Setelah ibu tesa memimpin mereka untuk berdoa, mendoakan rumah tangga narita dan juga mendoakan mertuannya serta suaminya terutama narita sendiri, narita masih terisak sedikit.
"miss nari, menangislah kalau itu sedikit membuatmu lega. jangan simpan semuanya dalam diam, itu bisa menimbun penyakit"
"Tuhan tidak pernah melarang kita menangis, dia hanya tidak ingin kita menggerutu dan terus menyalahkan keadaan" lanjut ibu tesa.
"Jika miss nari masih bingung antara curhat ke suami atau simpan sendiri, lakukan itu dengan penuh ke ikhlasan miss " lalu diam sejenak
"Karena miss nari yang sangat tahu apa efek dan dampak dari setiap keputusan itu. Hanya saja jangan hanya mengandalkan pikiran kita, kita harus mengutamakan doa sebelum bertindak, supaya Tuhan kasih jalan terbaik, dan apapun hasilnya kita tidak menyesal"
Narita masih terdiam mendengar ibu tesa.
'Kalau aku ceritakan bebanku ke bang barita, pasti dia akan bertanya sama ibu, dan setelah bang barita berangkat kerja aku pasti makin dicecar ibu'
'Kalau aku diamin sampai kapan aku sanggup'bathin narita
'*Biarkan aja dulu seiring berjalannya waktulah, siapa tahu nanti ada rencana Tuhan yang terbaik' gumamnya*.
"Miss nari, ikutilah kata hatimu, dan jaga hatimu, jangan biarkan tersakiti untuk hal yang miss nari juga inginkan. Setiap pasangan pasti menginginkan anak, tapi itu hanya terjadi jika Tuhan yang memberikan, bukan kekuatan manusia atau jagonya suami atau istrinya "
Banyak lagi petuah dari ibu tesa yang membuat hati narita tenang sementara.
Setelah cukup lama berbincang dengan ibu tesa, tidak berasa ternyata hari sudah siang menjelang sore. Narita sudah harus pulang, takutnya ibu mertuannya keburu pulang ke rumah.
"Sekali lagi terimakasih bu, atas semua sarannya dan juga doa -doa nya. " ucap narita sambil pamit pulang.
"Sama-sama miss nari, jangan sungkan-sungkan untuk datang kalau butuh teman curhat." ucap ibu tesa dengan lembut.
Saat perjalanan pulang dari rumah ibu tesa, hati narita sedikit lebih lega.
Begitu sampai di rumah, dia langsung membereskan kerjaannya. Dia ingat tadi pagi suaminya bilang mau makan di luar.
Karena terlalu sibuk tanpa terasa hari sudah sore. Sebentar lagi suaminya akan pulang. Narita siap-siap mandi dan berganti pakaian.
Setelah selesai mandi, narita langsung memakai pakaian yang sedikit lebih rapi dibanding biasanya.
Tidak berapa lama narita mendengar suara motor barita, yang itu berarti barita sudah pulang.
"Abang sudah pulang"? sambut narita
"Sudah dek, kan abang janji mau makan mie goreng kesukaanmu, kamu sudah siap kayaknya" ucap barita sambil melepas helmnya.
"iya bang, terlalu antusias ya, jadi malu" ucap narita senyum malu sambil menunduk.
"Ya elah, istriku malu-malu" goda barita menowel pipi narita seperti bayi.
"abangggg" teriak manja narita.
"Abang ganti pakaian dulu ya" ucap barita senyum sambil masuk.
"iya bang " balas narita sambil membereskan helm sama jaket barita lalu ingin menyusul barita ke dalam rumah saat mobil ibu mertuannya pas masuk halaman.
Narita jadi menyambut ibu mertuannya, takutnya salah paham lagi kalau langsung masuk padahal ibu mertuannya sudah melihatnya.
"Ibu sudah pulang, ini tadi bang bari baru pulang juga bu" jelas narita sambil menunjukkan barang -barang bari. Tapi alih -alih mendengar cerita narita, ibu martina malah langsung interogasi narita.
"Mau kemana kamu, tumben rapi banget " tanyanya sinis menatap penampilan narita dari kaki sampai atas.
"Itu bu, bang bari mengajak narita makan mie goreng di jalan x yang terkenal itu bu"
"Emang kamu ngga masak"?
"Masak kok bu, tapi buat bapak sama ibu aja, soalnya tadi pagi sudah direncanakan bang bari bu"!
"Hebat kamu ya sudah mulai makan -makan diluar" ucap ibu martina sinis.
"Ngga kok bu, hanya hari ini doang. kan bang bari gajian bu" ucapnya masih tenang.
"Ohhh jadi kalau gajian langsung boros"?
Narita sudah tidak menjawab lagi, dia sudah sadar keadaan sudah kacau. Dia ingin membawa tas itu ke dalam rumah.
Tidak berapa lama mereka sudah keluar bareng dengan barita.
"bari" panggil ibu martina
"Ohh mama sudah pulang"? tanya bari sopan
"Iya nak, tapi mama mau cek Up ke rumah sakit bentar, kayaknya darah mama naik ini, pusing, tolong anterin mama" ucapnya
"Yahhh ma, baru aja kami mau jalan keluar, kasian narita Ma, ngga pernah kemana -mana. apa papa belum pulang ma"?
"Belum, kalau sudah pulang juga pasti sudah cape, Kasihan papa sudah tua" alasan ibu martina.
'Pokoknya aku harus membuat mereka batal makan diluar, enak aja narita makan-makan diluar segala' batin bu martina.
'Aku harus cari cara supaya barita menjauhi narita, dan aku akan mencoba mengenalkan bidan praktek yang susan bilang kemarin'batin bu martina.
"Gimana dek, kita antar mama ke dokter dulu ya, terus nanti aku telepon papa jemput. Baru
kita jalan makan malamnya" saran barita kepada narita.
"ngga... " belum sempat narita menjawab ngga apa-apa, ibu mertuanya sudah memotong pembicaraan.
"Ngga bisa besok -besok apa, timbang makan doang, masih banyak hari esok" ucap bu martina sinis.
Barita jadi bingung, harus bagaimana, mamanya benar juga makan bisa besok-besok tapi sakit tidak bisa diatur.
Tapi dia juga tidak ingin lagi sebenarnya mengecewakan narita.
Melihat suaminya bingung narita langsung berinisiatif menjawab.
"Bisa kok ma, besok-besok masih banyak waktu. ibu dulu aja bang antarin" ucap narita berusaha tegar walau hatinya menangis lagi.
Sejujurnya barita menangkap raut kekecewaan dimata istrinya, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Benaran dek, ngga apa-apa, kita antar mama ke dokter dulu ya"
"Narita di rumah aja, kamu aja anterin mama, ayo" ucap ibu martina sudah melangkah ke arah mobilnya.
"Kamu ngga apa-apa kan dek di rumah dulu, besok-besok kita pergi makan" ucap barita mengusap pipi tirus istrinya.
"Ngga apa-apa bang" ucap narita langsung berbalik pelan masuk rumah.
Dengan langkah gemulai narita masuk ke kamar mereka dan menumpahkan tangisnya disana.
'Apakah ini juga rencanaMu Tuhan' gumamnya sambil menangis.
'Apakah salah kalau aku sangat kecewa Tuhan, apa wanita sepertiku tidak berhak kecewa '
'Bapa, ibu, nenek kenapa kalian tega meninggalkan aku sendiri, jemput aja aku, biar aku ada teman, supaya aku bisa mengadu sama kalian.' tangis narita sangat pilu di dalam kamar mereka.
'Percuma kamu menangis narita, siapa yang akan menolongmu, mendingan kamu berpikir apa yang harus kamu lakukan untuk melindungi dirimu' bisik suara sisi lain dari hati narita.
Narita sudah cape menangis dan dia tidak menemukan jawaban adapun.
Mungkin karena terlalu banyak menangis, akhirnya Narita merasa ngantuk.
Perlahan narita bangkit Dan tanpa berganti pakaian dia naik ke tempat tidur mereka.
Dan akhirnya diapun terlelap tidur.
Hai readersku, jangan bosan ya
Tetap dukung ya, like, coment dan vote
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rahmayani Aprimanova
sebenarnya baritanya baik tp kurang tegas kali ya
2023-05-03
0
Debrel Jusuf
sepertinya barita memang perlu saran
2023-01-18
0
Syakhira Dwi Rahmania
semoga bisa menjadi teman curhat yang baik
2023-01-12
0