PART 5 CURHAT

Barita ingin menebus kesalahanya kemarin. Dia ingin mengajak istrinya kesuatu tempat tanpa ibunya tahu.

Tapi kemana?

'Apa aku ajak narita nginap di hotel aja ya satu atau dua malam '

"Pak bari ada tamu untuk bapak "ucap tono bawahan bari. Karena lagi bengong dan memikirkan narita bari tidak mendengar apapun.

"Maaf pak bari " ulang tono

"ya, kenapa "

"Ada tamu untuk bapak dibawah "

"Darimana"

"Katanya dari kantor pajak pak"

"Suruh masuk"

"Baik pak " ucap tono sambil berlalu keluar. Dan barita kembali memikirkan narita istrinya. Bari yakin walaupun tadi pagi dia berusaha baik -baik aja, tapi bari yakin hatinya sangat sedih.

Saat barita bingung di meja kerjanya, tiba-tiba handphonenya bunyi. Ternyata teman kuliahnya dulu.

"halo"

"Halo bar, apa kabar? "

"Baik don, ada angin apa nih telepon"

"Besok sabtu kamu sudah ada janji belum"

"Janji apaan, kayak masih kuliahan aja lho" canda bari

"Iya bar, kamu ingat bintang, yang pacarnya mona "?

"Iya, ingat, kenapa memang "?

"Dia dapat tender membangun tempat wisata Rafless itu, yang setelah kampungmu belok kanan"

"Oh iya, itu proyek besar lho "

"Justru itu dia ingin traktir kita menginap dua hari tiga malam, sekalianlah dia tanya-tanya Pendapat kita"

"Siapa aja"

"Kita berlima doang, bersama pasangan dan keluarga"

"Kapan" tanya bari antusias, mungkin ini saatnya bisa berduaan sama narita.

"Besok sabtu, agak dadakan sih"

"Oke, aku ikut"

"yakin, bar"

"Sangat yakin"

"Harus bersama pasangan ya"

"Sudah pasti donk" jawab barita semangat, karena memang itulah tujuannya juga.

"Oke bar, tunggu kabar selanjutnya ya"

"seppp" sambungan telepon itu berakhir.

Barita merasa punya jalan untuk berduaan dengan istrinya.

'Tapi aku kasih kejutan aja deh, tidak usah kasih tahu orang rumah ' batin bari.

Barita mulai bekerja dengan hati yang sedikit lebih lega. Cuma gimana nantinya kalau mamanya sampai tahu dan mencari -cari alasan lagi untuk membuat aku dan nari tidak jadi pergi.

tok tok tok

"masuk" ternyata tamunya sudah datang

"Selamat siang pak "

"Selamat siang" sambut bari sambil mengulurkan tangannya dan berdiri.

"Silahkan duduk"

Ternyata mereka masih sama-sama muda, hampir seumuran. Pembicaraan mereka tentang kerjaan berakhir dengan cepat.

Karena masih banyak waktu sesuai schedule bari mengajak tamunya untuk minum kopi dulu.

Jadilah pembicaraan mereka seputar pribadi.

"Pak bari sudah anak berapa"?

"itu dia pak, Tuhan belum percayakan kami anak"

"Ohhh maaf pak bari, tapi jangan berkecil hati pak, saya dapat anak saat pernikahan kami tiga tahun"

"ohhh iya "

"Iya pak ,dulu sampai cape ditanyai orang, kapan ,kapan, terus"

"Iya pak, saya sudah mau dua tahun , selalu kemana -mana pasti ditanya begitu. "

"Wajar aja sih pak, keluargaku sebagian sampai nyalahin istriku. "

"Betul itu pak, saya juga begitu "

"Disitulah peran kita sebagai suami pak, jangan biarkan istri kita tertekan " ucap temannya membuat bari berpikir, benar juga mungkin sekarang istrinya itu sangat tertekan,.

"Kalau kita membiarkan istri kita tertekan, secara emosi dia malah makin susah untuk hamil pak" lanjutnya

"Lalu apa yang bapak lakukan " tanya bari to the poin. Dengan menarik nafas panjang temannya akhirnya menceritakan sedikit.

"Yahhhh dengan berat hati kami pindah rumah pak, misah dari orang tua saya. dan ternyata itu ampuh pak, tiga bulan dirumah sendiri istriku hamil. ehhhh karena kita ngga jaga empat bulan anakku yang pertama istriku langsung hamil lagi hahahaha " kenang bapak itu.

"Maksudnya berat hati, orang tua tidak setuju untuk pindah "?

"Iya pak, menurut mamaku rumah sebesar itu sepi kalau hanya dihuni oleh orang tua dan adikku satu orang"

"Ohhhh tapi istri dan mamamu tidak ada masalah kan"?

"Jujur sih tidak, mamaku sangat menghargai istriku, dan juga sebaliknya. Tapi nyatanya banyak hal yang membuat istriku kurang nyaman, itu pasti pak. sehingga dari hal kecil dia simpan sendiri sampai menumpuk dan jadi tekanan tanpa disadari. "

'Istrinya aja saling menyayangi masih tertekan, gimana narita yang selalu disalahin mama, pasti dia sangat tertekan berarti. apa aku harus pindah rumah juga' batin bari.

Saat bari masih terdiam memikirkan istrinya di rumah, temannya melanjutkan lagi sarannya.

"Satu lagi pak bari, sering - seringlah mengajak istri kita keluar, walau hanya sekedar makan dan nonton biar hidupnya tidak monoton "

"Itu yang paling jarang kami lakukan pak"

"Ohhh coba dirobah pak, pergilah jalan-jalan jalan saat hari libur, nikmati kebersamaan berdua tanpa orang lain biar tidak ada rasa sungkan, semua bebas dan menikmati"

"Benar juga ya pak "

"Cobalah pak, semoga manjur" ucapnya becanda tapi serius.

Setelah ngobrol agak panjang dan menghabiskan kopinya, temannya pamit pulang dulu karena masih ada kerjaan lain.

Bari seperti mendapat ide baru untuk membahagiakan istrinya. Dia akan mengajak narita ke undangan temannya dan mereka akan berbulan madu lagi.

Dengan semangat bari melanjutkan pekerjaannya supaya cepat pulang dan bertemu istrinya.

'Aku harus bisa bicara sama narita dari hati ke hati seperti waktu pacaran 'batin bari.

Sore harinya bari langsung pulang setelah jam kantor usai. Begitu sampai depan rumah bari melihat mamanya sedang menulis - nulis di meja depan. Dia menyapa mamanya dan langsung masuk kamar.

Pada saat dia masuk ternyata istrinya lagi nyisir di depan cermin.

"Yeee yang sudah rapi, ngga nyambut suami" goda bari sambil meletakkan tas kerjanya.

"Ehhh abang sudah pulang, tumben agak cepat"? tanya narita yang sudah hafal jam pulang suaminya.

"Iya, aku kangen kamu dek" ucapnya sudah memeluk istrinya yang masih duduk dari belakang.

Narita berdiri dan berbalik, sambil memegang dahi dan leher suaminya.

"abang tidak lagi sakit kan"

"Tidaklah dek" ucapnya serius

"Apa salah ya kangen sama istri sendiri"lanjutnya

"Ngga bang, ngga salahlah" ucap narita bahagia. Dia tahu suaminya sedang mengambil hatinya karena gagalnya makan kemarin. Narita memang mengakui kalau suaminya itu bukan laki -laki yang gampang gombal atau merayu.

"Dek, duduk dulu deh" ucap bari sambil mendudukkan istrinya di kasur.

"Lhhooo abang, tumben ini, ada apa sih" tanya narita heran.

"Dek, kamu masih sayang abangkan, masih cinta abang, bisa ngga kamu bicara jujur sama abang. kamu selama di rumah ini bagaimana perasaanmu"? tanya bari yang jongkok dihadapan narita.

"Maksud abang ini apa sih"

"Kamu merasa tertekan ngga" bujuk bari menatap intens mata istrinya.

"Aku hanya takut dek, sebenarnya kamu tidak bahagia disini, tapi kamu pilih diam aja dan menahan sendiri" tanya bari sambil menatap mata narita.

'Apa bang bari sudah tahu ya yang aku rasakan dan aku alami, terus siapa yang telah kasih tahu'batin narita.

Jelas aja pertanyaan bari menyentuh hati barita yang sering tersakiti oleh ibu mertuanya.

Dimanjakan bari begitu malah membuat sisi feminim narita keluar. Bukannya menjawab dia malah menangis. Jelas aja itu membuat bari yakin bahwa istrinya itu memang tertekan disini.

"Maafkan abang ya dek" ucap bari bangkit dan memeluk istrinya.

Halo semua, jangan bosan ya

Tetap dukung dengan liku, conet dan cita.

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Rahmayani Aprimanova

Rahmayani Aprimanova

waduh laki2 juga bisa curhat ya

2023-05-03

0

Debrel Jusuf

Debrel Jusuf

narita kasian banget ya

2023-01-18

0

Syakhira Dwi Rahmania

Syakhira Dwi Rahmania

curhat sesama laki

2023-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1 KESEHARIAN
3 PART 2 SUDAH KUDUGA
4 PART 3 SARAN
5 PART 4 RENCANA MAMA
6 PART 5 CURHAT
7 PART 6 BIARKAN MENGALIR
8 PART 7 HARUS GIMANA
9 PART 8 MENGINAP
10 PART 9 TANPA BEBAN
11 PART 10 SITUASI YANG SAMA
12 PART 11 HAMIL
13 PART 12 DIFITNAH
14 PART 13 HARUS BEGINI
15 PART 14 PERGI
16 PART 15 TERSERAH KAMU
17 PART 16 TERNYATA
18 PART 17 KAMU DIMANA
19 PART 18 MENJADI DINGIN
20 PART 19 BENARKAH
21 PART 20 INI DOSAKU
22 PART 21 HARUS KEMANA
23 PART 22 KAMU KERJA KERAS
24 PART 23 AKU MELIHATMU
25 PART 24 CERITA
26 PART 25 MAAFKAN AKU
27 PART 26 BELUM INGIN KETEMU
28 PART 27 AKU DENGAR
29 PART 28 MENCAIR
30 PART 29 MAMA
31 PART 30 MARAH
32 PART 31 MESRA
33 PART 32 TIDUR BARENG
34 PART 33 BAHAGIAKU
35 PART 34 AKSI MAMA
36 PART 35 KALIAN SAMA
37 PART 36 MENCARI CARA
38 PART 37 PENDARAHAN
39 PART 38 AKU GAGAL
40 PART 39 INFORMASI
41 PART 40 INGIN KETEMU
42 PART 41 BAHAGIA
43 PART 42 SARAN RISMA
44 PART 43 PENDAPAT PAPA
45 PART 44 SESEORANG
46 PART 45 DOKTER EVA
47 PART 46 BERTEMU
48 PART 47 SALAH SANGKA
49 PART 48 MENGEJARMU
50 PART 49 HARUS BERGERAK
51 PART 50 MENDEKATI
52 PART 51 AKU NGGA BISA
53 PART 52 TERLANJUR
54 PART 53 TANTE MARLINA
55 PART 54 HARUS BERTINDAK
56 PART 55 TERJADI JUGA
57 PART 56 KHAWATIR
58 PART 57 HANCUR
59 PART 58 ULAH MAMA
60 PART 59 LEMAH
61 PART 60 TAKUT
62 PART 61 HARUS GIMANA
63 PART 62 LEBIH HANCUR
64 PART 63 BINGUNG
65 PART 64 SEKUTU
66 PART 65 SANGAT HANCUR
67 PART 66 MASIH DI SINI
68 PART 67 RENCANA
69 PART 68 TUNJUKKAN
70 PART 69 TERSERAH
71 PART 70 PENGAKUAN
72 PART 71 JANGAN MENYERAH
73 PART 72 HARUS BICARA
74 PART 73 JALANI
75 PART 74 KEMBALI
76 PART 75 KEBAHAGIAAN
77 PART 76 MAMA
78 PART 77 AWAL LAGI
79 PART 78 MENGUKIR KENANGAN
80 PART 80 COBAAN LAGI
81 PART 80 KOK BEGINI
82 PART 81 KAMU BOHONG
83 PART 82 PERGI
84 PART 83 LEBIH HANCUR
85 PART 84 TERJADI LAGI
86 PART 85 3 TAHUN KEMUDIAN
87 PART 86 BARI
88 PART 87 MATI RASA
89 PART 88 AYO BANGKIT
90 PART 89 3 TAHUN BERIKUTNYA
91 PART 90 KAGET
92 Part 91 TERBONGKAR
93 PART 92 HARUS GIMANA
94 PART 93 PERTEMUAN
95 PART 94 KEHARUAN
96 PART 95 CURAHAN HATI
97 PART 96 SEPAKAT
98 PART 97 BAHAGIA
99 PART 98 KELUARGA
100 PART 99 BERSAMA KALIAN
101 PART 100 REUNI
102 PART 101 NASEHAT
103 PART 102 BAHAGIA
104 PART 103 NARITA
105 PART 104 CUCUKU
106 PART 105 BAGAS
107 PART 106 RENCANA
108 PART 107 PULANG
109 PART 108 GALAU
110 PART 109 BERANGKAT
111 PART 110 BERENCANA
112 PART 111 AKU DATANG
113 PART 112 KEJUTAN
114 PART 113 AKU PINDAH
115 PART 114 NIATKU
116 PART 115 KE RUMAH IDA
117 PART 116 BELI RUMAH
118 PART 117 SAH
119 PART 118 BULAN MADU
120 PART 119 MALU
121 PART 120 MUNTAH
122 PART 121 POSITIF
123 PART 122 BAHAGIAKU
124 PART 123 KUSIMPAN DULU
125 PART 124 KE JAKARTA
126 PART 125 PAPA KANGEN
127 PART 126 BERJUANGLAH
128 PART 127 SALING MENDOAKAN
129 PART 128 MAU MELAHIRKAN
130 PART 129 MENGURUSMU
131 PART 130 SEDIKIT FLASHBACK
132 PART 131 RENCANA PULANG
133 PART 132 BICARA
134 PART 133 PULANG
135 PART 134 MENANGIS
136 PART 135 MENCAIR
137 PART 136 RUMAH
138 PART 137 KE MAKAM
139 PART 138 SANTAI
140 PART 139 SEBELUM PULANG
141 PART 140 JIKA BOLEH
142 PART 141 KEMBALI
143 PART 142 EVA LAGI
144 PART 143 BODOH
145 PART 144 TERUNGKAP
146 PART 145 JANGAN DEKAT
147 PART 146 TERUNGKAP
148 PART 147 PENYESALAN SEORANG SUAMI
149 PART 148 ENDING
Episodes

Updated 149 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1 KESEHARIAN
3
PART 2 SUDAH KUDUGA
4
PART 3 SARAN
5
PART 4 RENCANA MAMA
6
PART 5 CURHAT
7
PART 6 BIARKAN MENGALIR
8
PART 7 HARUS GIMANA
9
PART 8 MENGINAP
10
PART 9 TANPA BEBAN
11
PART 10 SITUASI YANG SAMA
12
PART 11 HAMIL
13
PART 12 DIFITNAH
14
PART 13 HARUS BEGINI
15
PART 14 PERGI
16
PART 15 TERSERAH KAMU
17
PART 16 TERNYATA
18
PART 17 KAMU DIMANA
19
PART 18 MENJADI DINGIN
20
PART 19 BENARKAH
21
PART 20 INI DOSAKU
22
PART 21 HARUS KEMANA
23
PART 22 KAMU KERJA KERAS
24
PART 23 AKU MELIHATMU
25
PART 24 CERITA
26
PART 25 MAAFKAN AKU
27
PART 26 BELUM INGIN KETEMU
28
PART 27 AKU DENGAR
29
PART 28 MENCAIR
30
PART 29 MAMA
31
PART 30 MARAH
32
PART 31 MESRA
33
PART 32 TIDUR BARENG
34
PART 33 BAHAGIAKU
35
PART 34 AKSI MAMA
36
PART 35 KALIAN SAMA
37
PART 36 MENCARI CARA
38
PART 37 PENDARAHAN
39
PART 38 AKU GAGAL
40
PART 39 INFORMASI
41
PART 40 INGIN KETEMU
42
PART 41 BAHAGIA
43
PART 42 SARAN RISMA
44
PART 43 PENDAPAT PAPA
45
PART 44 SESEORANG
46
PART 45 DOKTER EVA
47
PART 46 BERTEMU
48
PART 47 SALAH SANGKA
49
PART 48 MENGEJARMU
50
PART 49 HARUS BERGERAK
51
PART 50 MENDEKATI
52
PART 51 AKU NGGA BISA
53
PART 52 TERLANJUR
54
PART 53 TANTE MARLINA
55
PART 54 HARUS BERTINDAK
56
PART 55 TERJADI JUGA
57
PART 56 KHAWATIR
58
PART 57 HANCUR
59
PART 58 ULAH MAMA
60
PART 59 LEMAH
61
PART 60 TAKUT
62
PART 61 HARUS GIMANA
63
PART 62 LEBIH HANCUR
64
PART 63 BINGUNG
65
PART 64 SEKUTU
66
PART 65 SANGAT HANCUR
67
PART 66 MASIH DI SINI
68
PART 67 RENCANA
69
PART 68 TUNJUKKAN
70
PART 69 TERSERAH
71
PART 70 PENGAKUAN
72
PART 71 JANGAN MENYERAH
73
PART 72 HARUS BICARA
74
PART 73 JALANI
75
PART 74 KEMBALI
76
PART 75 KEBAHAGIAAN
77
PART 76 MAMA
78
PART 77 AWAL LAGI
79
PART 78 MENGUKIR KENANGAN
80
PART 80 COBAAN LAGI
81
PART 80 KOK BEGINI
82
PART 81 KAMU BOHONG
83
PART 82 PERGI
84
PART 83 LEBIH HANCUR
85
PART 84 TERJADI LAGI
86
PART 85 3 TAHUN KEMUDIAN
87
PART 86 BARI
88
PART 87 MATI RASA
89
PART 88 AYO BANGKIT
90
PART 89 3 TAHUN BERIKUTNYA
91
PART 90 KAGET
92
Part 91 TERBONGKAR
93
PART 92 HARUS GIMANA
94
PART 93 PERTEMUAN
95
PART 94 KEHARUAN
96
PART 95 CURAHAN HATI
97
PART 96 SEPAKAT
98
PART 97 BAHAGIA
99
PART 98 KELUARGA
100
PART 99 BERSAMA KALIAN
101
PART 100 REUNI
102
PART 101 NASEHAT
103
PART 102 BAHAGIA
104
PART 103 NARITA
105
PART 104 CUCUKU
106
PART 105 BAGAS
107
PART 106 RENCANA
108
PART 107 PULANG
109
PART 108 GALAU
110
PART 109 BERANGKAT
111
PART 110 BERENCANA
112
PART 111 AKU DATANG
113
PART 112 KEJUTAN
114
PART 113 AKU PINDAH
115
PART 114 NIATKU
116
PART 115 KE RUMAH IDA
117
PART 116 BELI RUMAH
118
PART 117 SAH
119
PART 118 BULAN MADU
120
PART 119 MALU
121
PART 120 MUNTAH
122
PART 121 POSITIF
123
PART 122 BAHAGIAKU
124
PART 123 KUSIMPAN DULU
125
PART 124 KE JAKARTA
126
PART 125 PAPA KANGEN
127
PART 126 BERJUANGLAH
128
PART 127 SALING MENDOAKAN
129
PART 128 MAU MELAHIRKAN
130
PART 129 MENGURUSMU
131
PART 130 SEDIKIT FLASHBACK
132
PART 131 RENCANA PULANG
133
PART 132 BICARA
134
PART 133 PULANG
135
PART 134 MENANGIS
136
PART 135 MENCAIR
137
PART 136 RUMAH
138
PART 137 KE MAKAM
139
PART 138 SANTAI
140
PART 139 SEBELUM PULANG
141
PART 140 JIKA BOLEH
142
PART 141 KEMBALI
143
PART 142 EVA LAGI
144
PART 143 BODOH
145
PART 144 TERUNGKAP
146
PART 145 JANGAN DEKAT
147
PART 146 TERUNGKAP
148
PART 147 PENYESALAN SEORANG SUAMI
149
PART 148 ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!