Kau Tak Takut Hantu?

"Minta tolong apa?" Sahut pamannya dari seberang dengan suara sedikit parau.

Disisi Lain

Ara yang sedang menonton drama tiba-tiba saja merasa lapar, ia memegangi perutnya dan berjalan menuju dapur ketika drama di jeda.

" Ugh!!! Lapar!!!! Ada makanan gak ya?" Gadis itu membuka pintu lemari es. Ia perhatikan isi kulkas yang hanya dipenuhi dengan air putih dan beberapa bahan masakan yang tak dapat ia makan langsung. Hantu itu menghela nafas panjang kemudian duduk diatas meja makan.

"Apa-apaan? Isi kulkasnya benar benar gak ada persediaan," gerutunya sambil mengacak rambutnya lalu kembali menonton.

Suara pintu terbuka terdengar di telinganya, seketika gadis itu melayang menghampiri Renzi yang baru saja masuk.

Pemuda itu sontak kaget melihat Ara yang mulai menarik tangannya. "Oi oi ada apa? Main tarik tarik aja!!! Apa?" Tanyanya yang melepas tangan gadis itu.

"Iiihhhh!!! Ayo beli camilan!!! Aku lapar!!! Beli! beli! beli!" Pekiknya yang kembali menarik tangan Renzi. Gadis itu menggoyang goyangkan lengan pemuda itu sambil berusaha menariknya keluar rumah.

Pemuda itu sama sekali tak bergerak dari tempatnya. Ara yang kesal karena Renzi menahan dirinya agar tak tertarik, mulai menggigit tangan Renzi yang berurat.

"Ugh!!! Le-lepas!!! Baiklah, akan ku belikan camilan. Dasar kau!!" Pemuda itu mengelus tangannya sambil berjalan di samping Ara yang tampak girang.

Di toserba, gadis itu melihat berbagai jenis keripik kentang yang tersusun rapi di rak. "Waahhhh...banyak sekali!!!" Pukau nya dengan mata yang berbinar-binar.

"Hanya 2 saja, ya." Sergah Renzi saat Ara mulai menunjuk seluruh isi rak.

"Kenapa?!!! Uangmu kan banyak!!!" Protes Ara yang mencengkeram lengan jaket pemuda itu.

"Aku harus bayar uang bulanan, uang sewa, pajak, dan uang makan. Kau tahu betapa banyak biaya yang keluar? Jadi, jangan protes!" Jelasnya dengan penuh kesabaran.

Gadis itu berdecak kesal sambil menghentakkan kakinya saking kesalnya, ia mengambil beberapa keripik kentang dan ubi ukuran jumbo agar bisa dijadikan persediaan untuk waktu yang lama.

Sementara Renzi mengambil beberapa permen karet, ketika menyerahkan uang ke kasir. Para pegawai kasir tampak tercengang melihat rekaman CCTV yang dipaparkan di layar komputer.

"Permisi..." Kata Renzi memecah suasana.

Para pegawai kasir segera melayaninya dan menghitung belanjaannya. Sekilas matanya melihat rekaman CCTV itu, disana terlihat Ara yang mengambil beberapa camilan lagi sehingga mengambang-ngambang.

"Ck...hantu itu!!! Bikin kesal saja," kesalnya yang menggigit bibirnya.

Setibanya dirumah, Renzi menatap Ara dengan sorot mata tajam dan sinis.

"Kau begitu selera sampai-sampai memelototi snack itu?" Tanya Renzi pada Ara yang duduk di sofa. Gadis itu mengangguk pelan sembari mengunyah keripik kentang yang telah ia letak di mangkuk (mencegah kehabisan keripik). "Apa kau sadar tingkahmu menakuti seluruh orang di toserba?" Tanya Renzi bergumam.

Ara yang mendengar gumaman Renzi tertegun dan mengalihkan pandangannya dari TV. "Omong-omong soal menakuti...kau manusia paling aneh yang pernah kutemui. Bagaimana bisa kau tidak takut padaku? Kau terlihat santai saja?" Tanya Ara pada Renzi. Sebenarnya ia telah lama penasaran, Renzi adalah manusia pertama yang tak lari saat melihatnya (bahkan pertemuan pertama mereka tidak layak dibilang menakutkan).

Pemuda itu menghela nafas panjang kemudian duduk dipinggiran sofa. "Sebenarnya aku dibesarkan oleh hantu," kata Renzi memulai cerita. "Mamaku tiada saat usiaku 4 tahun 7 bulan 15 hari...dihari mamaku tiada, aku sama sekali tidak ingat apapun. Yang kuingat hanyalah ketika aku berada di sebuah ruangan dan mama yang terbaring pucat di hadapanku".

Flashback on

"Hah...hah,hah...haaahhh..." Seorang bocah laki-laki mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Ia melihat ke sekelilingnya dengan kebingungan. "Ini dimana?" Tanya Renzi kecil kemudian melihat kedepannya. "Eh?! Mama?" Tangan kecilnya mengusap wajah pucat seorang wanita yang berbaring di ranjang dengan selimut putih yang menutupi badannya.

Renzi kecil yang bingung dengan wajah mamanya yang begitu dingin dan mamanya yang tak kunjung bangun saat ia panggil mulai kesal, bocah itu menepuk-nepuk pipi mamanya dan mencubitnya dengan wajah cemberut. "Ma...mama, mama jangan diam! Ma...mama..." Panggilnya.

Tiba-tiba seseorang memegang bahunya, bocah itu menoleh melihat kebelakang. "Mama?" Ia terkejut melihat mamanya yang berdiri dibelakangnya dengan senyuman yang menawan, sontak bocah itu memeluk wanita cantik itu. "Mama, ada orang mirip mama," kata Renzi sambil menunjuk perempuan yang terbaring itu.

"Sayang...mama disini," ucap wanita itu yang membalas pelukan Renzi.

Seorang pria paruh baya membuka pintu ruangan itu dengan kuat dan berlari mendekati ranjang.

"Papa, dia..."

"Dasar anak kurang ajar!!! Apa yang kau lakukan?!!!" Bentak pria itu sambil mencengkram erat lengan atas Renzi. "Apa yang kau lakukan pada istriku?!!!" Tanyanya yang menggoyang-goyangkan tubuh bocah itu dengan kuat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!