Pak Detektif

Lelaki itu berlari kearahnya dan menyodorkan ponsel miliknya ke wajah Renzi. "Lihat!!! Apa kau sudah baca forum komunitas sekolah? Sudah belum?" Tanya Martha.

"Sudah," Renzi berjalan menuju mejanya meninggalkan Martha yang mengoceh.

"Cowok kok banyak omong," sindir Ara yang duduk di atas meja Renzi. Pemuda itu terbelalak melihat hantu yang sedang duduk di mejanya.

Ara yang menyadari kekagetan Renzi segera menghilang menembus lantai tepat setelah melontarkan senyuman. "Haahhh...aku gak bisa tenang jika dia berkeliaran di sini," gumam Renzi sambil mengacak-acak rambutnya.

"Lukamu sudah sembuh?" Tanya seorang perempuan ber hoodie padanya. "Kau baik-baik saja?".

"Iya, aku baik." Sahutnya dengan nada datar. Shinta mengangguk kemudian duduk di mejanya yang terletak tidak jauh dari Renzi.

Suasana kelas sedikit ricuh begitu bel masuk berbunyi, para mahasiswa/i sibuk menanyai dosen tentang kejadian itu. Untuk sesaat, suasana kelas terasa seperti di konferensi pers sampai akhirnya pengumuman pulang lebih awal di umumkan.

Begitu bel pulang berbunyi, Renzi bergegas mencari Ara yang berkeliaran. "Dimana gadis itu? Nyebelin banget," batinnya kesal sambil terus berlari mencari Ara.

"Kau mencari ku?" Mendadak sosok mengerikan bergantung di hadapannya. Pemuda itu menatap sosok itu beberapa saat lalu memukul kepala hantu itu dengan ranselnya.

"Hei!!! Apa-apaan kau? Gak pun..."

"Pulang cepat," sergah Renzi yang berjalan meninggalkan Ara yang tersungkur.

Hantu itu berjalan sambil bergumam dengan penuh kekesalan selama perjalanan pulang. Sesampainya di rumah, ia melihat Renzi yang hendak masuk kedalam rumahnya. Disebabkan rasa kesal yang dipendam gadis itu melesat menembus dinding dan bersembunyi di dalam TV.

Ketika Renzi membuka pintu rumah, ia terpaku melihat bayangan wanita di layar TV. Kakinya perlahan melangkah mendekati sofa dengan jantung yang telah dikuatkan. "Hihihihihihi..." Tawa Ara disertai dengan tirai yang mengibas.

Mendadak rambut panjang bergantung di belakang Renzi yang mulai merasa merinding. Pemuda itu menghela nafas kemudian duduk di pinggiran sofa sambil merogoh saku celananya. "Sudahlah, nek. Lama-lama ku usir juga," katanya sehingga membuat hantu itu cemberut.

"Iiihhh gak seru." Ara melayangkan tubuhnya berbaring di sofa dengan kaki yang di letakkan di punggung pemuda itu. "Eemmm...pak-detektif," gumam Ara.

Renzi menoleh menatap gadis itu dengan heran. "Apa? Apa kau bilang?".

"Kalau ku panggil kamu 'pak detektif' boleh? Gak adil kalau cuma kamu yang menjuluki ku." Kata Ara yang menepuk nepuk punggung Renzi dengan kakinya. "Lagipula kau mirip detektif asli," sambungnya lagi.

Pemuda di depannya itu tersenyum kecil lalu mengangguk pelan. Ara melihat Renzi yang tampak senang dipanggil begitu. Yah...wajar saja, julukannya keren.

*Keesokan harinya

"Jangan...jangan pergi!!!" Suara televisi terdengar sampai kamarnya sehingga membuat pemuda yang sedang fokus belajar merasa terganggu.

"Argh!!! Dasar hantu itu, mengganggu saja." Gerutu Renzi yang beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar dari kamar.

Ia perhatikan Ara yang sedang duduk di sofa di ruang TV. "Hei, nek!!!" Panggil Renzi pada Ara yang tengah fokus menonton drama.

"Ssttt...Ashley akan memarahi perempuan pengganggu ini. Diam lah. Kalau terganggu pergi aja sana." Usirnya.

Pemuda itu hanya menghela nafas kemudian berjalan keluar rumah dengan buku ditangannya.

"Nyebelin banget jadi hantu. Rumah-rumah siapa, dia pula yang memerintah," gerutunya yang duduk di bangku kayu di halaman rumahnya.

Ketika tengah asik membaca buku, pemuda itu mendadak kepikiran soal Ara yang meminta ia mencari tahu penyebab kematiannya. Renzi meletakkan bukunya dan meraih ponselnya, ia men scroll isi kontaknya sampai akhirnya menemukan nomor telepon dengan akhiran 4444 (dia gak nge-save siapapun).

"Halo, paman?" Renzi membuka pembicaraan.

"Oohhh...halo. Bagaimana kabarmu, nak?" Tanya pamannya dengan nada setengah mengantuk.

"So far so bad." Ketusnya lalu langsung ke inti pembicaraan. "Paman, bisa aku minta tolong?"

Episodes
1 Rumah Sewa
2 Ameryl Hanvia Clara
3 Persyaratan
4 Peristiwa aneh
5 Hantu yang penuh kebencian
6 Hantu Yang Penuh Kebencian (2)
7 Hantu Yang Penuh Kebencian 3
8 Hantu Yang Penuh Kebencian 4
9 Maaf...
10 Terima Kasih
11 Pak Detektif
12 Kau Tak Takut Hantu?
13 Gak Waras?
14 Bertamu ke Rumah Renzi
15 Keusilan Ara
16 PKR (Pemuda Kayak Reog)
17 Bukti (1)
18 Bukti (2)
19 Bukti (3)
20 Tersipu
21 Gedung Kosong (1)
22 Gedung Kosong (2)
23 Gedung Kosong (3)
24 Gedung Kosong (4)
25 Gedung Kosong (5)
26 Akhirnya...
27 "Itu kalung apa?"
28 Wah...kau menyukai dia ya?
29 Mama (1)
30 Mama (2)
31 Mama (3)
32 Kalau Ada Masalah Cerita Aja
33 Tersangka Pertama
34 Penyewa Rumah
35 Mengunjungi Rumah Paman (1)
36 Mengunjungi Rumah Paman (2)
37 Mengunjungi Rumah Paman (3)
38 Mami!!!
39 Mama (4)
40 Mama (5)
41 GO TO KAMPUNG HALAMAN 1
42 GO TO KAMPUNG HALAMAN 2
43 GO TO KAMPUNG HALAMAN 3
44 GTKH 4 (MALAH JUMPA HANTU!)
45 GTKH 5 (aish! Hantu dari mana ini?!!!)
46 GTKH 6 (Gimana keluar nya?)
47 GTKH 7 (Dunia Ilusi)
48 Episode spesial
49 GTKH 8 (mata batin Yuni)
50 GTKH 9 (waktunya keluar)
51 GTKH 10 (Kakak gak diajak)
52 GTKH 11 (Hahahaha...Dasar kakak-kakak)
53 GTKH 12 (Finally!!)
54 GTKH 13 (Aku bisa mempertemukan mu dengan putrimu)
55 GTKH 14 (Misteri Kematian 1)
56 GTKH 15 (Urina~1)
57 GTKH 16 (Urina 2)
58 GTKH (Urina 3)
59 Akhirnya Sampai
60 Dia Bisa Lihat?!!
61 Deja vu
62 Cengeng
63 Lalapan Daun Sirih
64 Kesukaan Mama
65 "Kau Cantik"
66 Urina (4)
67 Urina (5)
68 Urina (6)
69 Urina (7)
70 Urina (8)
71 Urina (tamat)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Rumah Sewa
2
Ameryl Hanvia Clara
3
Persyaratan
4
Peristiwa aneh
5
Hantu yang penuh kebencian
6
Hantu Yang Penuh Kebencian (2)
7
Hantu Yang Penuh Kebencian 3
8
Hantu Yang Penuh Kebencian 4
9
Maaf...
10
Terima Kasih
11
Pak Detektif
12
Kau Tak Takut Hantu?
13
Gak Waras?
14
Bertamu ke Rumah Renzi
15
Keusilan Ara
16
PKR (Pemuda Kayak Reog)
17
Bukti (1)
18
Bukti (2)
19
Bukti (3)
20
Tersipu
21
Gedung Kosong (1)
22
Gedung Kosong (2)
23
Gedung Kosong (3)
24
Gedung Kosong (4)
25
Gedung Kosong (5)
26
Akhirnya...
27
"Itu kalung apa?"
28
Wah...kau menyukai dia ya?
29
Mama (1)
30
Mama (2)
31
Mama (3)
32
Kalau Ada Masalah Cerita Aja
33
Tersangka Pertama
34
Penyewa Rumah
35
Mengunjungi Rumah Paman (1)
36
Mengunjungi Rumah Paman (2)
37
Mengunjungi Rumah Paman (3)
38
Mami!!!
39
Mama (4)
40
Mama (5)
41
GO TO KAMPUNG HALAMAN 1
42
GO TO KAMPUNG HALAMAN 2
43
GO TO KAMPUNG HALAMAN 3
44
GTKH 4 (MALAH JUMPA HANTU!)
45
GTKH 5 (aish! Hantu dari mana ini?!!!)
46
GTKH 6 (Gimana keluar nya?)
47
GTKH 7 (Dunia Ilusi)
48
Episode spesial
49
GTKH 8 (mata batin Yuni)
50
GTKH 9 (waktunya keluar)
51
GTKH 10 (Kakak gak diajak)
52
GTKH 11 (Hahahaha...Dasar kakak-kakak)
53
GTKH 12 (Finally!!)
54
GTKH 13 (Aku bisa mempertemukan mu dengan putrimu)
55
GTKH 14 (Misteri Kematian 1)
56
GTKH 15 (Urina~1)
57
GTKH 16 (Urina 2)
58
GTKH (Urina 3)
59
Akhirnya Sampai
60
Dia Bisa Lihat?!!
61
Deja vu
62
Cengeng
63
Lalapan Daun Sirih
64
Kesukaan Mama
65
"Kau Cantik"
66
Urina (4)
67
Urina (5)
68
Urina (6)
69
Urina (7)
70
Urina (8)
71
Urina (tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!