Hantu Yang Penuh Kebencian (2)

Arwah gadis itu terlempar keluar dari tubuh Renzi dan menghilang dari tempat itu. Untuk sesaat pemuda itu berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya sampai akhirnya ia terjatuh tak sadarkan diri.

...****************...

"Hah?...hah...hah...hah..." Renzi terbangun di suatu tempat yang sangat gelap dengan tangan yang diikat oleh seutas tali.

Tidak jauh di depannya berdiri seorang gadis yang menatap tajam dirinya, sorot matanya yang tajam membuat pemuda itu sedikit ketakutan.

Perlahan-lahan ia melangkah maju ke arah Renzi. "Kau harus m*t*," gumam gadis itu yang mengeluarkan sebuah p*s*u dapur dari belakangnya. Seketika gadis itu melesat "jangan hentikan aku!!!!" Pekiknya.

Pemuda itu tersentak dengan nafas tersengal-sengal dan keringat yang bercucuran. "Argh!! Kepalaku..." Gumam Renzi sambil memegangi kepalanya.

Ia melirik ruangan bernuansa putih serta tirai jendela yang bergerak-gerak tertiup angin "UKS, ya?" Tanya Renzi dalam hati kemudian mengibaskan selimut putih itu dan duduk di pinggiran ranjang.

Kakinya yang ia daratkan di lantai terasa sedikit geli seolah ada sesuatu yang menggelitik kakinya, ia tundukkan kepalanya ke bawah. "Nenek, tidak bisakah kau lewat pintu? Jantungku hampir copot tau!!" Protes Renzi pada Ara yang bersembunyi di kolong ranjang UKS.

"Hehehe...ketahuan, ya?" Kata Ara cengengesan.

"Jelaslah, rambut berserak gini gimana gak ketahuan," batin Renzi.

Pemuda itu beranjak dari pinggiran ranjang dan berjalan menuju dispenser. "Nek, bagaimana kau membawaku kesini?" Tanya Renzi sebelum meneguk air yang diambilnya.

Ara memalingkan wajahnya "rahasia," ketusnya.

...****************...

Pemuda itu berlari keluar dari UKS, ia menghiraukan perawat UKS yang menyuruhnya untuk beristirahat.

"Jadi...apa kau bisa merasakan aura dari hantu itu?" Tanya Renzi sambil berlari menuruni tangga.

"Tidak, sepertinya dia tidak ada disini," jawabnya menggeleng.

Mereka tiba di kelas, pemuda itu segera berlari menuju mejanya. "Berapa lama aku pingsan sampai sepi begini?" Tanyanya kebingungan saat melihat kondisi kelas yang sangat sepi tanpa tas ransel.

"Entahlah, mungkin 3 jam," jawab gadis itu menebak.

Sebuah laptop ia keluarkan dari dalam tas ranselnya, Ara memperhatikan Renzi yang mengetik sesuatu di keyboardnya.

"Apa yang kau cari?" Tanya hantu itu penasaran.

"Kurasa ada sesuatu di forum komunitas sekolah. Akhir akhir ini ada topik hangat yang dibahas di grup kelas dan forum," pemuda itu mulai men scroll isi forum sampai menemukan sesuatu yang berkaitan.

Matanya seketika terbelalak saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Di laman itu terpapar sebuah foto bahkan Vidio yang menampakkan wajah seorang gadis yang mirip dengan jasad yang ia lihat tadi pagi.

"Ko-komentarnya mengerikan sekali..." Gumam Ara yang tampak terkejut.

Di sana tertulis berbagai komentar buruk serta topik topik yang tertuju pada gadis itu. Namun, satu yang menurut Renzi adalah akar masalahnya.

" 'Awal Mula Kehancuran Anak Buangan' ? Apa ini?" Tanya Renzi kemudian menekan Video itu itu.

Di video itu ditunjukkan dua orang perempuan yang terlihat ribut dan salah satunya adalah hantu itu.

"Apa mungkin ini penyebabnya?" Tanya Ara pada Renzi.

Pemuda itu menghiraukan Ara dan fokus pada komentar di blog itu. "Mungkin saja. Nek, ayo pulang." Sahutnya setelah beberapa menit.

"Tunggu dulu," kata Ara tiba-tiba.

Ia berbalik menatap heran sosok putih di belakangnya yang celingak-celinguk seolah mencari sesuatu. "Aku merasakan aura kebenciannya," ucapnya pelan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!