Hantu Yang Penuh Kebencian 4

Hantu yang sebelumnya ada di depannya menghilang setelah mencakar nya. Renzi melihat ke sekelilingnya, tiba-tiba saja dari atasnya hantu itu melompat turun ke arahnya.

Pemuda itu segera menghindar dari serangan hantu itu "hampir aja...dia benar-benar cepat. Aku harus hati-hati dengannya," ia mengambil penutup tempat sampah sebagai perisainya untuk berjaga-jaga kalau hantu itu kembali menyerang.

"Kau...sebaiknya berhenti!!!" Pekik hantu itu yang melesatkan serangan ke arahnya.

Dengan sekuat tenaga pemuda itu menghindari serangan demi serangan yang dilontarkan hantu itu sampai akhirnya ia terpojok dan kuku tajam hantu itu menembus penutup yang ia pegang.

Keringat dingin bercucuran di wajahnya saat melihat jarak antara kuku tajam dan dada kiri Renzi yang hanya berjarak 10 cm.

"Kau yang harus berhenti!!!" Kata Renzi sambil mendorong penutup sampah itu ke dekat gadis itu.

Renzi membuat gadis itu tak bisa memberi perlawanan dengan memojokkannya di dinding. Namun, hantu itu semakin mengganas kemudian menggigit tangan Renzi.

"Aaakkhh!!!" Ia melepas penutup itu lalu melihat pergelangan tangannya yang berdarah.

"Yang menghalangiku harus disingkirkan!!!" Tangan hantu itu mencekik leher Renzi dengan sangat kuat. "Untuk apa aku harus berhenti?!!" Tanya hantu itu.

"Le...lepas!" Lirihnya yang mulai kehabisan nafas. Ia melirik ke sampingnya berharap Ara datang dan menolongnya.

"Oi!!!" Panggil sebuah suara disertai dengan rambut yang membelit tubuh hantu jahat itu, Renzi tersungkur saat tangan hantu itu melepas lehernya.

Ia memegang lehernya yang sedikit tergores sambil meringis. "Kau baik-baik saja, nak?" Tanya Ara pada Renzi. Pemuda itu mengangguk pelan.

Perlahan-lahan Ara berjalan mendekati hantu yang telah ia ikat dengan rambutnya. "Tenanglah..." Ucapnya kepada gadis itu.

"Bagaimana bisa kau bilang begitu?!! Kau tidak tau apa-apa!!!" Bentak hantu itu berusaha lepas.

"Kami tahu," sergah Renzi.

Gadis itu terdiam saat mendengar perkataan Renzi, ia lihat pemuda itu yang berjalan mendekat. "Kami tahu. Kau pasti merasa terkucilkan sekarang tenanglah, kami akan membantumu." Ujarnya sambil tersenyum tipis.

Wujud menyeramkan gadis itu mulai menghilang diikuti asap hitam yang berterbangan disekelilingnya, dan saat asap itu menghilang wujud asli gadis itu yang tak mengerikan pun terlihat.

Ara melepas ikatan gadis itu. "Kalian akan membantuku?" Tanyanya ragu.

Mereka mengangguk mantap "tentu saja." Kata mereka serempak.

...****************...

Keesokan harinya di kampus

"Hei, kau memangnya bisa menyelesaikannya?" Tanya Ara sambil melihat Renzi yang memperhatikan layar laptopnya dengan penuh kefokusan. "Pakai janji selesai dalam waktu 24 jam lagi. Dasar mulut besar," cemooh Ara yang duduk disebelahnya.

"Diam lah. Kalau sudah ada korban pasti mudah menyelesaikannya, apalagi korbannya masih punya ingatan yang bagus." Sindir Renzi yang masih fokus pada laptopnya.

Ara memperhatikan raut wajah Renzi yang seketika berubah. "Ada apa, mulut besar?" Tanyanya.

"Aku dapat. Sudah dikumpulkan," gumam Renzi kemudian mengeluarkan buku catatannya dari dalam tas.

Buku tebal yang berisi catatan tentang hal-hal yang membuatnya penasaran tertulis dengan rapi di buku itu. Ara merasa takjub saat melihat isi buku itu "waw...banyak kali tulisannya." Batin Ara.

Pemuda itu menutup laptopnya dan merebut buku dari tangan hantu itu "aku butuh buku ini untuk menghubungi tersangka." Katanya. Ia melihat halaman yang berisi hasil pencariannya sepanjang malam tentang tersangka yang di sebutkan oleh hantu itu, Renzi menghubungi satu persatu tersangka.

"Akan ku selesaikan dalam waktu 24 jam." Gumam Renzi kemudian berlari menuju parkiran kampus.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!