"Tumben ibu tesa jemput sekolah lewat sini " tanya narita saat mereka sedang minum es di warung Pinggir jalan itu.
"Iya Miss, tadi ada temanya di jalan situ yang tidak bisa di jemput orang tuannya, jadi tadi kita drop dia Dulu, baru pulang lewat sini " jelas ibu tesa.
"Ohhh syukur juga ketemu ibu disini, saya senang banget. "
"Sepertinya Miss nari sedang senang, tapi agak pucat kenapa "?
Narita tersenyum kearah ibu tesa lalu menjawab dengan bahagia.
"Syukur kepada Tuhan, saya hamil bu " ucapnya sangat senang
"ohhh iya " ibu tesa spontan setengah berteriak karena dia tahu bagaimana perjuangan keluarga ini.
"ini benar -benar berita yang menggembirakan Dan penuh mukjizat."
"Terimakasih Tuhan " ucap ibu tesalonika semangat.
"iya bu, saya juga sangat bahagia tadi ketika dokter beritahu" jelas Narita.
"ohh jadi baru tahu tadi" tanya ibu tesa
"iya bu, dan ibulah orang pertama yang saya beritahu " ucap narita malu -malu.
"jadi suami belum tahu"
"belum " jawab narita sambil menggeleng.
"Mungkin diberitahu secara romantis ya" goda ibu tesa membuat narita sedikit malu.
"tidak apa -apa Miss, ini berita besar jadi layaklah dirayakan "
"iya bu "
Mereka akhirnya berbincang panjang lebar sampai akhirnya hari sudah siang menjelang sore. Dan narita harus pulang sebelum ibu mertuannya pulang.
Mereka berpisah disana dengan banyak pesan dan petuah dari ibu tesa.
Sampai dirumah narita merasa sedikit heran karena ibu mertuannya tumben sudah ada di rumah dan sepertinya ada tamu.
Karena ada tamu narita berinisiatif masuk dari pintu samping. Ternyata tamu itu adalah teman ibu mertuannya, itu narita kenal dari suaranya, itu adalah bidan Susan.
Tapi yang buat narita terkejut adalah hal yang mereka bicarakan. Mereka sedang membicarakan bang Bari dengan bidan Irma.
siapa bidan irma ya?
"Tapi gimana nanti kalau irma ngga setuju san, secara dia cantik " ucap bu martina
"Tenang aja, dia pasti mau, kemarin aku sudah tanya, kan mereka sudah bertemu" ucap bidan Susan
jedar jedar jedar
Bagai petir di siang bolong narita terhempas dari kegembiraannya tadi.
'Jadi bang nari sudah bertemu dengan bidan irma itu '
'Kenapa bang bari bohong '
'Berarti bang Bari sudah belajar mendua hati'
Narita akhirnya hancur lagi, dan hancur lagi untuk ke sekian kalinya.
Tapi kemarin dulu bang Bari bilang jangan dengarkan siapa pun, hanya dengarkan dia aja, pikir narita.
'apa Lagi ini Tuhan ' batin Narita
Narita ingin beranjak dari tempat itu saat pembicaraan mereka nyambung lagi.
"Semoga nari itu jangan hamil sampai mereka pisah resmi " terdengar suara ibu Susan
"Tidak akan san, aku akan tekan terus supaya dia tidak hamil dan kalaupun hamil tidak akan aku biarkan lahir selamat, karena nggada untungnya punya menantu kayak dia, bari nya ngga bakal maju -maju " celetuk ibu martina
"Kamu tahu ngga selama sama dia Bari nggada kemajuan, orang - orang sudah naik mobil kesana kemari, dia naik motor terus padahal gaji gede coba " lanjut ibu martina.
Deg
Narita merasa dalam bahaya ternyata.
Dokter tadi berpesan tidak boleh stress dan cape, gimana kalau ibu mertuanya keberatan punya pembantu, karena dia ternyata tidak menginginkan anakku. Apa yang harus aku lakukan Tuhan '? batin narita sudah meneteskan airmata.
Dengan sedikit lunglai narita berjalan memutar lewat belakang, disana ada Bangku yang biasa dia gunakan kalau Cape mengurus bunga.
Narita sekarang blank, ternyata mertuanya membencinya bukan hanya karena dia belum hamil tapi karena dia anggap naritalah penghambat Bari maju.
'Ya Tuhan, aku tidak kuat " tangis narita tanpa suara.
Tapi sekejap dia ingat anak dalam kandungannya, dia akan stress kalau mamanya stress.
'Aku harus lindungi anakku, sekarang minimal dia lah yang aku punya, temanku di dunia kalau bang Bari benar telah mencoba mendua ' batin narita.
Tanpa terasa karena banyak beban dan lagi hamil narita sempat mengantuk di belakang sampai dia tidak sadar kalau dokter susan sudah tidak ada dan suaminya sudah pulang.
Dia kembali ke pintu samping untuk masuk karena pintu belakang di kunci dari dalam.
Dan dia cukup kaget ternyata suaminya juga sudah ada disana.
"Abang sudah pulang " tanya narita agak enggan setelah mendengar percakapan mertuannya tadi.
"Kamu lihat dia Sudan pulang belum "
Narita tidak ingin berdebat dengan mertuannya, dan dia langsung ingin melangkah masuk ke kamar mereka. Tapi kakinya belum selangkah untuk melangkah mertuannya sudah memprovokasi lagi.
"Kamu lihat kelakuannya Bari, bilang ke kamu sakit kan, tapi dia malah kelayapan sampai pulang sore begin, apaan coba "
"bu, tadi saya ketiduran di belakang"
"Apah, ketiduran di belakang. Pintar banget kamu bohong ya, jelas -jelas tadi saya lihat kamu lagi ketawa -ketawa sama teman-temanmu di warung pinggir jalan itu, mau ngelak lagi"
Bari sedikit terpancing dengan ucapan ibunya, ngapain istrinya keluar rumah, nongkrong di warung lagi tanpa bilang sama dia. padahal tadi pagi katanya sakit dan ini Bari ingin cepat pulang pun ingin mengajaknya ke dokter.
"Kamu benar nongkrong di warung" tanya Bari dengan nada yang kurang enak
"iya bang, tapi... "
"Halah tapi apa lagi, selama ini pintar aja kamu ngebohongi Bari, sok baik Karena tahu jam pulangnya Bari, iya kan"?
"Giliran Bari pulang lebih awal sedikit Kebongkar kan " lanjutnya
"Maksud ibu apa sih" Narita menatap tajam ibu mertuannya mengingat isi pembicaraan mereka tadi sama bidan Susan, hati narita juga sedikit terpancing marah.
"Dek, kamu jangan kurang ajar sama mama" ucap bari hanya mengingatkan tapi bagi narita diartikan berbeda, mereka sudah sekongkol ingin menyingkirkan narita, jadi kepalang tanggung, hati narita juga sudah blenk.
"Kenapa bang, kenapa aku ngga boleh marah" tantang narita yang sudah putus asa.
"Nari, jawab jujur apa kamu tadi duduk di warung pinggir jalan itu"
"Apa perlu aku jawab bang, bukankah ibu sudah mengatakan semuanya, jadi apa lagi"
"Nari, aku cuma bertanya sedikit kenapa kamu nyolot" ucap bari
"Aku tidak nyolot hanya saja aku sudah tidak tahan diperlakukan ibu begini terus" jawab nari berusaha tenang tapi airmata ya sudah banjir tanpa berusaha dia hapus.
Bari sebenarnya sudah tidak tega melihat istrinya menangis begitu, dan dia sebenarnya percaya dengan istrinya, tapi disini juga ada ibunya, dia jadi bingung harus ngapain.
"Kurang ajar kamu ya, berusaha mengadu domba ibu sama bari" ucap Bu Martina ingin menampar narita, tapi narita menahan tangan ibu mertuanya dan mendorongnya hingga terjatuh ke belakang dengan terjengkang.
"kamuuuu" ucapnya sudah pura-pura kesakitan
"mama" ucap bari menolong mamanya
"nari' teriak bari bangkit berdiri setelah menolong mamanya.
Plakkkkk
Satu tamparan mendarat mulus di pipi narita tanpa berusaha dia elakkan. narita merasakan sakit yang sangat dalam, fisik dan batinnya.
Dia tidak berusaha menjelaskan apapun atau pun mengatakan apapun, dia hanya berjalan terhuyung menuju kamar mereka. Dia sudah tidak mengerti mana tawa dan mana tangis.
Dukung terus ya guys
like, coment dan vote
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rahmayani Aprimanova
ya ampun ibu, ingat umur, udah bau tanah
2023-05-03
0
Debrel Jusuf
ya ampun mertuanya jahat banget
2023-01-18
0
Syakhira Dwi Rahmania
kamu akan nyesal bari
2023-01-10
0