Setelah selesai sarapan dan menghabiskan kopinya barita langsung berangkat ke kantor.
Narita mengantar suaminya ke depan seperti biasa, sampai motornya berlalu dari halaman seperti biasa.
Melihat anak dan menantunya sudah menuju motor bari, ibu martina langsung melengos masuk.
"bari berangkat dulu ma" pamit bari sama ibunya
"iyah" ucap namanya sambil berlalu ke dalam.
"Kamu jangan terlalu ambil hati sikap mama ya de" ucap bari lagi mengingatkan istrinya.
"iya bang"
"Ntar malam kita makan diluar, makan mie goreng kesukaanmu, oke" ucap bari sambil menutup penutup wajah helmnya. Narita hanya senyum sambil mengangguk membalas ucapan bari.
Setelah semua persiapan oke, bari langsung melajukan motornya keluar dari rumah.
Setelah suaminya tidak terlihat lagi, narita masuk lagi ke rumah dan meneruskan kerjaannya.
"Jangan kamu pikir karena bari selalu membelamu kamu bisa senang ya, ini rumah saya, saya yang jadi aturan di rumah ini" ucap bu martina di dekat pintu masuk. ternyata dia sengaja menunggu narita masuk disitu. dia yang belum tahu kalau suaminya juga sudah bangun dan sedang ngopi langsung memarahi narita.
"iya bu" ucap narita
"Kalau kamu ngadu-ngadu ke bari, aku pastikan kamu akan keluar dari rumah ini. wanita sepertimu ngga pantas dirumah ini. Sudah susah, yatim piatu ngga bisa hamil lagi. karena bari kasihan aja sama kamu, makanya kamu dipertahankan" ucap bu martina tanpa perasaan membuat hati narita tersayat-sayat.
Ingin rasanya narita berlari sejauh mungkin dan bekerja sambil kuliah, supaya dia berhasil menjadi orang kaya dan tidak disepelekan lagi.
Tapi kembali lagi, dia tidak berdaya, sekarang sudah ada suaminya. sebenarnya kalau dia ingin kerja dan kuliah, pasti suaminya akan mendukung supaya tidak jenuh dirumah. Tapi sudah barang tentu mertuanya akan melarang dan mengatakan hanya menghabiskan uang saja.
Pak rudi sangat kaget mendengar ucapan istrinya. Dia tahu istrinya tidak terlalu menyukai narita, tapi juga tidak menyangka bahwa istrinya akan mengucapkan kata-kata kasar itu.
"mama" bentak pak rudi yang tidak senang dengar ucapan istrinya.
"Mama mikir ngga dengan ucapanmu itu" bentak pak rudi lagi.
Ibu martina lumayan kaget melihat suaminya sudah bangun dan sudah megang gelas kopi.
Dia agak takut, takutnya suaminya ini mendukung bari untuk pindah dari rumah ini.
"papa sudah bangun"?
"Sudah, dari tadi sudah bangun. dan cukup kaget dengan kelakuanmu dan ucapanmu", ucap pak rudi.
"Ucapan yang mana, bapak mau belain nari juga, biar makin besar kepala dia" ucap bu martina sambil menatap nari dengan sangat sinis.
"Mama sudah kelewatan" ucap pak rudi berlalu dari tempat itu.
Melihat suaminya belai narita juga, ibu martina tambah berang.
"Senang kamu kan, dibelain sama suami saya, puas kamu kan" ucapnya sambil menatap garang narita.
Narita tidak menjawab, hanya diam terpaku. Dia juga tidak berniat menjawab dan membela diri, bagi narita itu percuma, tidak ada gunanya. Yang ada semakin dijawab ibu mertuanya akan semakin berang. Dia sudah menduga perdebatan ini akan terjadi, sehingga mungkin dia sudah menyiapkan mentalnya.
Tapi walau bagaimanapun persiapan mental narita, tetap aja airmatanya jatuh kalau sudah sendirian di kamar.
Begitu masuk kamar mereka, air mata narita sudah tidak bisa dia tahan.
Sampai kapan Tuhan derita ini?
Sampai kapan aku harus mendengar kata-kata hinaan tiap hari?
Kalau aku sharing sama suamiku, apa yang akan terjadi. katakanlah suamiku membekali maka dia akan menentang ibunya. Alhasil ibu mertuaku pasti semakin menekan aku terang-terangan.
Sementara kalau aku simpan sendiri, hubungan suamiku dan ibunya memang adem, tapi bagaimana dengan hatiku, tidak bisakah aku merasa lelah, tidak bisakah aku merasa marah?
Harus bagaimana Tuhan supaya tidak ada yang tersinggung dan tersakiti, batin narita dalam tangisnya.
Lebih baik sekarang aku beresin rumah, setelah itu main keruma ibu tesa deh, mungkin cerita sedikit bisa mengurangi bebanku, batin ester.
Setelah pekerjaan rumahnya selesai, ibu mertuanya biasanya sudah berangkat ke usaha kolam ikannya. Narita punya kesempatan untuk bertamu kerumah ibu tesa.
Sebelum kerumah ibu tesa, narita membeli sedikit buah diwarung pinggir jalan.
Dalam perjalanan keruma ibu tesa, hati narita masih sangat sedih. Dan raut wajahnya itu terbawa sampai ke rumah ibu tesa.
tok tok tok
"permisi"
"iya sebentar" terdengar sahutan dari dalam rumah.
"Halo ibu" sapa narita begitu pintu terbuka
"Halo miss nari, senang bertemu, ayo masuk dulu miss" ucap ibu tesa membiasakan diri memanggil narita seperti panggilan putri mereka.
"Apa kabar semua bu, apa saya mengganggu" ucap miss narita sangat sopan.
"Kabar baik, tidak miss, siapa yang terganggu. justru saya yang ingin bertanya ada apa ini gerangan miss narita mampir ke rumah kami, dan wajah miss terlihat seperti putus asa", ucap ibu tesa sopan.
"Ayo miss duduk dulu," ajaknya
"Apa lagi sibuk" tanya narita lagi.
"Kebetulan tidak miss, saya lagi santai hari ini. kalau suami sudah jalan dari pagi" jelas ibu tesa.
"Syukurlah saya tidak mengganggu bu"
"Ya tidak atuh, datang aja kapan aja, kami juga senang kok"
"Makasih bu" ucap narita menunjuk sedih,
*Ternyata masih ada yang mau peduli padaku, batin narita*.
"kenapa miss sepertinya banyak beban, siapa tahu bisa kami bantu" ucap ibu tesa setelah mereka berdua duduk berhadapan.
"iya bu" jawab narita singkat
"Maaf bu tesa, saya memang lagi ruwet, pikiran saya lagi bercabang-cabang"
"Kenapa bisa begitu miss nari"?
"Sangat panjang ceritanya bu tesa" ucap narita. Ibu tesa yang sering memberikan konseling dan bimbingan bagi yang mau menikah cukup mengerti ada masalah. Dia hanya diam dulu sampai miss narita mulai ceritanya.
"Tadi pagi saya berdebat lagi dengan mertua saya bu"
"Kenapa" tanya ibu tesa
"iya bu", ucapnya sambil terisak.
"Coba cerita pelan-pelan aja bu " bujuk ibu tesa bijak.
"Saya sangat sedih dan tersinggung dia bilang anak yatim piatu yang tidak tahu diri bu"
"Dia juga bilang saya ngga bisa hamil"
"Jadi sebenarnya saya ngga pantas ada dirumah itu"
"Suami saya hanya karena kasihan sama saya bu, makanya saya dibiarkan tinggal"
"Saya bingung bu, sampai kapan bisa menyimpan ini semua, sementara suami saya tamunya semua baik-baik aja"
Airmata narita seperti biasa sudah tidak bisa di kondisikan, mengalir begitu saja sambil cerita.
Lalu ibu tesa mendekati narita dan meraih tangannya dan mengajak narita untuk berdoa, minta petunjuk sama Tuhan.
"Miss narita, apapun masalahmu, yang menurutmu sangat sulit untuk dipecahkan, bahkan miss sama sekali jalanya sudah buntu, ikhlas dan percayakan kepada Tuhan. Dia bisa melakukan segalanya bahkan beratus kali dari masalahmu" tutur ibu tesa tenang.
"Sebagai manusia kita hanya perlu menjalaninya"
"iya bu"
Hai semua
Dukung terus ya, liku, coment dan vote ya
Terimakasih
I LOVE YOU ALL
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rahmayani Aprimanova
sepertinya SH sangat menguras air mata thor
2023-05-03
0
Debrel Jusuf
ikutin dulu ya thor
2023-01-24
0
Debrel Jusuf
thor sepertinya akan banyak air mata ya..
2023-01-18
0