Setelah selesai makan bakso di pinggir jalan dekat taman, barita mengajak narita untuk pacaran lagi, tentu saja itu membuat narita tersenyum Mali.
Ada-ada saja suaminya ini ' pikir narita. Dia sadar bahwa bari ingin membuat narita kembali ceria setidaknya tersenyum lepas.
'Mungkin boleh kali aku bicara sedikit'batin narita
"Bang, boleh aku bertanya " tanya narita agak Ragu dan takut. Dia juga sebenarnya takut ngga kuat dengan jawaban barita, tapi dia harus tanya jugs.
"Hehehe tumben istriku ini, ya bolehlah" jawab bari sambil senyum dan merangkul pundak istrinya.
"Ini serius bang" ucapnya. Melihat istrinya serius bari jadi terdiam.
"Bang, seandainya kita sampai tua ngga dikasih anak gimana bang"? tanya narita sudah mulai sedih. Entah lah setiap bicara tentang anak hati narita sudah langsung hancur.
Bari kaget juga dengan pertanyaan istrinya.
Gimana ya, dia belum pernah memikirkanya.
"Dek, hidup ini sudah diatur, bahkan jodoh, rezeki , maut hanya Tuhan yang tahu. Tidak Ada yang bisa kita lakukan selain pasrah." jawab bari mencoba bijak.
"Tapi ibu menginginkan cucu bang"
"Saya juga ingin dek, tapi kalau kata Thank belum mau bilang apa"
"iya sih"
"Jadi mulai sekarang jangan pikirkan apapun, hanya pikirkan saya. oke istriku yang paling oke " bujuk Bari.
"iya bang "
"Jadi sekarang kita pacaran ke mana lagi"
"Ke taman yang ada ayunannya bang "
"Oke tuan putri"
Jadilah malam ini mereka mutar-mutar sampai ngantuk.
Sekitar pukul sepuluh narita sudah ngantuk Dan dia mengajak suaminya pulang ke rumah.
Saat tiba di rumah ternyata pak rudi belum tidur.
"Kalian dari mana "?
"Mutar -mutar pa. Cari angin. "
"ohhhh"
"Kami masuk dulu pa" ucap bari menarik tangan istrinya.
"Iya sana gih, bapa ini belum kelar "
Bari menarik tangan istrinya masuk dan langsung ke kamar mereka.
"Aku sudah mengantar tuan putri mutar -mutar dan makan bakso, sekarang waktunya tuan putri melayani suami " ucap Bari dengan mimik yang serius membuat narita tertawa lepas setelah mereka selesai cuci tangan dan ganti Pakaian.
"Iya iya iya, bos mau mandi, mau dipijitin atau mau di apain bos "
"Yang enak di apain ya"? pura -pura tanya bari.
"Yang enak kita tidur bos " jawab narita langsung naik tempat tidur Dan bergeser ke pojok.
Bari berpikir sejenak lalu ikut tertawa.
"Benar juga sekarang yang enak kita tidur " ucap Bari menyusul naik dan memeluk istrinya.
Jadilah mereka becanda Dan berakhir dengan olah raga malam.Mereka melakukan dengan rileks tanpa beban. Entah apa yang terjadi besok, biarkan waktu yang menjawab.
Pagi harinya seperti biasa narita menyiapkan suaminya untuk berangkat kerja.
Narita menyiapkan sarapan dan kopi suaminya.
Saat mereka sarapan ibu martina baru bangun dan ikut duduk di meja makan tapi tidak langsung sarapan.
"Bar, kalian harus sudah mulai program Hamil, mama sudah ingin cucu "
"Iya ma, nanti kami pikirkan "
"Jangan nanti -nanti keburu tua mama "
Bari dan narita saling tatap, ini Sudah mulai merembet kemana -mana ntar kalau kelamaan disini.
"Iya ma," ucap bari" dek aku jalan dulu yah" ucap Bari setelah menghabiskan kopinya.
"iya bang " ucap narita sambil membawa tas suaminya mengantar ke depan.
Setelah suaminya berangkat narita kembali masuk rumah. Kembali dengan keadaan yang kurang bahkan keadaan yang tidak ada kenyamanan.
"Nari, lain kali kamu jangan ulangi lagi yang kemarin ya" langsung ucap ibu mertuanya.
"Yang apa ya bu"? tanya narita karena memang bingung.
"Sok sok nanya Lagi, jangan suka bikin bari stress dengan keluhan -keluhan ngga jelasmu. Dia sudah cape kerja tahu ngga? " ucapnya makin nyolot.
"Iya bu " akhirnya narita mengalah aja walau sebenarnya ngga terima dibilang mengeluh ngga jelas.
Narita ingin masuk kamarnya saat bapak mertuanya ingin berangkat kerja.
"Ada apa lagi sih bu"? tanya bapa mertuanya yang tidak tahu duduk persoalan sebenarnya.
"Ini pak menantumu bikin bari pusing dengan keluhannya dirumah, paling juga mengerjakan apa, itu aja mengeluh " ucap ibunya.
"Kalau lagi cape istirahat aja Nari, kerjaan ngga ada habisnya." ucap bapak mertuannya bijak.
"Iya pak " ucap Nari akhirnya.
"Paling juga ngapain, kayak kita paksa kerja aja" ketus mertuanya
"Sudahlah ma, jangan di bahas, itu urusan Bari "
"Bari kan bisa dia bohongi pa, buktinya Bari nurut banget sama dia, ngga dengar kita lagi " mama mertuanya nyerocos terus.
"mamaaa " teriak pak rudi
"Makin ngaco sih, ya dengar dia lah karena dia istrinya, masa sudah nikah dengar mama terus " ucap Papa mertuanya.
"Ini nih yang bikin dia makin besar kepala " ucap ibu mertuannya.
"Sudah sudah sudah, aku mau berangkat " ucap bapak mertuanya sambil bangkit berdiri.
Narita langsung masuk kamar dan kembali menangis sendiri.
Tidak berapa lama ibu mertuanya keluar dari rumah, entah mau kemana, arisan atau ketempat usahanya, karena ibu mertuanya memang punya usaha kolam ikan mas.
Setelah ibu mertuanya keluar rumah barulah hati narita merasa plong. Dia mulai beraktifitas dengan tenang. Tapi pagi ini narita ingin jiarah ke makam kedua orang tua dan neneknya.
Terlalu banyak tekanan hidup membuat narita ingin menangis dipusara orang tuanya.
Setelah pekerjaan rumah dirasa cukup, narita bersiap untuk berangkat ke makam orang tuanya. Dengan naik ojek narita langsung menuju penjual bunga dulu. Dari toko bunga langsung menuju pemakaman.
Narita sudah tidak bisa membendung airmatanya saat tiba di pemakaman itu. Belum sempat membersihkan makam dan menabur bunga narita sudah jatuhkan dirinya di atas makam ibunya.
"Maaaaa, nari cape mahh " ucanya sambil menangis
"Nari tidak tahu harus berbuat Apa, nari sedih banget ma " ucap narita sambil menangis tersedu -sedu.
"Maaa jemput nari aja mahh, Nari sudah tidak kuat " ucapnya
"Paaa kenapa nasib Nari begini, gimana kalau nanti nari ngga hamil-hamil ,Nari ditinggal bang Bari pa, kemana Nari harus pergiiii " teriaknya kearah makam papanya .
"Kenapa kalian yang sayang sama Nari ninggalin Nari , kenapa? "
"Nari ngga bisa mengadu kemana -mana, Nari sendirian "
Semua yang ada dalam hati narita dia tumpahkan di pusara papanya dan neneknya.
Dia sedikit merasa plong bisa mengeluarkan uneg -unegnya sekalipun diatas gundukan tanah doank.
Setelah cukup lama menangis narita merasa cape sehingga dia diam dulu sejenak disana.
Narita kembali berbicara diatas kuburan mama, Papa dan neneknya.
"Tolong kalian beri petunjuklah, lewat mimpi kek, apa yang harus aku lakukan." doa narita sudah tidak menangis lagi.
"Aku sangat bingung sekarang, ibu mertuaku ingin cucu, aku belum hamil, gimana nanti kalau ibu mertuaku tetap tekan bang Bari cari wanita lain, apa aku harus ikhlas , terus aku harus kemana "?
"Kalau kalian masih ada mungkin aku akan pulang ke rumah aja, kalian pasti memeluk aku kan " ucap narita.
"Sekarang hanya bang Bari yang perhatian samaku, tapi gimana kalau nanti dia berubah, aku harus gimana , gada lagi yang peduli ? tangisnya pilu di pusara bapak dan ibunya. Hatinya benar -benar sedih Dan takut.
Karena sudah menjelang sore narita pun pulang ke rumah, bebanya sedikit berkurang.
Hai semuanya
Tetap dukung donk
like, coment dan vote ya.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rahmayani Aprimanova
ya ampun nari, kamu kasian bgt ya
2023-05-03
0
Debrel Jusuf
harus bagaimana ya
2023-01-18
0
Syakhira Dwi Rahmania
harus di apain ya
2023-01-12
0