Beberapa jam kemudian, pada akhirnya Leo naik ke puncak gunung untuk yang kesekian kalinya. Tiga anakan kambing, tentu Leo akan membawa semuanya sekaligus karena membawa tiga secara langsung merupakan hal yang mudah, karena selain sangat ringan, tiga anakan kambing juga tidak banyak polah yang membuat Leo tidak merasa kesulitan.
Matahari juga hampir terbenam yang membuat dia harus bergegas. Atau yang akan terjadi, pak tua Gin akan memukulnya menggunakan punggung pedang untuk yang kesekian kalinya.
Seperti biasa, dia menuruni lereng yang begitu terjal dan membutuhkan kehati-hatian secara extra. Apalagi saat melewati tebing, Leo juga harus mempertahankan kekuatan ototnya atau yang terjadi dia akan terjatuh ke dalam jurang.
Dia menghela napas saat menuruni lereng terjal tanpa sebuah masalah. Apa yang harus dia lakukan adalah melewati hutan untuk pulang dan merebahkan tubuhnya yang terlihat sangat lelah untuk hari ini.
“Ini ....?”
Leo berhenti sejenak, dia merasa ada yang aneh dan penuh kejanggalan ketika dia baru saja menuruni lereng yang begitu terjal. Lebih tepatnya, dia merasakan adanya seekor binatang buas yang akan mendekat.
Itu bukanlah sebuah berita yang baik. Memang Leo sudah terlalu sering, hanya saja pak tua Gin pasti tidak akan mendengarkan alasan klasik seperti itu. Sudah jelas aturan mutlak dari pak tua Gin, bahwa dia harus kembali ke rumah sebelum matahari terbenam, apapun alasannya.
Dia tahu bahwa dirinya kuat, melawan beberapa beast bukanlah masalah. Tapi sesuatu yang paling menghambat adalah waktu. Mengalahkan beast juga membutuhkan waktu yang begitu banyak, belum lagi apabila beast tersebut berkoloni atau mungkin memiliki tingkat 'B' atau 'A'. Jelas itu sungguh merepotkan.
Sehingga, daripada menghadapi hal rendahan seperti itu, Leo memilih untuk lari daripada harus menghadapi kawanan beast spirit. Dia jauh lebih takut pada pak tua Gin dibandingkan dengan beast.
“Sudah kuduga.” Leo menghembuskan napas saat melihat seekor babi hutan kulit besi berlari ke arahnya. Yang mana dia seolah menatap sinis Leo dan bersiap untuk menyeruduk Leo.
“Suatu hal yang paling kubenci dari hutan adalah babi hutan, yaah rata-rata beast tersebut memiliki tingkat 'b' Kata Leo sambil melompat untuk menghindar serudukan babi hutan tersebut.
Tidak berhenti begitu saja, babi hutan itu langsung menahan diri, berbalik badan dan kemudian menyerang Leo lagi.
Sebenarnya cara yang paling efektif adalah naik ke atas pohon. Tentu itu akan membuat babi hutan tidak akan bisa menyerang karena keberadaan targetnya yang jauh lebih tinggi. Hanya saja, itu juga merupakan pikiran yang begitu ceroboh bagi Leo. Bagaimana tidak? Babi hutan kulit besi memiliki kulit yang begitu keras. Jadi tidak menutup kemungkinan hewan itu akan menyeruduk pohon hingga roboh.
Dan lari dari serangan babi hutan juga sangat tidak mungkin. Babi hutan memiliki kecepatan yang sangat cepat melebihi manusia seperti dirinya. Jadi, tidak ada cara lain selain menyerang mereka.
“Shadow manipulation: Shadow Wolf attack!”
Seekor serigala bayangan keluar dari bayangan Leo, yang kemudian dia menyerang babi hutan seolah hendak menerkam mangsanya.
Hanya saja, kekuatan dari taring dan moncongnya benar-benar sangat kuat. Yang mengakibatkan hewan bayangan yang dikeluarkan oleh Leo bukanlah apa-apa dan menghilang dalam sekejap.
Siapa yang berpikir bahwa itu hanyalah sebuah pengalihan bagi babi hutan? Leo tidak sebodoh itu. Ketika babi hutan menyeruduk bayangan serigala, Leo dengan penuh tenaga mengayunkan kakinya hingga membuat dia menginjak babi hutan itu dengan cukup mudah.
Meski bertubuh besi sekalipun, injakan dengan penuh tenaga itu juga membuat babi hutan langsung roboh di bawah kaki Leo, walaupun Leo sendiri seperti merasakan menginjak besi yang cukup keras.
Fisiknya terlalu keras atau lebih tepatnya kekuatan kaki Leo yang sangat kuat, membuat babi hutan itu seolah berusaha mengangkat seekor lembu yang begitu gemuk.
“Hewan seperti ini hanya kuat kulitnya saja. Meskipun diinjak, juga akan tetap tidak bisa bertahan.” Kata Leo dengan tersenyum menghina sebelum dia berpikir sebentar, “Apabila dijual di desa bawah, bukankah ini sangat menguntungkan? Babi hutan kulit besi cukup langka karena beberapa petualang di desa dan kota sering memburunya.”
Slashhh!
Suara benda yang memecah benda terdengar begitu nyaring, tentu berada pada telinga Leo. Apalagi dia juga memiliki insting yang begitu kuat untuk segera melompat ke belakang dan menghindar sebuah serangan seperti itu.
“Akh benar juga, babi hutan kulit besi memiliki kelemahan pada kakinya. Hanya kakinya saja yang seolah tidak seperti besi.”
Memang, bahwa babi hutan kulit besi memiliki kelemahan pada kakinya. Hal itulah mengapa ketika Leo menginjaknya, tubuh babi hutan langsung menempel dengan tanah karena kakinya yang tidak sanggup menahan beban yang cukup kuat dari kaki Leo. Dan juga dibuktikan lagi dengan anak panah yang tiba-tiba menancap pada kaki babi hutan tersebut.
Tapi itu milik siapa? Yang jelas, itu adalah seorang archer.
“Ini adalah buruan kami orang pelosok. Anak panah kami yang menancap terlebih dahulu sebelum kau menginjaknya. Lagipula, bagaimana mungkin kau bisa langsung menginjak babi hutan yang berlari dengan kecepatan penuh? Itu tidak mungkin!”
Leo menoleh ke arah samping, dia bisa melihat dua orang archer yang membawa masing-masing busur panah serta belasan anak panah di punggung dua orang archer seperti itu. Lebih tepatnya, mereka berada level '3' Menengah, persis sama seperti Leo dengan gelang tag berwarna coklat yang menyebutkan, bahwa dia sepertinya merupakan petualang pemula. Kemudian juga ada seorang swordsman.
Meski sebenarnya babi hutan itu lumpuh karena perbuatan Leo. Leo tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak ingin mendapatkan masalah pada para petualang atau yang terjadi dia akan pulang dengan pak tua Gin yang berdiri sambil membawa pedang.
Sehingga, Leo berkata dengan mengalah, “Baiklah, aku akui hal itu.” Kata Leo yang kemudian beranjak pergi terlebih dahulu karena dia harus membawa tiga anakan kambing ke rumahnya.
Saat Leo beranjak pergi melewati mereka, alunan kilat bergerak dengan sangat cepat di hadapannya. Leo yang merasakan hal tersebut, dia langsung menghindar ke belakang. Sayangnya, seorang swordsman dari mereka bergerak sudah menaruh pedangnya di dekat Leher Leo. Walaupun, Leo sendiri, harus menjatuhkan anak kambing dan mengambil sebuah belati di sakunya untuk menahan pedang tersebut.
“Apa-apaan ini? aku pergi dengan mengalah!”
“Tidak, jika kau menyerahkan semua hartamu. Di kota, harga kambing ternak saat ini tengah mahal. Jadi, lebih baik kau pergi dengan tangan kosong.” Kata orang itu dengan tatapan merampok.
Leo melirik, dua orang archer juga tengah tersenyum sambil menarik tali busur anak panah mereka. Mereka sama-sama berada di level '3' menengah sama seperti Leo. Sekaligus, mereka berpikir bahwa mereka bisa menang karena target mereka hanya satu, yaitu Leo sendiri.
Satu diantaranya, Leo sudah mengetahui bahwa seorang swordsman itu bergerak secepat petir, yang artinya dia memiliki bakat Lighting magic. Sihir elemental sama seperti pak tua Gin yang memiliki bakat Wind Magic atau dia mengevolusi bakatnya menjadi Shizen no Kaze.
“Sama-sama berada di level '3' menengah? Kalian merasa sudah berani merampokku?” Tanya Leo dengan nada datar sambil melihat ketiga orang tersebut secara berhati-hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Manado Jow
tetap semangat thor
2023-04-03
0