PART 17 KAMU DIMANA

Bari sangat tidak bersemangat bahkan hanya untuk berganti pakaian.

"Bar, berarti Narita pergi untuk menenangkan diri, kamu berdoa aja bar, supaya diluar sana dia bisa tenang dan aman"

"Tapi dia itu bukan wanita yang kuat pa, perlu perlindungan"

"Huhhhh kamu tahu ngga bar, bahkan orang yang paling lemah sekalipun akan diberi Tuhan kemampuan untuk melindungi dirinya, kamu tinggal berdoa. Dan lagi Narita orang baik, dia pasti akan bertemu orang yang baik ya."

Bari hanya diam mendengar penjelasan papanya. Bari memang tahu banget kalau Narita itu orangnya lembut dan baik, pasti dia akan bertemu orang baik juga.

"Sekarang kamu istirahat dulu, kita akan pikirkan mencarinya besok ya. Segala sesuatu itu butuh pikiran yang tenang untuk mengambil keputusan"

"iya pa"

Bari masih enggan bergerak tapi dia benar-benar cape hatinya.

Tanpa mandi dan makan malam bari ingin tidur aja.

"papa keluar aja, bari ingin rebahan, bari cape"

"iya nak, papa keluar, tapi ingat perbanyak doa ya"

"iya pa"

Bari merebahkan dirinya di kasur empuknya dengan tatapan ke langit-langit kamar.

'dimana kamu dek'

'apa kamu masih sedih dan menangis'

'apa kamu sudah makan'

'Kenapa kamu ngga marah aja langsung samaku dek, tentang semua yang kamu rasakan. biar bisa aku jelaskan tidak ada wanita lain dek'

'Sekarang kamu pergi, dan kamu bilang demi kebaikan kita semua, tapi aku tidak baik-baik aja dek' batin bari tanpa sadar sudah meneteskan air mata.

'Tuhan aku tahu aku bukan suami dan anak yang baik, aku juga banyak kekurangan, tapi ku mohon jagalah istriku Tuhan dimanapun dia berada. Aku percaya Tuhan punya rencana yang indah dibalik musibah' doa bari dengan tulus.

Karena terlalu cape dan tadi sempat menangis bari akhirnya tidur begitu aja.

Dan keesokan harinya keadaan di rumah itu makin terasa sepi tanpa Narita.

Biasanya subuh Narita sudah membuka semua horden dan mematikan semua lampu. Tapi hari ini semua tidak ada yang melakukan. Bahkan ibu Martina pun seperti baru sadar bahwa banyak hal yang biasanya Narita lakukan belum dia lakukan.

"Bar, kamu bangun, kerja" ucap pak Rudi yang tadinya ingin melihat keadaan anaknya.

"uhhhhhh"

"Bangun bar, nanti kamu terlambat ke kantor"

"hmmmmmm"

"iya pa, ntar lagi" lanjutnya lemas

pak Rudi keluar dari kamar barita dan bersiap juga untuk kerja.

Sekitar setengah jam pak Rudi duluan yang keluar dari kamar.

Dia duduk di meja makan untuk sarapan dan minum kopi seperti biasa.

Tidak berapa lama bari juga keluar dari kamarnya, tapi dia tidak duduk di meja makan untuk sarapan atau minum kopinya. Dia langsung jalan ke kantor tanpa sarapan.

"duduk bar, kita sarapan"

"ngga pa, nanti aja"

"Sarapan dulu bar, ini sudah mama siapin" ujar mamanya melihat bari ingin langsung jalan.

"ngga usah ma" jawab bari pendek

"Mama sudah cape-cape lho nyiapin ini" ucap mamanya membuat bari melengos.

"Baru kali ini mama nyiapin sudah mengaku cape, nari tiap hari lakukan dengan tulus tanpa pernah bilang cape" ucapnya tanpa menoleh lagi.

Ibu Martina tidak dapat berkutik lagi. Pagi ini sudah banyak yang dia lakukan tapi tidak di hargai.

Sementara pak Rudi hanya melihat sekilas bari yang melangkah pergi lalu lanjut sarapan, tapi juga tidak habis karena seleranya hilang seketika.

"Apa sekarang kamu sudah sadar akibat perbuatanmu, aku yakin kalau kamu bisa aja kehilangan anakmu sekalipun dia ada di dekatmu. Hati bari itu hanya untuk Narita" ucap papanya juga sambil berlalu.

Ibu Martina terdiam di tempatnya, mendengar semua koment anak dan suaminya. memang sih tiap hari Narita kerja di rumah ini jarang mengeluh, tapi aku sehari aja aku sudah mengeluh.

Belum lagi bari sepertinya sangat marah sama mamanya, sampai dia enggan untuk bertatap muka.

'Ngga itu hanya sebentar, nanti juga bari bisa melupakan Narita dan menerima Irma, aku yakin itu' batin Bu Martina tetap kekeh.

Sementara bari yang berangkat menuju kantor dengan motornya berharap dia melihat ke ajaiban. Dia berharap nari datang menemuinya di kantor karena malas sama mamanya. Tapi khayalan tinggal khayalan tidak ada hal yang menjadi petunjuk keberadaan Narita.

Bari kembali mencoba telepon nomor Narita, tetap sama tidak aktif. Akhirnya bari punya inisiatif untuk kirim chat aja, sewaktu-waktu Narita buka akan baca.

Sepanjang hari bari bekerja tidak konsentrasi sama sekali. Sampai sorenya dia pulang ke rumah pun hatinya sangat kacau.

Sementara hari pertama Narita di rumah Risma masih agak kikuk. Nari ingin masak sementara Risma masih tidur.

"Kamu sudah masak nar" tanya Risma ketika bangun tidur dia sudah cium bau masakan.

"iya kak, biasanya memang jam segini aku sudah masak, kalau bengong aku jadi ingat bang bari"

"Ohhh ya sudah dek, lakukan semua yang kamu mau, kakak tidak melarang tapi jangan yang bahaya buat kandunganku, oke" ucap Risma

"Makasih ya kak, coba nggada kakak, entah gimana nasib saya"

"ada Tuhan nar, jangan ngomong begitu"

"iya kak"

"Kakak tidak akan kasih saran atau turut campur urusan rumah tanggamu, terserah kamu karena kamu yang jalani. Tapi kalau kamu mau disini, nikmatin di sini jangan sedih-sedih, kalau mau pulang berpikir matang ya" nasihat Risma bijak

"iya kak"

"Oh iya, daripada kamu di rumah terus bengong, gimana kalau hari ini kamu ikut ke kios jahit kakak"

"iya kak, saya mau"

"Ya sudah bentar lagi kita jalan, kakak mandi dan kita sarapan"

"iya kak"

Jadilah hari ini Narita ikut ke kios jahit Risma yang berada di pasar dari rumahnya. Hanya butuh lima belas menit dari rumahnya menuju kios.

Narita senang ternyata benar kios Risma ada di ruko pinggir pasar, jadi ramai banget.

Risma memiliki dua anak buah yang membantunya menjahit sesuai fungsi mereka, ada yang membuat pola dan memotong serta menggosok di akhir jahitannya.

"kak aku tidak mengganggu kan"

"tidaklah, ayo aku kenalkan"

"Ita, kenalin ini adek sepupuku, namanya Narita, dia akan bersama kakak sampai suaminya datang"

"ohhh halo nari, saya Ita" dan mereka berjabat tangan.

"dan yang ini Nia, karunia, tapi kami panggil Nia" ucap Risma

"hallo nari"

Setelah selesai berkenalan Risma mengatakan kepada anak buahnya bahwa Risma sedang hamil.

"Dia sedang hamil muda, jadi bantu awasi ya kalau dia bandel yang membuat kehamilannya bahaya, kasih tahu saya"

"iya kak"

"Nar, kamu istirahat disana dulu ya, ada dua yang harus kakak keluarin kebayanya, kamu tunggu dulu ya, nanti kita jalan cari jajanan"

"iya kak"

Melihat kios jahit Risma Narita jadi punya ide untuk cari kerja apa, dia akan menjahit juga seperti Risma. Modal dia punya, karena uang tabungannya dan juga uang bari yang dia pinjam sangat cukup untuk modal nyewa ruko.

Hai semua

Jangan bosan ya

Dukung terus

like, coment dan vote

Terimakasih

Terpopuler

Comments

Rahmayani Aprimanova

Rahmayani Aprimanova

nah Lo Narita BS juga cari duit kan

2023-05-03

0

Debrel Jusuf

Debrel Jusuf

dia jadi tukang jahit

2023-01-18

0

Syakhira Dwi Rahmania

Syakhira Dwi Rahmania

sabar nar kamu akan bahagia

2023-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1 KESEHARIAN
3 PART 2 SUDAH KUDUGA
4 PART 3 SARAN
5 PART 4 RENCANA MAMA
6 PART 5 CURHAT
7 PART 6 BIARKAN MENGALIR
8 PART 7 HARUS GIMANA
9 PART 8 MENGINAP
10 PART 9 TANPA BEBAN
11 PART 10 SITUASI YANG SAMA
12 PART 11 HAMIL
13 PART 12 DIFITNAH
14 PART 13 HARUS BEGINI
15 PART 14 PERGI
16 PART 15 TERSERAH KAMU
17 PART 16 TERNYATA
18 PART 17 KAMU DIMANA
19 PART 18 MENJADI DINGIN
20 PART 19 BENARKAH
21 PART 20 INI DOSAKU
22 PART 21 HARUS KEMANA
23 PART 22 KAMU KERJA KERAS
24 PART 23 AKU MELIHATMU
25 PART 24 CERITA
26 PART 25 MAAFKAN AKU
27 PART 26 BELUM INGIN KETEMU
28 PART 27 AKU DENGAR
29 PART 28 MENCAIR
30 PART 29 MAMA
31 PART 30 MARAH
32 PART 31 MESRA
33 PART 32 TIDUR BARENG
34 PART 33 BAHAGIAKU
35 PART 34 AKSI MAMA
36 PART 35 KALIAN SAMA
37 PART 36 MENCARI CARA
38 PART 37 PENDARAHAN
39 PART 38 AKU GAGAL
40 PART 39 INFORMASI
41 PART 40 INGIN KETEMU
42 PART 41 BAHAGIA
43 PART 42 SARAN RISMA
44 PART 43 PENDAPAT PAPA
45 PART 44 SESEORANG
46 PART 45 DOKTER EVA
47 PART 46 BERTEMU
48 PART 47 SALAH SANGKA
49 PART 48 MENGEJARMU
50 PART 49 HARUS BERGERAK
51 PART 50 MENDEKATI
52 PART 51 AKU NGGA BISA
53 PART 52 TERLANJUR
54 PART 53 TANTE MARLINA
55 PART 54 HARUS BERTINDAK
56 PART 55 TERJADI JUGA
57 PART 56 KHAWATIR
58 PART 57 HANCUR
59 PART 58 ULAH MAMA
60 PART 59 LEMAH
61 PART 60 TAKUT
62 PART 61 HARUS GIMANA
63 PART 62 LEBIH HANCUR
64 PART 63 BINGUNG
65 PART 64 SEKUTU
66 PART 65 SANGAT HANCUR
67 PART 66 MASIH DI SINI
68 PART 67 RENCANA
69 PART 68 TUNJUKKAN
70 PART 69 TERSERAH
71 PART 70 PENGAKUAN
72 PART 71 JANGAN MENYERAH
73 PART 72 HARUS BICARA
74 PART 73 JALANI
75 PART 74 KEMBALI
76 PART 75 KEBAHAGIAAN
77 PART 76 MAMA
78 PART 77 AWAL LAGI
79 PART 78 MENGUKIR KENANGAN
80 PART 80 COBAAN LAGI
81 PART 80 KOK BEGINI
82 PART 81 KAMU BOHONG
83 PART 82 PERGI
84 PART 83 LEBIH HANCUR
85 PART 84 TERJADI LAGI
86 PART 85 3 TAHUN KEMUDIAN
87 PART 86 BARI
88 PART 87 MATI RASA
89 PART 88 AYO BANGKIT
90 PART 89 3 TAHUN BERIKUTNYA
91 PART 90 KAGET
92 Part 91 TERBONGKAR
93 PART 92 HARUS GIMANA
94 PART 93 PERTEMUAN
95 PART 94 KEHARUAN
96 PART 95 CURAHAN HATI
97 PART 96 SEPAKAT
98 PART 97 BAHAGIA
99 PART 98 KELUARGA
100 PART 99 BERSAMA KALIAN
101 PART 100 REUNI
102 PART 101 NASEHAT
103 PART 102 BAHAGIA
104 PART 103 NARITA
105 PART 104 CUCUKU
106 PART 105 BAGAS
107 PART 106 RENCANA
108 PART 107 PULANG
109 PART 108 GALAU
110 PART 109 BERANGKAT
111 PART 110 BERENCANA
112 PART 111 AKU DATANG
113 PART 112 KEJUTAN
114 PART 113 AKU PINDAH
115 PART 114 NIATKU
116 PART 115 KE RUMAH IDA
117 PART 116 BELI RUMAH
118 PART 117 SAH
119 PART 118 BULAN MADU
120 PART 119 MALU
121 PART 120 MUNTAH
122 PART 121 POSITIF
123 PART 122 BAHAGIAKU
124 PART 123 KUSIMPAN DULU
125 PART 124 KE JAKARTA
126 PART 125 PAPA KANGEN
127 PART 126 BERJUANGLAH
128 PART 127 SALING MENDOAKAN
129 PART 128 MAU MELAHIRKAN
130 PART 129 MENGURUSMU
131 PART 130 SEDIKIT FLASHBACK
132 PART 131 RENCANA PULANG
133 PART 132 BICARA
134 PART 133 PULANG
135 PART 134 MENANGIS
136 PART 135 MENCAIR
137 PART 136 RUMAH
138 PART 137 KE MAKAM
139 PART 138 SANTAI
140 PART 139 SEBELUM PULANG
141 PART 140 JIKA BOLEH
142 PART 141 KEMBALI
143 PART 142 EVA LAGI
144 PART 143 BODOH
145 PART 144 TERUNGKAP
146 PART 145 JANGAN DEKAT
147 PART 146 TERUNGKAP
148 PART 147 PENYESALAN SEORANG SUAMI
149 PART 148 ENDING
Episodes

Updated 149 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1 KESEHARIAN
3
PART 2 SUDAH KUDUGA
4
PART 3 SARAN
5
PART 4 RENCANA MAMA
6
PART 5 CURHAT
7
PART 6 BIARKAN MENGALIR
8
PART 7 HARUS GIMANA
9
PART 8 MENGINAP
10
PART 9 TANPA BEBAN
11
PART 10 SITUASI YANG SAMA
12
PART 11 HAMIL
13
PART 12 DIFITNAH
14
PART 13 HARUS BEGINI
15
PART 14 PERGI
16
PART 15 TERSERAH KAMU
17
PART 16 TERNYATA
18
PART 17 KAMU DIMANA
19
PART 18 MENJADI DINGIN
20
PART 19 BENARKAH
21
PART 20 INI DOSAKU
22
PART 21 HARUS KEMANA
23
PART 22 KAMU KERJA KERAS
24
PART 23 AKU MELIHATMU
25
PART 24 CERITA
26
PART 25 MAAFKAN AKU
27
PART 26 BELUM INGIN KETEMU
28
PART 27 AKU DENGAR
29
PART 28 MENCAIR
30
PART 29 MAMA
31
PART 30 MARAH
32
PART 31 MESRA
33
PART 32 TIDUR BARENG
34
PART 33 BAHAGIAKU
35
PART 34 AKSI MAMA
36
PART 35 KALIAN SAMA
37
PART 36 MENCARI CARA
38
PART 37 PENDARAHAN
39
PART 38 AKU GAGAL
40
PART 39 INFORMASI
41
PART 40 INGIN KETEMU
42
PART 41 BAHAGIA
43
PART 42 SARAN RISMA
44
PART 43 PENDAPAT PAPA
45
PART 44 SESEORANG
46
PART 45 DOKTER EVA
47
PART 46 BERTEMU
48
PART 47 SALAH SANGKA
49
PART 48 MENGEJARMU
50
PART 49 HARUS BERGERAK
51
PART 50 MENDEKATI
52
PART 51 AKU NGGA BISA
53
PART 52 TERLANJUR
54
PART 53 TANTE MARLINA
55
PART 54 HARUS BERTINDAK
56
PART 55 TERJADI JUGA
57
PART 56 KHAWATIR
58
PART 57 HANCUR
59
PART 58 ULAH MAMA
60
PART 59 LEMAH
61
PART 60 TAKUT
62
PART 61 HARUS GIMANA
63
PART 62 LEBIH HANCUR
64
PART 63 BINGUNG
65
PART 64 SEKUTU
66
PART 65 SANGAT HANCUR
67
PART 66 MASIH DI SINI
68
PART 67 RENCANA
69
PART 68 TUNJUKKAN
70
PART 69 TERSERAH
71
PART 70 PENGAKUAN
72
PART 71 JANGAN MENYERAH
73
PART 72 HARUS BICARA
74
PART 73 JALANI
75
PART 74 KEMBALI
76
PART 75 KEBAHAGIAAN
77
PART 76 MAMA
78
PART 77 AWAL LAGI
79
PART 78 MENGUKIR KENANGAN
80
PART 80 COBAAN LAGI
81
PART 80 KOK BEGINI
82
PART 81 KAMU BOHONG
83
PART 82 PERGI
84
PART 83 LEBIH HANCUR
85
PART 84 TERJADI LAGI
86
PART 85 3 TAHUN KEMUDIAN
87
PART 86 BARI
88
PART 87 MATI RASA
89
PART 88 AYO BANGKIT
90
PART 89 3 TAHUN BERIKUTNYA
91
PART 90 KAGET
92
Part 91 TERBONGKAR
93
PART 92 HARUS GIMANA
94
PART 93 PERTEMUAN
95
PART 94 KEHARUAN
96
PART 95 CURAHAN HATI
97
PART 96 SEPAKAT
98
PART 97 BAHAGIA
99
PART 98 KELUARGA
100
PART 99 BERSAMA KALIAN
101
PART 100 REUNI
102
PART 101 NASEHAT
103
PART 102 BAHAGIA
104
PART 103 NARITA
105
PART 104 CUCUKU
106
PART 105 BAGAS
107
PART 106 RENCANA
108
PART 107 PULANG
109
PART 108 GALAU
110
PART 109 BERANGKAT
111
PART 110 BERENCANA
112
PART 111 AKU DATANG
113
PART 112 KEJUTAN
114
PART 113 AKU PINDAH
115
PART 114 NIATKU
116
PART 115 KE RUMAH IDA
117
PART 116 BELI RUMAH
118
PART 117 SAH
119
PART 118 BULAN MADU
120
PART 119 MALU
121
PART 120 MUNTAH
122
PART 121 POSITIF
123
PART 122 BAHAGIAKU
124
PART 123 KUSIMPAN DULU
125
PART 124 KE JAKARTA
126
PART 125 PAPA KANGEN
127
PART 126 BERJUANGLAH
128
PART 127 SALING MENDOAKAN
129
PART 128 MAU MELAHIRKAN
130
PART 129 MENGURUSMU
131
PART 130 SEDIKIT FLASHBACK
132
PART 131 RENCANA PULANG
133
PART 132 BICARA
134
PART 133 PULANG
135
PART 134 MENANGIS
136
PART 135 MENCAIR
137
PART 136 RUMAH
138
PART 137 KE MAKAM
139
PART 138 SANTAI
140
PART 139 SEBELUM PULANG
141
PART 140 JIKA BOLEH
142
PART 141 KEMBALI
143
PART 142 EVA LAGI
144
PART 143 BODOH
145
PART 144 TERUNGKAP
146
PART 145 JANGAN DEKAT
147
PART 146 TERUNGKAP
148
PART 147 PENYESALAN SEORANG SUAMI
149
PART 148 ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!