Sesampainya di pasar.
“Bagaimana dengan tiga kambing betina dewasa ku hargai 7 koin emas 5 perak, satu jantan dewasa 4 koin emas? Sedangkan 3 anakan kambing di antaranya dua jantan ku hargai 5 Koin emas, sedangkan satu betina ku hargai 1 koin emas? Jumlah tujuh kambing adalah, 17 koin emas 5 perak?” Tawar seorang pedagang ternak.
Kini Leo berada di sebuah pasar yang berada di kota Little Pear, sebuah pasar yang menyediakan apapun, seperti kebutuhan rumah tangga, potion, sebuah artefak, senjata dan yang lainnya.
Sebenarnya, apa yang Leo tidak habis pikir adalah tentang perdagangan budak. Yaa, Leo melihatnya dengan jelas ada sebuah kios yang menyediakan sebuah budak.
Pikirnya bahwa perdagangan budak di kerajaan ini adalah sesuatu yang ilegal, namun siapa yang berpikir bahwa Gin menjelaskan kepada Leo ternyata ada sebuah perdagangan budak yang memiliki izin pada kerajaan, hingga menjadikan perdagangan budak menjadi legal.
Hanya saja, terkadang masyarakat kurang ber-uang namun memaksa diri ingin mempunyai budak, baik budak untuk pekerjaan ataupun untuk pemuas hawa nafsu memilih untuk membeli budak secara ilegal, karena harganya yang murah karena penjualan budak ilegal tidak dikenakan pajak yang besar dari kerajaan.
Selain itu, budak ilegal biasanya tidak hanya dibeli oleh orang yang tengah memaksa diri, melainkan orang dengan komunitas tertentu, atau organisasi tertentu yang menjadikan budak tidak hanya sekedar menjadi pemuas hawa nafsu.
Sedangkan budak legal, bangsawanlah yang biasa untuk membelinya. Tidak sedikit, bahwa nasib budak legal apabila dibeli oleh seorang bangsawan, memiliki nasib yang begitu baik. Terkecuali jika memang bangsawan tersebut memiliki sikap yang bengis dan melakukan kerja paksa dan tidak manusiawi.
Kembali pada sebuah kesepakatan harga, pak tua Gin tengah berpikir. Tampaknya menurut pak tua Gin, rumor itu benar adanya bahwa harga kambing ternak cukup mahal baik di jual maupun di beli. Terkadang, harga jual cukup murah dibandingkan dengan harga beli, yang membuat pembeli biasanya tercekik tentang jual beli para peternak.
Tapi kali ini, ini jauh diluar bayangannya. Pada umumnya, untuk satu kambing betina di hargai 1 koin emas 5 perak, tapi kali ini justru dihargai 2 koin emas 5 perak, hampir dua kali lipat yang membuat pak tua Gin cukup tersenyum.
Meski begitu, pak tua Gin tidak bisa melepaskan begitu saja. Sehingga, dia berkata, “Tiga kambing betina, bagaimana dengan genap 8 koin emas? Sehingga jumlahnya menjadi 18 Koin emas?”
“Tidak, itu terlalu mahal.” Jawab ringan pedagang ternak tersebut.
“Baiklah, Leo ayo kita pergi, kita akan mencari pedagang yang lain.”
Pedagang itu tersenyum kecut melihat Gin yang pergi begitu saja, “Baiklah, 17 koin emas 8 perak? Bagaimana?”
“Aku setuju.” Pak tua Gin menghentikan langkahnya dan berbalik badan.
Leo yang mendengar hal itu, dia tidak habis pikir. Tapi dia tidak berani berkomentar daripada pak tua Gin tidak jadi menjual kambingnya. Lagipula, 17 koin emas 8 perak itu sudah terlalu banyak apabila dipegang oleh Leo.
Bagaimana tidak? Tiga sampai empat koin emas biasanya cukup untuk hidup selama satu bulan. Yang artinya, 17 koin emas itu membuat Leo bisa hidup tanpa kelaparan empat bulan lebih. Itupun sebenarnya, empat koin emas dalam satu bulan masih tersisa begitu banyak apabila digunakan hanya untuk makan.
Pak tua Gin dan pedagang kambing itu pada akhirnya menyelesaikan transaksi mereka. Yang mana, penjual kambing memberikan satu kantong yang berisikan 17 koin emas dan 8 perak.
“Ngomong-ngomong, mengapa harga jual dan beli ternak cukup mahal?” Tanya pak tua Gin yang cukup penasaran.
“Karena langka, sedangkan permintaan para bangsawan dan kalangan atas mengenai protein mereka terlalu tinggi yang membuat harga ternak cukup mahal.”
“Tunggu sebentar, bukankah seharusnya aku menjual ini langsung pada bangsawan agar lebih mahal?” Pak tua Gin menatap sinis pedagang kambing tersebut.
“Seharusnya, tapi nyatanya kau minim informasi. Akh, barang tidak bisa dikembalikan.” Pedagang itu hanya bisa terkekeh.
Pak tua Gin menghela napas, namun dia sama sekali tidak begitu peduli tentang dirinya yang dibodohi begitu saja. Meski begitu, dia tetap mendapatkan untung yang begitu banyak hasil penjualan kambing yang memiliki harga yang cukup fantastis seperti itu.
Meski demikian, dia tetap senang, karena pedagang kambing tidak memberikan harga murah bagi peternak biasa. Mungkin karena pedagang kambing tidak ingin para peternak biasa menjual langsung kepada para bangsawan karena harga terlalu murah, jadi para pedagang kambing sedikit menaikkan harganya, dan nanti dijual pada bangsawan dengan harga yang tinggi.
Pada akhirnya Gin dan Leo pergi. Meski sebenarnya tidak terlalu peduli dengan masalah harga jual. Leo memiliki sebuah pertanyaan. “Pak tua, mengapa kau tidak menjualnya secara pribadi? Justru kau menjualnya pada pedagang ternak?”
“Karena harganya mahal, jadi kemungkinan tidak ada yang membelinya. Aku tidak ingin terlalu kerepotan, sehingga aku akan menjualnya secara langsung. Dan kemudian, aku juga lupa bahwa aku pernah mendapatkan informasi bahwa para bangsawan membeli ternak dengan harga mahal karena asupan protein yang tinggi. Juga karena jaraknya yang begitu jauh, aku malas.” Jawab pak tua Gin.
Jawaban yang cukup masuk akal bagi Leo. Hanya saja, dia kurang setuju tentang pak tua Gin yang malas untuk menjualnya kepada para bangsawan secara langsung karena jaraknya yang cukup jauh. Tapi, apakah dia peduli? Tentu saja tidak.
Lagipula mendapatkan 17 koin emas 8 perak itu sudah memiliki untung yang begitu banyak. Leo tidak bisa berpikir lebih dalam apabila disuruh untuk menghabiskan semua koin itu untuk dalam satu hari.
Dalam dunia ini, koin seperti itu sudah hal yang begitu lumrah dalam melakukan jual beli. Seperti koin emas, yang mana 1 koin emas sama dengan 10 perak, sedangkan satu perak sama dengan 100 perunggu. Namun, ada sebuah koin yang lebih tinggi dibandingkan dengan emas, yaitu platina. 1 Platina sama dengan 10 koin emas.
“Leo.” Panggil Gin di kala mereka berdua berjalan di pasar.
Hanya saja, raut wajah Gin terlihat sangat berbeda di mata Leo, yang membuat Leo sendiri mengerutkan dahinya tentang apa yang diucapkan oleh Gin secara mendadak. Terlebih, dari nada Gin terlihat begitu serius.
“Bukankah katamu, kau telah ‘merdeka’?”
“Benar, tidak ada alasan lagi untuk menyuruhku melakukan sesuatu yang melelahkan. Jadi, aku hanya perlu berlatih pedang di puncak gunung saja kan?” Jawab Leo. “Tapi mengapa kau menanyakan hal tersebut secara tiba-tiba?” Leo mengangkat alisnya karena penasaran mengapa pak tua Gin menanyakan hal acak kepada dirinya?
Pak tua Gin tersenyum sambil memberikan kantong emas yang berisikan 17 koin emas dan 8 perak itu kepada Leo secara terang-terangan.
Tentu, Leo yang menerimanya, dia menjadi penasaran apa maksud dari pak tua Gin itu? Dalam benaknya mungkin pak tua Gin dalam keadaan gila. Hanya saja, dia tidak akan tahu jika tidak menanyakannya. “Apa maksudnya ini?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
azizan zizan
terlalu sangat berbelit belit alur cerita mu Thor. cerita kambing belom selesai tetiba aja Tampa ribut petir tup2 keluar pasal jual budak pulak kau cerita apa Nih Thor seperti budak SD aja..
2024-03-31
0