpa kepentingan.

'Brruukkk!!!!' Renzi berhenti setelah ia tak sengaja menabrak seseorang sehingga orang itu terjatuh. "Kau tak apa apa?" Tanyanya sambil mengulurkan tangannya pada seorang gadis berambut pendek yang tersungkur di depannya. "Maafkan aku. Aku tak melihatmu," ucapnya meminta maaf namun gadis itu hanya diam dan melanjutkan jalannya. "Kenapa dia? Orang minta maaf malah dicuekin," batinnya sedikit kesal.

"Ren, kamu ngomong sama siapa?" Tanya seorang lelaki kurus yang memiliki tinggi badan kira kira 169 cm, lelaki itu mendekatinya.

Ia mengarahkan jari telunjuknya ke arah gadis itu "sama dia," kata Renzi sambil melirik Martha.

Pemuda itu melihat ke arah yang ditunjuk Renzi akan tetapi tak ada siapapun di sana, karena kesal ia pun menarik Renzi menuju kelas secara paksa.

"Gak usah bercanda deh," kesal Martha.

Renzi kebingungan saat mendengar perkataan temannya padahal gadis itu masih berjalan di lorong.

Suasana didalam kelas sangat tenang walau penjelasan yang diberikan oleh dosen cukup membuat pusing, beberapa kali ia menguap dan hampir saja tertidur. Ditengah kantuknya, pandangannya tertuju pada bangku paling depan yang diduduki oleh gadis yang ditabraknya tadi.

Gadis itu terus memelototi seorang perempuan yang duduk disebelahnya seolah tak menghiraukan dosen yang sedang menjelaskan.

Tiba-tiba saja lampu didalam kelas mati sehingga membuat kelas sangat gelap sampai membuat seluruh murid kebingungan. Tidak berselang lama lampu kembali menyala.

Renzi yang keheranan melirik ke bangku yang diduduki oleh gadis yang ditabraknya, namun gadis itu sudah tidak ada lagi di bangkunya.

"Hei, Ren. Lihat itu!!!" Kata Martha sambil menepuk punggungnya, ia melihat kearah yang ditunjuk Martha. Terlihat papan tulis kelas yang terdapat cipratan warna merah dan tulisan yang tampak seperti ditulis dengan menggunakan darah, yang tertulis 'MINTA MAAF'.

Saat ia memperhatikan sekelilingnya, terdapat noda berwarna merah yang ada dimana-mana. "Ini sebenarnya ada apa?" Tanya Renzi kebingungan.

Para mahasiswa/i di kelas itu berhamburan berlari keluar karena ketakutan dengan kejadian itu, begitu pula dosen yang tampak gemetar.

Renzi perlahan lahan berjalan keluar dari kelas sambil mencoba menelaah peristiwa yang terjadi barusan. "Gadis tadi menghilang kemana? Dan...ada apa ini?" Batinnya kebingungan.

"Hihihiihihihihihihi...uhuk,uhuk!! Argh! Kebiasaan nih batuk!!" Kata sosok berbaju putih yang keluar dari dinding.

Pemuda itu menghela nafas sambil menatap sosok itu "harusnya aku bawa gayung," gumam Renzi kesal.

Ara keluar dari dinding dan melayang ke depan pintu kelas "ada apa ini? Kalian...pakai darah mengecat ruangan?!!!" Tanya hantu itu saat melihat ruang kelas. Tiba-tiba saja ia merasakan aura yang aneh ketika menyentuh tulisan yang ada dipapan, Ara melayang ke seluruh ruangan seperti mencari sesuatu.

"Hei, nek. Kau cari apa?" Tanya Renzi yang masih berdiri di depan pintu. "Kau cari apa, sih?" Tanyanya penasaran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!