Hantu Yang Penuh Kebencian 3

Aura kebencian yang dirasakan oleh Ara berasal dari luar sekolah. Mereka berlari semakin cepat karena Ara merasa aura kebencian itu semakin kuat, aura yang dirasakan Ara menuntun mereka ke sebuah rumah.

Pemuda itu melirik Ara "apa benar disini?" Tanya Renzi ragu saat melihat rumah 2 tingkat.

Ara menganggukkan kepalanya "iya, auranya sangat kuat disini dan..." Mereka berdua terkejut saat mendengar suara teriakan dari dalam rumah itu.

Dengan sigap Renzi segera mengetuk pintu rumah itu. "Apa ada orang didalam?" Tanyanya berteriak. Berkali-kali ia mengetuk pintu namun tak ada jawaban.

"Kyyaaaaa!!!!! Tolong aku!!!" Suara jeritan dari dalam rumah lebih tepatnya dari rumah membuat pemuda itu panik.

Ia memberi kode pada Ara untuk masuk terlebih dahulu untuk membukakan pintu itu dari dalam. Pintu akhirnya berhasil dibuka, Renzi terkejut saat melihat bagian dalam rumah yang begitu berantakan.

Terdapat bekas cakaran di dinding dan gorden, mereka berdua mengendap-endap berjalan menaiki tangga menuju lantai dua.

"Kyyaaaaa!!!" Ara mendadak berteriak sehingga membuat pemuda didepannya itu kaget.

Renzi menutup mulut gadis itu dengan kesal "hei,nek. Diamlah!!" Bisiknya. Ara mengarahkan jari telunjuknya ke sudut ruangan.

Pemuda itu melihat ke arah yang ditunjuk Ara, matanya terbelalak saat melihat seorang perempuan berlumuran darah tergeletak di sudut lorong.

Ia berlari ke arah perempuan itu dan memeriksa denyut nadinya "nenek, dia masih bisa diselamatkan." Ucap Renzi kemudian menggendong perempuan itu di punggungnya.

Mendadak sesosok perempuan yang terlihat mengerikan muncul dihadapan mereka, "lepaskan!!! Dia harus m*t*!!!" Pekik makhluk itu.

Makhluk itu ialah hantu gadis di kampus yang memiliki aura kebencian yang sangat besar. Renzi melirik ke sekitarnya mencoba mencari jalan keluar.

Ia menatap pintu kamar yang terbuka di sampingnya, dari pintu yang terbuka itu terlihat balkon yang luas. Tanpa berlama-lama lagi ia segera berlari menuju balkon itu dan melompat, untungnya jarak antara balkon dan permukaan tanah tidak terlalu tinggi.

Pemuda itu melihat ke belakangnya dengan nafas tersengal-sengal. hantu mengerikan itu melihat Renzi dari balkon kemudian melompat mengejar mereka (Renzi, gadis berlumuran darah, dan Ara).

"Nenek, tolong bawa gadis ini ke rumah sakit. Aku akan memancing hantu itu," kata Renzi yang berlari sambil menggendong gadis itu.

Ara mengangguk lalu membawa gadis yang ada di punggung Renzi dan pergi menuju rumah sakit.

Mereka berpisah di persimpangan jalan, Renzi menoleh melihat hantu itu mengejar Ara. Ia berhenti dan mengambil penutup tempat sampah lalu melemparkannya ke arah hantu itu.

Penutup itu mengenai tepat di kepalanya sehingga membuat hantu itu mengejar Renzi.

"Ckckck...dia malah membuatnya kesal," gumam Ara berdecak.

Langkahnya terhenti begitu melihat sebuah tembok besar yang berdiri menghalangi jalan. Ia menoleh melihat ke belakangnya yang terlihat hantu yang siap menikamnya. "Aduh, aku harus gimana?" Tanya Renzi bingung.

Ia mendongak menatap tembok itu kemudian segera memanjatnya sebelum hantu yang berjarak beberapa meter darinya mendekat.

Setelah menyeberangi tembok itu, ia mulai merasa sedikit aman. Di langkahkan nya kakinya perlahan-lahan sambil berusaha mengatur nafasnya "a-aku selamat..." ucapnya.

'Brruuukkk...' ia menoleh kebelakang. Terlihat tembok yang telah hancur dan hantu yang melesat kearahnya dengan sangat cepat.

Hantu itu menggores lengan bagian atas Renzi dengan kukunya yang panjang. Lelaki itu mundur beberapa langkah sambil memegang lengannya yang bersimbah darah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!