“Kau sudah terlalu lemah bukan? Seharusnya kau tahu apa itu sihir reducation yang dimiliki oleh orang-orang tertentu. Meskipun terlihat lemah, tapi nyatanya itu sangatlah membantu.” Kata petualang tersebut sambil terus mengayunkan pedangnya dengan lightning magic yang terus dikeluarkan ke arah Leo.
Memang benar, bahwa sihir reduksi merupakan atribut yang sangat lemah dibandingkan dengan atribut sihir lainnya. Hal tersebut terjadi, karena sihir reduksi hanya akan berguna apabila salah satu senjata pengguna mampu melukai korban. Maka akan jauh lebih baik memiliki atribut sihir elemental atau atribut sihir unik lainnya.
Akan tetapi, bagaimanapun itu sudah menjadi hal yang mutlak. Pemilik atribut sihir reduksi, mau tidak mau harus menerimanya dengan lapang dada. Dan itu jauh lebih baik daripada tidak memiliki atribut sihir sihir sama sekali.
Leo terus menerus mundur ke belakang sambil mengatur napasnya yang cukup berat. Sekaligus menghindari serangan berpedang, Leo juga terus menghindari anak panah dari para archer yang ditembakkan.
Namun sebelum itu, Leo sedikit memejamkan matanya sebelah untuk mencabut anak panah yang tertancap pada punggungnya dengan langsung. Atau yang terjadi, dia akan kesulitan untuk bergerak karena rasa sakit yang begitu luar biasa.
Kemudian, Leo fokus pada belati yang dia pegang, menginjak tanah tepat ketika dia mengalirkan mana pada kakinya. Yang membuat, tanah tersebut retak setelah Leo bergerak dengan sangat cepat ke arah samping petualang pengguna pedang tersebut.
Petualang tersebut membuka matanya, hanya saja dia merasakan sebuah krisis yang membuat dia harus menoleh ke arah samping sambil menebaskan pedangnya.
Tidak begitu bodoh, Leo melemparkan belati tersebut ke arah wajah petualang tersebut sebelum sang petualang menebaskan pedangnya. Sayangnya, petualang seperti dia cukup pintar dengan menggeser kepalanya untuk menghindari lemparan belati sambil menebaskan pedangnya.
“Shadow step.”
Sebelum petualang itu hampir menyentuhkan pedangnya pada leher Leo, Leo tiba-tiba berubah menjadi sebuah bayangan yang bergerak dengan sangat cepat ke arah belakang petualang tersebut.
Tidak membuang sebuah kesempatan, Leo memegang gagang belati yang sebelumnya dihindari oleh petualang dan langsung mengayunkannya ke arah leher petualang tersebut.
Kemudian, Leo mundur ke belakang. Napasnya sulit untuk dikontrol karena efek reduksi masih berpengaruh baginya. Apalagi setelah dia menggunakan shadow step yang membuat dia menghabiskan banyak mana di tubuhnya.
Namun itu sebanding dengan petualang itu yang langsung roboh, darah bercucur begitu deras membasahi tanah. Teriakan terdengar begitu nyaring yang perlahan semakin mereda yang menandakan bahwa orang itu, ‘meninggal.’
Leo membuka matanya, dia cukup terkejut saat tahu bahwa petualang di hadapannya terbunuh oleh tangannya. Padahal, dia melakukannya mungkin secara refleks dan sama sekali tidak begitu sengaja, tapi siapa yang berpikir bahwa belati tersebut menancap pada leher dan terbunuh?
“Kau?” Salah satu Archer menurunkan anak panahnya, dia langsung menatap seorang pembunuh dengan tatapan yang begitu terkejut karena rekannya sendiri terbunuh. Kendatipun, mereka berdua juga cukup ketakutan yang kemudian langsung berlari daripada harus berhadapan dengan pengguna seni bela diri yang cukup tinggi. Apalagi setelah terkena sihir reduksi yang seolah tidak berefek pada Leo, membuat mereka yakin bahwa tidak semudah untuk membunuh Leo, atau yang terjadi mereka akan terbunuh.
“Tunggu tidak! Aku tidak sengaja!”
Pikiran Leo cukup kacau, ini kali pertamanya dia membunuh seorang manusia yang membuat. Hanya saja, entah kenapa rasanya seperti membunuh hewan yang sama sekali tidak menyesal. Apa yang sebenarnya dia masalahkan adalah para archer itu akan melaporkannya pada serikat guild milik mereka.
Akan tetapi, Leo sama sekali tidak memiliki tenaga untuk mengejar mereka. Apalagi matahari juga hampir tenggelam yang membuat dia harus kembali tepat waktu.
Sebelum itu, Leo menatap mayat petualang. Jujur, bahwa ini adalah kali pertamanya dia membunuh manusia. Namun anehnya, dia sama sekali tidak memiliki penyesalan meski tidak sengaja sekalipun.
Penyebabnya sangat jelas, bahwa itu karena dia melindungi diri dari sebuah serangan. Andaikata dia membunuh tanpa sebab, sudah dipastikan Leo mungkin akan sedikit menyesal melakukan tindakan bodoh, terkecuali jika memang dia haus darah.
Leo melihat di sekitar. Tampaknya dia sedikit pulang terlambat karena para anakan kambing sudah tidak berada di tempat karena menghindari pertarungan Leo. Tapi Leo yakin bahwa anakan kambing pasti lari tidak akan jauh dari tempat karena matahari sudah terbenam atau para anakan kambing akan takut tentang hewan buas jika tidak berada di dekat pemiliknya.
Namun, sebelum itu, Leo menyeret mayat petualang itu menjauh dari jalur perjalanan pak tua Gin dan dirinya untuk naik turun ke puncak gunung agar pak tua Gin tidak terlalu heboh. Setidaknya apabila Leo membuangnya, mungkin akan ada beast pemakan mayat yang menghabiskan jasad para petualang.
Sebenarnya jika bukan karena fisik yang kuat, Leo sudah pasti akan kalah begitu saja. Bahkan dia yakin, bahwa kuantitas pasti tidak menutup kemungkinan akan kalah dengan kualitas. Atau dalam artian, tidak peduli seberapa banyak musuh, namun mereka memiliki kemampuan yang begitu lemah, maka itu jauh lebih buruk dibandingkan dengan seorang yang memiliki kemampuan dan kualitas yang cukup bagus.
Selain itu, tingkatan sebenarnya juga bukan menjadi tolak ukur. Mungkin itu hanya sebatas sebagai peringkat, atau mungkin pengalaman seseorang dalam pengendalian bakat seperti sihir, dan juga seni bela diri, seni berpedang, memanah dan alkimia. Tidak menutup kemungkinan, bahwa tingkat atau level ‘3’ awal bisa mengalahkan level '3' menengah dan ke atasnya.
Melihat mereka, jujur saja, Leo ingin sekali untuk pergi ke kota, mencari poin pengalaman seperti menjadi petualang seperti mereka. Selain itu, dia juga tidak ingin bergantung kepada pak tua Gin secara terus menerus, dan lebih tepatnya dia tidak bisa melupakan memori kelam 11 tahun yang lalu sehingga dia berniat untuk mencari, siapa sebenarnya pembunuh keluarganya?
Masalah petualang yang arogan seperti itu, pak tua Gin pernah bercerita bahwa hal itu memang sudah begitu biasa. Apalagi apabila seorang petualang yang berasal dari kalangan atas, maka berurusan dengan mereka akan menjadi masalah yang sulit untuk diakhiri.
Dan itulah yang Leo sedikit takutkan apabila petualang yang dia bunuh adalah seorang yang berada di kalangan atas seperti anak Baron atau Viscount. Rasanya tidak mungkin apabila merupakan seorang anak Marquis dan Duke, dan sangat mustahil anak raja.
Karena Leo tahu persis bagaimana wajah anak-anak para bangsawan tinggi, sedangkan yang rendah, Leo tidak terlalu mengenalnya dan tidak terlalu penting. Seperti baron, terkadang gelar itu hanyalah sebuah sebatas syarat, kebanyakan mereka tidak memiliki wilayah. Atau lebih tepatnya hanyalah sebuah gelar kehormatan.
Meski begitu, apabila berurusan dengan anak-anak bangsawan rendah, sulit untuk keluar dari masalah tersebut. Apalagi justru para bangsawan rendah cukup arogan dan sudah semena-mena untuk melakukan apapun hanya karena memiliki gelar kehormatan.
Apalagi Leo telah melepaskan seorang saksi mata yang membuat itu justru akan sangat berbahaya. Setidaknya dia belajar, untuk menghabiskan sampai pada akarnya agar Leo bisa tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments