PART 6 BIARKAN MENGALIR

Pertanyaan tulus bari tentu saja sangat sulit untuk di jawab oleh narita. Bukannya menjawab malah airmatanya sangat susah di bendung.

Barita yang hampir bisa menebak isi hati istrinya ikut sedih melihat istrinya menangis. Dia lalu memeluknya dengan erat dan mengusap - usap punggung istrinya seperti bayi.

"Maafkan aku dek, belum bisa bahagiain kamu " ucapnya.

"Tapi boleh ga dek kamu cerita sama abang apa yang kamu rasakan, tentang semua hal, tentang rumah, tetangga, pekerjaan rumah, mama, papa atau tentang perilaku saya" ucap bari sabar. Dia ingin istrinya cerita tanpa tekanan.

Narita menatap mata suaminya dalam - dalam. dan dia menemukan kedamaian dan ketulusan disana.

'Apakah aku bisa berterus terang'?

'Kasihan bang bari nanti ribut sama ibu'batin narita.

'Tapi kalau aku diam bang bari sepertinya sangat ingin aku jujur, dan bukankah tentang segala sesuatu suami istri itu harus jujur'batin narita lagi.

Dalam kebingungan narita, pintu kamar mereka diketuk dari luar.

tok tok tok

"bari"

"bari"

Suara ibu mertuanya menciutkan nyali narita untuk bercerita. Sementara bari sedikit kesal juga sama mamanya mengapa harus nongol disaat yang tidak tepat.

"iya ma" ucap bari bangkit berdiri membuka pintu kamar.

ceklek

"Ada apa ma" tanya bari sambil membuka pintu kamar hanya separoh.

"Kok tumben kamu di kamar aja, seperti wajah marah lagi"? tanya ibu martina ngga tahu diri.

"Ngga ma, ngga apa-apa" jawab bari

"Ngga apa -apa gimana, mana naritanya " ucapnya mulai sewot.

"Iya bu, ada apa"? narita langsung berdiri di belakang bari karena di pikiran narita mungkin mertuannya ingin menyuruhnya melakukan sesuatu.

"Kamu tuh ya, kenapa sok-sok nangis-nangis segala, suami baru pulang kerja, cape, bukannya dibikinin sesuatu malah sok ngambek - ngambek kamu" bentak mertuanya membuat airmata narita langsung jatuh lagi.

Jujur dia sangat bingung dengan keadaan ini. Suaminya pulang langsung minta dia ngomong jujur, belum ngomong dia sudah di marah, ada apa sih sebenarnya.

Tapi narita sudah tidak bisa bicara lagi. Dia akhirnya mundur ke sisi tempat tidur dan diam disapa.

"Ma, mama ngomong apa sih" ucap bari mulai terpancing marah, karena jelas-jelas dia ingin memperbaiki hubungannya dengan narita malah mamanya merusak semuanya.

"Bar, kamu ngga usah belain dia, apalagi dengar aduannya, otaknya sudah rusak itu gara-gara belum hamil" ketus mamanya membuat bari kaget setengah mati, sementara narita makin terisak.

"mamaaaa" bentak barita

"Kali ini mama sudah keterlaluan " ucap bari sudah marah

"Bar, kamu bentak mama gara-gara narita. sadar bar, sadar apa yang kamu harapkan dari dia" teriak mamanya lagi.

Bari sudah stress menghadapi mamanya, untungnya narita selalu mengerti dan memilih diam daripada ngomong yang malah membuat bari tambah pusing nantinya.

"maaf ma, bari mau tidur"

"Tunggu bar, mama ngomong dulu sama istrimu, biar jangan sesukanya dia, tidak menghargai orang tua dan suami "

"Dia lagi nangis ma, besok aja" Ucap bari melemah sudah menutup pintu kamar mereka.

Katakanlah bari tidak sopan kepada orang tua, lalu bagaimana dengan istrinya yang sudah pasti sangat terluka dikatain belum Hamil.

Bari melangkah mendekati istrinya yang sedang menangis sedih walaupun tanpa Suara. Dari tetesan Air matanya saja Bari sudah tahu istrinya sangat terluka.

Bari berjongkok Di depan istrinya. Dia menatap mata istrinya yang sembab dan meraih kedua tangan istrinya.

"Maafkan Abang Dek, ngga bisa jagain kamu" ucap Bari sedih banget. Dia sedih Dan menyesal melihat istrinya menangis pilu di depan matanya Dan Dia tidak bisa menolongnya.

Narita hanya diam tidak bicara. Tapi airmatanya seperti tanpa Dia sadari mengalir terus di pipinya.

"Dek, apa kita pindah rumah aja dekat kantorku"

"Aku tidak ingin kamu sering dimarahin mama? "

'Bahkan aku sudah hampir bosan hanya untuk dimarahin ibu bang'batin narita makin sedih.

"Nari, ngomong dong, ngomong " ucapnya setengah berteriak saking kesalnya sama diri sendiri.

Narita semakin menangis, dia semakin bingung harus cerita atau tidak apa yang dia rasakan.

"Aku terus terang bingung Bang, harus gimana"? ucapnya sendu.

"Tidak usah bingung Dek, cerita aja, minimal biar Abang tahu apa yang terjadi"

"Bang, sebenarnya kenapa Abang bertanya begitu, tumben pulang-pulang abang bertanya tentang perasaanku.

"Apa ngga boleh dek bertanya" tanya basil bari

"Boleh bang, hanya saja itu membuatku sedih"

"Sedih kenapa "? cecar bari

"Abang lihat kan ibu jadi marah"

"Tidak usah dipikirin dek " ucap bari menyesal telah membuat istrinya menangis Dan terluka lagi.

Bari yakin dengan saran temannya, dia Harus merilekskan pikiran istrinya.

Bari akan membawa narita untuk Berlibur.

Bari sudah bertekad dalam hatinya kalau liburan ini tidak boleh batal.

"Dek masih mau makan mie ngga" bari berusaha mengalihkan focus.

"ngga bang, ntar -ntar aja"

"Ya sudah, aku sudah kirim uang belanja ke rekeningmu ya dek"

"ohhh iya bang " ucap narita sambil mengecek Mobile banknya.

Benar duitnya sudah bertambah saldonya.

Narita tidak pernah kekurangan kalau dari sisi duit, karena gaji bari sangat besar untuk ukuran daerah mereka. Dan bari tidak pernah lupa mengirim uang untuk pribadi istrinya tambah uang belanja.

"Dek, makan bakso yo, abang-abang yang lewat"

Narita berpikir sejenak lalu mengangguk setuju.

Bari mengganti pakaian kantornya didepan narita. Itu bukan hal asing buat narita, Kadang bari menganggapnya seperti anak kecil.

Bari mengambil kunci motornya dan setengah menarik tangan istrinya.

Ketika lewat ruang tamu mereka ditanya oleh bu martina.

"Mau kemana kalian, "

"Pengen makan bakso ma"

"Huhhhh ngga tahu Malu, tadi berantem sampai nangis -nangis, sekarang sok mesra " ucap bu martina Sinis terutama di tujukan sama narita. Narita hanya diam dan menunduk.

Bari pamit sama ibunya Dan menarik tangan narita yang sebelah.

Begitu mereka diatas motor bari, perlahan bari melajukan motornya. Perlahan sekali, karena niatnya juga hanya untuk mutar-mutar.

"Pegangan dek, abang mau balap nih" goda Bari sambil pura -pura gas motornya.

Reflek narita memeluk pinggang suaminya Dan menempelkan wajahnya ke punggung Bari. Dia termakan ucapan candaan bari membuat Bari ketawa ngakak.

"Hahahaha makanya jangan diam terus dek" makin goda bari membuat narita mau ngga mau ketawa juga.

Narita memukul pelan punggung suaminya. Bari senang narita sudah bereaksi.

Bari menarik Nafas dalam-dalam. Dia bertekad akan menjaga perasaan istrinya. Tidak akan membuatnya terluka Lagi.

Biarkan mengalir seperti air, tidak dipaksakan. Jika sudah waktunya cerita narita pasti akan cerita juga.

Setelah tiba ditaman kecil bari dan narita turun untuk makan bakso.

"Makan bakso ini ya dek" tanya bari

"Boleh bang"

"Bakso dua bang" ucap Bari

"Pake apa aja bang"

"Lengkap Bang " jawab bari sambil duduk di sebelah istrinya.

Bari ingin meyakinkan narita kalau bari sangat mencintainya. Pelukan dan perlakuan bari Memang selalu bisa menghipnotis narita. Cukuplah perhatian Bari, biarkan ibu mertua berbuat apa saja.

Hai semua

apa kabar kalian

tetap dukung ya

like, coment Dan vote

Terimakasih

Terpopuler

Comments

Rahmayani Aprimanova

Rahmayani Aprimanova

Narita jangan terlalu baik kamu .

2023-05-03

0

Debrel Jusuf

Debrel Jusuf

narita terlalu baik

2023-01-18

0

Syakhira Dwi Rahmania

Syakhira Dwi Rahmania

iya sih berjalan biasa aja

2023-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1 KESEHARIAN
3 PART 2 SUDAH KUDUGA
4 PART 3 SARAN
5 PART 4 RENCANA MAMA
6 PART 5 CURHAT
7 PART 6 BIARKAN MENGALIR
8 PART 7 HARUS GIMANA
9 PART 8 MENGINAP
10 PART 9 TANPA BEBAN
11 PART 10 SITUASI YANG SAMA
12 PART 11 HAMIL
13 PART 12 DIFITNAH
14 PART 13 HARUS BEGINI
15 PART 14 PERGI
16 PART 15 TERSERAH KAMU
17 PART 16 TERNYATA
18 PART 17 KAMU DIMANA
19 PART 18 MENJADI DINGIN
20 PART 19 BENARKAH
21 PART 20 INI DOSAKU
22 PART 21 HARUS KEMANA
23 PART 22 KAMU KERJA KERAS
24 PART 23 AKU MELIHATMU
25 PART 24 CERITA
26 PART 25 MAAFKAN AKU
27 PART 26 BELUM INGIN KETEMU
28 PART 27 AKU DENGAR
29 PART 28 MENCAIR
30 PART 29 MAMA
31 PART 30 MARAH
32 PART 31 MESRA
33 PART 32 TIDUR BARENG
34 PART 33 BAHAGIAKU
35 PART 34 AKSI MAMA
36 PART 35 KALIAN SAMA
37 PART 36 MENCARI CARA
38 PART 37 PENDARAHAN
39 PART 38 AKU GAGAL
40 PART 39 INFORMASI
41 PART 40 INGIN KETEMU
42 PART 41 BAHAGIA
43 PART 42 SARAN RISMA
44 PART 43 PENDAPAT PAPA
45 PART 44 SESEORANG
46 PART 45 DOKTER EVA
47 PART 46 BERTEMU
48 PART 47 SALAH SANGKA
49 PART 48 MENGEJARMU
50 PART 49 HARUS BERGERAK
51 PART 50 MENDEKATI
52 PART 51 AKU NGGA BISA
53 PART 52 TERLANJUR
54 PART 53 TANTE MARLINA
55 PART 54 HARUS BERTINDAK
56 PART 55 TERJADI JUGA
57 PART 56 KHAWATIR
58 PART 57 HANCUR
59 PART 58 ULAH MAMA
60 PART 59 LEMAH
61 PART 60 TAKUT
62 PART 61 HARUS GIMANA
63 PART 62 LEBIH HANCUR
64 PART 63 BINGUNG
65 PART 64 SEKUTU
66 PART 65 SANGAT HANCUR
67 PART 66 MASIH DI SINI
68 PART 67 RENCANA
69 PART 68 TUNJUKKAN
70 PART 69 TERSERAH
71 PART 70 PENGAKUAN
72 PART 71 JANGAN MENYERAH
73 PART 72 HARUS BICARA
74 PART 73 JALANI
75 PART 74 KEMBALI
76 PART 75 KEBAHAGIAAN
77 PART 76 MAMA
78 PART 77 AWAL LAGI
79 PART 78 MENGUKIR KENANGAN
80 PART 80 COBAAN LAGI
81 PART 80 KOK BEGINI
82 PART 81 KAMU BOHONG
83 PART 82 PERGI
84 PART 83 LEBIH HANCUR
85 PART 84 TERJADI LAGI
86 PART 85 3 TAHUN KEMUDIAN
87 PART 86 BARI
88 PART 87 MATI RASA
89 PART 88 AYO BANGKIT
90 PART 89 3 TAHUN BERIKUTNYA
91 PART 90 KAGET
92 Part 91 TERBONGKAR
93 PART 92 HARUS GIMANA
94 PART 93 PERTEMUAN
95 PART 94 KEHARUAN
96 PART 95 CURAHAN HATI
97 PART 96 SEPAKAT
98 PART 97 BAHAGIA
99 PART 98 KELUARGA
100 PART 99 BERSAMA KALIAN
101 PART 100 REUNI
102 PART 101 NASEHAT
103 PART 102 BAHAGIA
104 PART 103 NARITA
105 PART 104 CUCUKU
106 PART 105 BAGAS
107 PART 106 RENCANA
108 PART 107 PULANG
109 PART 108 GALAU
110 PART 109 BERANGKAT
111 PART 110 BERENCANA
112 PART 111 AKU DATANG
113 PART 112 KEJUTAN
114 PART 113 AKU PINDAH
115 PART 114 NIATKU
116 PART 115 KE RUMAH IDA
117 PART 116 BELI RUMAH
118 PART 117 SAH
119 PART 118 BULAN MADU
120 PART 119 MALU
121 PART 120 MUNTAH
122 PART 121 POSITIF
123 PART 122 BAHAGIAKU
124 PART 123 KUSIMPAN DULU
125 PART 124 KE JAKARTA
126 PART 125 PAPA KANGEN
127 PART 126 BERJUANGLAH
128 PART 127 SALING MENDOAKAN
129 PART 128 MAU MELAHIRKAN
130 PART 129 MENGURUSMU
131 PART 130 SEDIKIT FLASHBACK
132 PART 131 RENCANA PULANG
133 PART 132 BICARA
134 PART 133 PULANG
135 PART 134 MENANGIS
136 PART 135 MENCAIR
137 PART 136 RUMAH
138 PART 137 KE MAKAM
139 PART 138 SANTAI
140 PART 139 SEBELUM PULANG
141 PART 140 JIKA BOLEH
142 PART 141 KEMBALI
143 PART 142 EVA LAGI
144 PART 143 BODOH
145 PART 144 TERUNGKAP
146 PART 145 JANGAN DEKAT
147 PART 146 TERUNGKAP
148 PART 147 PENYESALAN SEORANG SUAMI
149 PART 148 ENDING
Episodes

Updated 149 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1 KESEHARIAN
3
PART 2 SUDAH KUDUGA
4
PART 3 SARAN
5
PART 4 RENCANA MAMA
6
PART 5 CURHAT
7
PART 6 BIARKAN MENGALIR
8
PART 7 HARUS GIMANA
9
PART 8 MENGINAP
10
PART 9 TANPA BEBAN
11
PART 10 SITUASI YANG SAMA
12
PART 11 HAMIL
13
PART 12 DIFITNAH
14
PART 13 HARUS BEGINI
15
PART 14 PERGI
16
PART 15 TERSERAH KAMU
17
PART 16 TERNYATA
18
PART 17 KAMU DIMANA
19
PART 18 MENJADI DINGIN
20
PART 19 BENARKAH
21
PART 20 INI DOSAKU
22
PART 21 HARUS KEMANA
23
PART 22 KAMU KERJA KERAS
24
PART 23 AKU MELIHATMU
25
PART 24 CERITA
26
PART 25 MAAFKAN AKU
27
PART 26 BELUM INGIN KETEMU
28
PART 27 AKU DENGAR
29
PART 28 MENCAIR
30
PART 29 MAMA
31
PART 30 MARAH
32
PART 31 MESRA
33
PART 32 TIDUR BARENG
34
PART 33 BAHAGIAKU
35
PART 34 AKSI MAMA
36
PART 35 KALIAN SAMA
37
PART 36 MENCARI CARA
38
PART 37 PENDARAHAN
39
PART 38 AKU GAGAL
40
PART 39 INFORMASI
41
PART 40 INGIN KETEMU
42
PART 41 BAHAGIA
43
PART 42 SARAN RISMA
44
PART 43 PENDAPAT PAPA
45
PART 44 SESEORANG
46
PART 45 DOKTER EVA
47
PART 46 BERTEMU
48
PART 47 SALAH SANGKA
49
PART 48 MENGEJARMU
50
PART 49 HARUS BERGERAK
51
PART 50 MENDEKATI
52
PART 51 AKU NGGA BISA
53
PART 52 TERLANJUR
54
PART 53 TANTE MARLINA
55
PART 54 HARUS BERTINDAK
56
PART 55 TERJADI JUGA
57
PART 56 KHAWATIR
58
PART 57 HANCUR
59
PART 58 ULAH MAMA
60
PART 59 LEMAH
61
PART 60 TAKUT
62
PART 61 HARUS GIMANA
63
PART 62 LEBIH HANCUR
64
PART 63 BINGUNG
65
PART 64 SEKUTU
66
PART 65 SANGAT HANCUR
67
PART 66 MASIH DI SINI
68
PART 67 RENCANA
69
PART 68 TUNJUKKAN
70
PART 69 TERSERAH
71
PART 70 PENGAKUAN
72
PART 71 JANGAN MENYERAH
73
PART 72 HARUS BICARA
74
PART 73 JALANI
75
PART 74 KEMBALI
76
PART 75 KEBAHAGIAAN
77
PART 76 MAMA
78
PART 77 AWAL LAGI
79
PART 78 MENGUKIR KENANGAN
80
PART 80 COBAAN LAGI
81
PART 80 KOK BEGINI
82
PART 81 KAMU BOHONG
83
PART 82 PERGI
84
PART 83 LEBIH HANCUR
85
PART 84 TERJADI LAGI
86
PART 85 3 TAHUN KEMUDIAN
87
PART 86 BARI
88
PART 87 MATI RASA
89
PART 88 AYO BANGKIT
90
PART 89 3 TAHUN BERIKUTNYA
91
PART 90 KAGET
92
Part 91 TERBONGKAR
93
PART 92 HARUS GIMANA
94
PART 93 PERTEMUAN
95
PART 94 KEHARUAN
96
PART 95 CURAHAN HATI
97
PART 96 SEPAKAT
98
PART 97 BAHAGIA
99
PART 98 KELUARGA
100
PART 99 BERSAMA KALIAN
101
PART 100 REUNI
102
PART 101 NASEHAT
103
PART 102 BAHAGIA
104
PART 103 NARITA
105
PART 104 CUCUKU
106
PART 105 BAGAS
107
PART 106 RENCANA
108
PART 107 PULANG
109
PART 108 GALAU
110
PART 109 BERANGKAT
111
PART 110 BERENCANA
112
PART 111 AKU DATANG
113
PART 112 KEJUTAN
114
PART 113 AKU PINDAH
115
PART 114 NIATKU
116
PART 115 KE RUMAH IDA
117
PART 116 BELI RUMAH
118
PART 117 SAH
119
PART 118 BULAN MADU
120
PART 119 MALU
121
PART 120 MUNTAH
122
PART 121 POSITIF
123
PART 122 BAHAGIAKU
124
PART 123 KUSIMPAN DULU
125
PART 124 KE JAKARTA
126
PART 125 PAPA KANGEN
127
PART 126 BERJUANGLAH
128
PART 127 SALING MENDOAKAN
129
PART 128 MAU MELAHIRKAN
130
PART 129 MENGURUSMU
131
PART 130 SEDIKIT FLASHBACK
132
PART 131 RENCANA PULANG
133
PART 132 BICARA
134
PART 133 PULANG
135
PART 134 MENANGIS
136
PART 135 MENCAIR
137
PART 136 RUMAH
138
PART 137 KE MAKAM
139
PART 138 SANTAI
140
PART 139 SEBELUM PULANG
141
PART 140 JIKA BOLEH
142
PART 141 KEMBALI
143
PART 142 EVA LAGI
144
PART 143 BODOH
145
PART 144 TERUNGKAP
146
PART 145 JANGAN DEKAT
147
PART 146 TERUNGKAP
148
PART 147 PENYESALAN SEORANG SUAMI
149
PART 148 ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!