Seketika sebuah pedang kayu milik pak tua Gin memiliki sebuah angin bergerigi. Posisi yang hendak menerima serangan milik Leo, cukup membuat dia tampak begitu keren. Apalagi dia memegang pedang dalam kondisi ujung pedang menghadap ke belakang, yang mana dia akan menariknya untuk menahan itu semua.
Putaran angin yang ada pada bilah pedang, tampaknya memiliki energi yang cukup kuat. Ketika pak tua Gin itu menariknya dan dalam kondisi menebas semua bayangan pedang milik Leo, terpaut begitu jelas bahwa serangan milik Leo dapat ditahan dengan cukup mudah.
Lebih tepatnya semua bayangan pedang membentur semua pedang kayu milik pak tua Gin tanpa mengalami semua kerusakan atau kecacatan sedikitpun. Hingga sebenarnya hal tersebut bukan pandangan pertama bagi Leo, yang mana dia tidak begitu heran tentang pedang kayu yang dipegang pak tua Gin sebenarnya.
Leo sebelumnya bergerak dengan cukup cepat disaat pak tua Gin menahan bayangan pedang serangannya, mengalirkan mana pada kakinya, dan hal itu apa yang dia lakukan untuk bergerak dengan sangat cepat. Yang mana hal tersebut membuat tanah yang menjadi pijakan Leo menjadi retak.
Tepatnya saat ini, Leo menjadi pengganti pemandangan yang ada di hadapan pak tua Gin, yang mana sebelumnya pemandangan tersebut merupakan sebuah bayangan pedang.
Pak tua Gin tak terkejut sedikitpun, justru saat Leo mendekat sambil menebaskan pedangnya. Pak tua Gin mengangkat ujung bibirnya dan juga ikut untuk menggerakkan pedangnya secara horizontal, apalagi pedangnya masih terdapat teknik ‘Serrated wind blades’
Leo membuka matanya lebar-lebar, dia mencoba untuk tenang sambil menarik pedangnya untuk menahan pedang yang dipegang oleh Gin. Wajahnya terlihat kesal karena sepertinya melakukan tindakan yang begitu ceroboh. Siapa yang berpikir bahwa dia berharap Gin yang ceroboh, justru adalah dirinya.
Mengapa dia menyebut dirinya ceroboh? masalahnya dia bergerak ke arah pak tua Gin tanpa sebuah perhitungan. Padahal dia tahu jelas bahwa pak tua Gin memiliki peringkat yang tinggi. Sehingga kemampuan berpedang secara rendahan seperti itu merupakan hal yang remeh bagi tua bangka tersebut.
Menghindari masalah bukanlah yang dia inginkan. Jika dia sudah melangkah maka dia harus menyelesaikannya. Begitupun ketika dia sudah berada dalam jarak yang begitu dekat, pasti pak tua Gin tidak akan membiarkannya mundur. Jadi dia akan menggunakan kemampuan untuk berada pedang dengan Gin. Lagipula, latihan yang dia jalani selama ini ya begitu, yaitu berpedang dari jarak dekat.
Tang….. Tang….. Tang…..
Bunyi dentuman pedang terdengar begitu nyaring, lebih tepatnya itu disebabkan karena Leo melakukan adu pedang secara beruntun kepada Gin untuk mengalahkan satu sama lain. Hanya saja, tampak begitu jelas bahwa Leo cukup kewalahan, apalagi kecepatan dan kelincahan Gin di atas rata-rata bagi Leo itu sendiri.
Memang pedang Gin adalah kayu, tapi apabila didentumkan pada pedang yang dipegang oleh Leodric, maka pedang Leo juga mengeluarkan sebuah bunyi yang cukup nyaring. Apalagi pedang kayu milik Gin dilapisi oleh gerigi angin yang berputar.
Leo menggertakkan giginya cukup keras, seolah dia seperti dihajar mundur oleh tebasan pedang milik Gin yang terlalu brutal. Bahkan dia seolah memaksa Leo untuk terus menahan serangan pedang milik Gin, tanpa memberi kesempatan bagi Leo untuk memberi sebuah kerusakan pada Gin.
“Ayolah, angkat pedangmu! Apakah seperti ini hasil latihanmu selama belasan tahun?” Pak tua Gin berkata di kala dia memainkan pedangnya secara elok.
Sebenarnya jika bukan karena fisik Leo yang cukup kuat, maka dia tidak akan sanggup untuk menerima serangan pedang yang diberikan oleh Leo. Lebih tepatnya, setiap dentuman pedang, akan menghasilkan sebuah getaran yang cukup kuat dan merambat pada tangan Leo. Hal tersebut tentu mempengaruhi rasa percaya dirinya, karena getaran tersebut juga merambat ke arah jantungnya. Bisa-bisa, dia juga akan terlempar karena menerima dentuman pedang dari Gin.
“Shadow manipulation:” Leo menatap sinis Gin dari balik pedang, yang kemudian dia menghembuskan napasnya untuk mengeluarkan salah satu teknik yang dia kembangkan. Namun sebelumnya, dia harus bergerak dalam bayangan terlebih dahulu, sehingga ketika Gin menebaskan pedangnya, Leo seolah menghilang dan berubah menjadi sebuah bayangan.
“Shadow Sword dance!”
“Hei Hei, aku yang melatihmu, kau menggunakan teknik itu, lagi?” Gin mengangkat ujung bibirnya.
Dia sebagai sosok yang melatih Leo, tentu tahu persis bagaimana perkembangan Leo selama ini. Apalagi dia sudah sebelas tahun bersamanya yang membuat dia mengetahui bagaimana cara Leo bertarung, apa saja teknik yang dikembangkan oleh Leo. Dia sudah hafal hal itu.
Sehingga, apa yang dia lakukan adalah menoleh ke arah samping sembari menyabetkan pedangnya ke arah tatapan wajahnya. Dan yang benar saja, dia melihat bahwa sebuah bilah bayangan pedang mengarah ke arah lehernya, sehingga Gin juga harus menahan untuk tidak berakibat yang begitu fatal.
“Kau akan menguras mana yang begitu banyak saat menghilang menjadi bayangan, aku benar kan? sehingga kau hanya mengandalkan sebuah bayangan pedang saja?” Gertak pak tua Gin yang masih memegang erat pedang kayunya. Dia tahu, jika di hadapannya hanyalah sebuah bayangan pedang, maka Leo seharusnya berada di belakang. Itu merupakan cara yang sering digunakan oleh petarung.
“Sesuai namanya, Sword dance!” Leo berteriak seolah menegaskan ulang apa yang dia katakan.
Saat Gin tepat menghadap ke belakang, dia benar-benar membuka matanya. Memang bahwa Leo kini tepat di belakangnya, tapi yang terjadi di hadapan Leo terdapat beberapa bayangan pedang dalam posisi ujung pedang menghadap ke arah Gin. Tidak hanya itu saja, beberapa bayangan pedang itu mengitari pedang asli yang juga Leo ulurkan menghadap ke arah pak tua Gin yang terkejut seolah tidak pernah mengetahui teknik yang dikembangkan dari bakat Leo sendiri.
Saat Leo menghembuskan napasnya, beberapa bayangan pedang tersebut mengarah ke arah pak tua Gin. Dan, sesuai namanya yaitu tarian pedang, bayangan pedang tidak hanya diam dan bergerak secara lurus, melainkan pergerakannya secara acak meski ujungnya masih mengarah ke arah pak tua Gin.
Leo bisa menganalisa, jika gerakan pedang tidak sesuai namanya yaitu tarian pedang. Hal tersebut pasti akan sangat mudah dihempaskan oleh pak tua Gin. Akan tetapi, bagaimana jika Leo membuat pedang tersebut benar menari? Bergerak secara acak setiap bayangan pedang dan mengarah ke arah Gin?
Dia memang membuat nama teknik tersebut agar terlihat terkesan keren, meski kemampuan tebasan bayangan pedangnya terlihat amatir dan tidak terlihat menari. Itulah yang diketahui oleh Gin. Namun, siapa yang berpikir, ternyata Leo menyembunyikan kemampuan uniknya dan melatih tekniknya tersendiri agar sesuai dengan nama teknik yang dia buat?
Selagi itu tidak melenceng dari bakatnya, juga tidak perlu dikhawatirkan bagi Leo.
Bukan seorang dengan level '5' namanya jika tidak mampu melawan teknik amatiran seperti itu. Apalagi teknik milik bocah dengan level '3' Awal. Wajah Gin terlihat masih sangat santai sembari memegang pedang kayunya untuk melawan ‘Sword Dance’ yang sesungguhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Manado Jow
benar thor
2023-04-03
0
Zuhdi Satria
keren tor
kalau bisa nama jurusnya pakai bahasa Indonesia aja tor
2022-12-09
0