Sementara bari yang sedang mengantar mamanya kedokter masih merasa tidak enak dan kasihan dengan istrinya.
'maafin aku dek, aku ngga punya pilihan ' batin barita.
Ibu martina yang hanya pura-pura sakit supaya narita dan barita tidak jadi makan malam, dia berusaha menghubungi bidan susan temannya untuk pura -pura telepon dia.
dddrrrrttt dddrrrrttt
"halo san "
"halo tin"
"napa, saya lagi mau ke rumah sakit nih, keknya darahku naik deh" ucap bu martina pura-pura.
"kalau darahmu naik, aku ada obat bagus, kamu ke rumahku aja"
"ohhhh boleh deh" Akhirnya sambungan telepon itu putus.
"bar, kata susan dia ada obat, kita ke rumahnya aja dulu. siapa tahu bisa ngga usah ke rumah sakit"
"iya ma" jawab bari asal karena hatinya masih memikirkan narita.
Tidak sampai setengah jam, mereka sudah sampai dirumah bidan susan.
"halo tin"
"halo san"
"ayo, aku periksa kamu dulu" ajak susah pura-pura.
"ayo, bar tunggu disini ya"
"iya ma"
Bari duduk dibangku panjang yang ada di sana, dia ingin telepon narita tapi dia bingung.
'aku chat aja deh, takutnya mama keburu kelar' batin bari
'dek'
'kamu lagi ngapain '
'maaf ya dek'
'aku janji besok -besok kita pasti jalan'
chat itu memang centang dua, tapi belum biru yang artinya belum di baca.
'apa dia marah ya'
'apa dia duduk sendiri dihalaman samping dan tidak bawa handhone '
Berbagai pertanyaan ada di benak barita, kenapa pesannya belum di baca istrinya.
Tidak berapa lama bidan susah dan ibu martina sudah keluar dari ruang periksa.
"bar, apa kabarmu "
"baik tante"
"mamamu ini terlalu banyak pikiran"
"masa iya tan"
"iya bar, makanya cepat kasih dia cucu"
"hehhhh tante bisa aja"
"irma, tolong ambilkan minum untuk bari dan ibunya",perintah bu susan.
"iya bu"
"bar, kalau istrimu tidak bisa hamil apa salahnya kamu lirik yang lain" pancing susan
"maksud tante " bari jelas kaget mendengar ucapan tante susan.
"sampai sekarang istrimu belum hamil, sementara mamamu sudah sangat menginginkan cucu " tambahnya
"belum dikasih aja tante"
"iya, tapi kamu itu ganteng, mapan, daripada nunggu lama-lama menghabiskan waktu" ucap bidan susan yang seorang janda juga.
"hehehe maaf tante, saya tidak akan cari yang lain" ucap barita terbayang wajah istrinya kalau sampai dia duakan.
"ini bidan pembantu tante cantik, masih muda, bidan lagi" ucap bu susan menunjuk bidan irma.
"iya cantik tante, tapi aku bukan yang benar untuknya" ucap bari yakin.
Terlihat ibu susan dan ibu martina saling lirik.
"Bari memang susah san, ngga Pernah mikirin perasaan mamanya, perasaan istrinya terus yang dipikirin " ucap bu martina pura -pura sedih.
"mama ngomong apa sih ma" tanya barita
"ngga boleh begitu bar, mama lho yang melahirkan dan merawat kamu dari kecil. Istrimu mah ketemu sudah besar, terima jadi. " ucap bu susan memprovokasi.
Bari terlihat menarik nafas panjang, selain ucapan mamanya yang tidak masuk akal, bari juga masih kepikiran dengan istrinya yang belum baca chat darinya.
"apa sudah selesai mah" tanya bari akhirnya ke mamanya.
"sudah, " ucap mamanya.
"san, makasih banyak ya, kamu sudah membantu saya, sedikit lebih ringan sekarang" ucap bu martina sama bu susan.
"iya tin, sama -sama, kamu jangan banyak pikiran, cobalah bari berpikir untuk mencari yang lain" ngotot juga ibu susan dengan pendiriannya.
"mudah-mudahan san" ucap bu martina
Bari hanya diam tidak menanggapi, bahkan dia sudah duluan masuk ke mobil.
Dari dalam mobil bari jelas melihat keceriaan mamanya berbisik dengan tante susan, lalu mereka melirik bidan irma juga. Sepertinya pembicaraan mereka ada sangkut pautnya dengan bidan irma.
'jangan-jangan ini semua rencana mama. lihatlah mama tidak seperti orang sakit. lalu tadi kenapa minta diantar ke tante susan bukan ke rumah sakit' batin barita.
Ya ampun, kalau itu benar, kasian banget narita, selalu mengalah. batin barita lagi.
Setelah mamanya masuk ke mobil, mereka langsung mundur dan pulang. Diperjalanan bari sengaja banyak diam, dia masih kecewa sama mamanya, Tapi dia tidak ingin melawan mamanya, jadi memang mendingan diam.
Sementara ibu martina terlihat sibuk chat dengan orang, ntah dengan siapa, bari tidak ingin bertanya juga.
Hampir jam sembilan malam mereka sudah sampai rumah mereka. Ibu martina turun dan langsung masuk, seolah -olah dia ingin buru-buru istirahat.
Bari juga melakukan hal yang sama. Tanpa banyak bicara bari masuk langsung menuju kamar mereka. Dia ingin memastikan keberadaan istrinya.
ceklek
Bari sengaja buka pintu perlahan buat ngagetin istrinya kalau dia di kamar. Biasanya istrinya sangat fokus kalau sudah montok televisi.
Tapi tunggu, tv bahkan tidak menyala. Dan lampu masih sangat terang benderang. Biasanya kalau istrinya tidur duluan pasti istrinya sudah mengganti jadi lampu tidur.
Bari melangkah mendekat, ternyata istrinya ditempat tidur sedang tengkurap dengan kepala ditengah tempat tidur, bukan seperti posisi tidur yang biasa.
Bari melihat tas kecil yang tadi mau dipake istrinya jalan ada di atas kasur juga. Bari memungutnya dan membuka tasnya untuk mencari handphone. Benar aja, handphone istrinya ada disana dan ngga dibuka sejak kepergiannya tadi.
Bari semakin merasa bersalah jadinya. Dia menyimpan tas istrinya itu di lemari. Lalu dia mendekati istrinya perlahan dan membalikkan badan istrinya jadi telentang.
Bari bisa merasakan istrinya tambah kurus sedikit, dan begitu narita posisi telentang bari baru tahu kalau istrinya habis menangis.
'apa tadi kamu menangis sampai capek dek, lalu ketiduran 'batin bari sedih.
'kamu pasti sedih banget ya' ucapnya sambil menggenggam tangan istrinya.
Dia merapikan rambut istrinya yang menutupi wajahnya yang sembab.
'kamu tahu nari, aku sangat tidak bisa melihatmu menangis ' gumam bari mengusap lembut rambut istrinya.
Karena usapan suaminya malah membuat narita terbangun. ehhhhhh
"abang sudah pulang, jam berapa ini "? bari hanya diam. Dia sangat terpukul melihat keadaan istrinya, dia tahu istrinya menangis.
"maaf ya bang aku ketiduran " ucap narita membenarkan pakaiannya. Dia baru ingat suaminya bukan baru pulang kerja tapi antar mertuanya dan mereka batal makan diluar.
"abang sudah makan"? tanya narita lembut seperti biasa, berusaha tegar dan melupakan tentang rencana makan mie goreng.
Barita tambah sedih melihat ketegaran istrinya. Padahal jelas tadi bari lihat dia habis menangis. Bukanya menjawab istrinya bari langsung memeluk narita erat, sehingga membuat narita bingung.
"aku ngga bisa membuat kamu senang ya dek"? ucap bari yang masih memeluk narita disela-sela usapan tangannya dipunggung narita.
Narita jelas sedikit kaget. Tumben suaminya ngomong begitu.
"loh, abang kenapa, siapa bilang abang ngga buat aku senang" jawab narita
"maafin aku dek, maafin aku" hanya itu yang barita ucapkan, karena tidak mungkin dia bilang kalau sepertinya sakit itu hanya akal-akalan mamanya. Biar bagaimana juga itu mamanya.
"iya bang, ngga apa-apa"
Mendengar jawaban istrinya yang selalu mengerti malah membuat bari makin merasa bersalah, dia semakin mengeratkan pelukannya.
Hai hai hai
Jangan bosan ya
Tetap like, coment dan vote
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rahmayani Aprimanova
mertua yang perlu dibekukan ini mah
2023-05-03
0
Debrel Jusuf
mamanya sudah ingin merencanakan sesuatu nih
2023-01-18
0
Syakhira Dwi Rahmania
mamanya bari kok jahat bgt sih
2023-01-12
0