Pertanyaan tulus bari tentu saja sangat sulit untuk di jawab oleh narita. Bukannya menjawab malah airmatanya sangat susah di bendung.
Barita yang hampir bisa menebak isi hati istrinya ikut sedih melihat istrinya menangis. Dia lalu memeluknya dengan erat dan mengusap - usap punggung istrinya seperti bayi.
"Maafkan aku dek, belum bisa bahagiain kamu " ucapnya.
"Tapi boleh ga dek kamu cerita sama abang apa yang kamu rasakan, tentang semua hal, tentang rumah, tetangga, pekerjaan rumah, mama, papa atau tentang perilaku saya" ucap bari sabar. Dia ingin istrinya cerita tanpa tekanan.
Narita menatap mata suaminya dalam - dalam. dan dia menemukan kedamaian dan ketulusan disana.
'Apakah aku bisa berterus terang'?
'Kasihan bang bari nanti ribut sama ibu'batin narita.
'Tapi kalau aku diam bang bari sepertinya sangat ingin aku jujur, dan bukankah tentang segala sesuatu suami istri itu harus jujur'batin narita lagi.
Dalam kebingungan narita, pintu kamar mereka diketuk dari luar.
tok tok tok
"bari"
"bari"
Suara ibu mertuanya menciutkan nyali narita untuk bercerita. Sementara bari sedikit kesal juga sama mamanya mengapa harus nongol disaat yang tidak tepat.
"iya ma" ucap bari bangkit berdiri membuka pintu kamar.
ceklek
"Ada apa ma" tanya bari sambil membuka pintu kamar hanya separoh.
"Kok tumben kamu di kamar aja, seperti wajah marah lagi"? tanya ibu martina ngga tahu diri.
"Ngga ma, ngga apa-apa" jawab bari
"Ngga apa -apa gimana, mana naritanya " ucapnya mulai sewot.
"Iya bu, ada apa"? narita langsung berdiri di belakang bari karena di pikiran narita mungkin mertuannya ingin menyuruhnya melakukan sesuatu.
"Kamu tuh ya, kenapa sok-sok nangis-nangis segala, suami baru pulang kerja, cape, bukannya dibikinin sesuatu malah sok ngambek - ngambek kamu" bentak mertuanya membuat airmata narita langsung jatuh lagi.
Jujur dia sangat bingung dengan keadaan ini. Suaminya pulang langsung minta dia ngomong jujur, belum ngomong dia sudah di marah, ada apa sih sebenarnya.
Tapi narita sudah tidak bisa bicara lagi. Dia akhirnya mundur ke sisi tempat tidur dan diam disapa.
"Ma, mama ngomong apa sih" ucap bari mulai terpancing marah, karena jelas-jelas dia ingin memperbaiki hubungannya dengan narita malah mamanya merusak semuanya.
"Bar, kamu ngga usah belain dia, apalagi dengar aduannya, otaknya sudah rusak itu gara-gara belum hamil" ketus mamanya membuat bari kaget setengah mati, sementara narita makin terisak.
"mamaaaa" bentak barita
"Kali ini mama sudah keterlaluan " ucap bari sudah marah
"Bar, kamu bentak mama gara-gara narita. sadar bar, sadar apa yang kamu harapkan dari dia" teriak mamanya lagi.
Bari sudah stress menghadapi mamanya, untungnya narita selalu mengerti dan memilih diam daripada ngomong yang malah membuat bari tambah pusing nantinya.
"maaf ma, bari mau tidur"
"Tunggu bar, mama ngomong dulu sama istrimu, biar jangan sesukanya dia, tidak menghargai orang tua dan suami "
"Dia lagi nangis ma, besok aja" Ucap bari melemah sudah menutup pintu kamar mereka.
Katakanlah bari tidak sopan kepada orang tua, lalu bagaimana dengan istrinya yang sudah pasti sangat terluka dikatain belum Hamil.
Bari melangkah mendekati istrinya yang sedang menangis sedih walaupun tanpa Suara. Dari tetesan Air matanya saja Bari sudah tahu istrinya sangat terluka.
Bari berjongkok Di depan istrinya. Dia menatap mata istrinya yang sembab dan meraih kedua tangan istrinya.
"Maafkan Abang Dek, ngga bisa jagain kamu" ucap Bari sedih banget. Dia sedih Dan menyesal melihat istrinya menangis pilu di depan matanya Dan Dia tidak bisa menolongnya.
Narita hanya diam tidak bicara. Tapi airmatanya seperti tanpa Dia sadari mengalir terus di pipinya.
"Dek, apa kita pindah rumah aja dekat kantorku"
"Aku tidak ingin kamu sering dimarahin mama? "
'Bahkan aku sudah hampir bosan hanya untuk dimarahin ibu bang'batin narita makin sedih.
"Nari, ngomong dong, ngomong " ucapnya setengah berteriak saking kesalnya sama diri sendiri.
Narita semakin menangis, dia semakin bingung harus cerita atau tidak apa yang dia rasakan.
"Aku terus terang bingung Bang, harus gimana"? ucapnya sendu.
"Tidak usah bingung Dek, cerita aja, minimal biar Abang tahu apa yang terjadi"
"Bang, sebenarnya kenapa Abang bertanya begitu, tumben pulang-pulang abang bertanya tentang perasaanku.
"Apa ngga boleh dek bertanya" tanya basil bari
"Boleh bang, hanya saja itu membuatku sedih"
"Sedih kenapa "? cecar bari
"Abang lihat kan ibu jadi marah"
"Tidak usah dipikirin dek " ucap bari menyesal telah membuat istrinya menangis Dan terluka lagi.
Bari yakin dengan saran temannya, dia Harus merilekskan pikiran istrinya.
Bari akan membawa narita untuk Berlibur.
Bari sudah bertekad dalam hatinya kalau liburan ini tidak boleh batal.
"Dek masih mau makan mie ngga" bari berusaha mengalihkan focus.
"ngga bang, ntar -ntar aja"
"Ya sudah, aku sudah kirim uang belanja ke rekeningmu ya dek"
"ohhh iya bang " ucap narita sambil mengecek Mobile banknya.
Benar duitnya sudah bertambah saldonya.
Narita tidak pernah kekurangan kalau dari sisi duit, karena gaji bari sangat besar untuk ukuran daerah mereka. Dan bari tidak pernah lupa mengirim uang untuk pribadi istrinya tambah uang belanja.
"Dek, makan bakso yo, abang-abang yang lewat"
Narita berpikir sejenak lalu mengangguk setuju.
Bari mengganti pakaian kantornya didepan narita. Itu bukan hal asing buat narita, Kadang bari menganggapnya seperti anak kecil.
Bari mengambil kunci motornya dan setengah menarik tangan istrinya.
Ketika lewat ruang tamu mereka ditanya oleh bu martina.
"Mau kemana kalian, "
"Pengen makan bakso ma"
"Huhhhh ngga tahu Malu, tadi berantem sampai nangis -nangis, sekarang sok mesra " ucap bu martina Sinis terutama di tujukan sama narita. Narita hanya diam dan menunduk.
Bari pamit sama ibunya Dan menarik tangan narita yang sebelah.
Begitu mereka diatas motor bari, perlahan bari melajukan motornya. Perlahan sekali, karena niatnya juga hanya untuk mutar-mutar.
"Pegangan dek, abang mau balap nih" goda Bari sambil pura -pura gas motornya.
Reflek narita memeluk pinggang suaminya Dan menempelkan wajahnya ke punggung Bari. Dia termakan ucapan candaan bari membuat Bari ketawa ngakak.
"Hahahaha makanya jangan diam terus dek" makin goda bari membuat narita mau ngga mau ketawa juga.
Narita memukul pelan punggung suaminya. Bari senang narita sudah bereaksi.
Bari menarik Nafas dalam-dalam. Dia bertekad akan menjaga perasaan istrinya. Tidak akan membuatnya terluka Lagi.
Biarkan mengalir seperti air, tidak dipaksakan. Jika sudah waktunya cerita narita pasti akan cerita juga.
Setelah tiba ditaman kecil bari dan narita turun untuk makan bakso.
"Makan bakso ini ya dek" tanya bari
"Boleh bang"
"Bakso dua bang" ucap Bari
"Pake apa aja bang"
"Lengkap Bang " jawab bari sambil duduk di sebelah istrinya.
Bari ingin meyakinkan narita kalau bari sangat mencintainya. Pelukan dan perlakuan bari Memang selalu bisa menghipnotis narita. Cukuplah perhatian Bari, biarkan ibu mertua berbuat apa saja.
Hai semua
apa kabar kalian
tetap dukung ya
like, coment Dan vote
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rahmayani Aprimanova
Narita jangan terlalu baik kamu .
2023-05-03
0
Debrel Jusuf
narita terlalu baik
2023-01-18
0
Syakhira Dwi Rahmania
iya sih berjalan biasa aja
2023-01-12
0