"Tidak! bukan siapa-siapa, hanya sedikit masalah, jangan risau.." Ucap Ardian mencoba menenangkan sang istri yang terlihat risau.
Istrinya memang sedang risau akibat ekspresi yang dia tunjukkan tadi saat membaca pesan dari Doni.
Dia akhirnya berinisiatif untuk menghubungi pengawal yang menjaga Shi Yuan tadi!
Memencet!
"Halo?!"
"Iya Tuan?"
"Jaga Tuan Muda Shi dan pastikan dia aman! kalau bisa, bawa anak itu untuk segera pulang ke rumah! jangan membuang waktu di Mall itu, nanti uang bisa habis!"
"A? baik!?"
Bip!?
"Entah apa yang terjadi dengan kamu saat ini, tapi aku mendadak malah mencemaskan Shi Yuan. Apa dia baik-baik saja?" tanya Naira pada suaminya Ardian.
"Jangan cemas, anak kita tidak akan terkena masalah, aku hanya memastikan saja kalau dia akan baik-baik saja dan segera pulang! kalau terlalu lama di tempat itu, aku khawatir dia akan semakin menghamburkan uang di dalam kartuku!"
"Begitu ya? kamu si! selalu memanjakan anak itu!"
"Maaf ya, aku memang tidak mau melihat anakku ngiler gara-gara melihat mainan.. Aku tahu bagaimana rasanya ingin bermain tapi tidak punya uang sejak kecil, jadi aku hanya tidak mau Shi Yuan merasakan hal yang sama seperti aku."
Orang ini! dia sangat baik!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sampai di rumah besar milik mereka berdua!
Cklek!
Pintu terbuka dengan lebar, dan kemudian menampilkan seorang dokter muda yang usianya mungkin masih sekitar tiga puluh tahunan, hanya lebih beberapa saja.
"Selamat datang Tuan, Nyonya, dokter Chan sudah menunggu anda sejak tadi.."
"Iya!" memberikan jas mahalnya pada seorang pelayan, "maaf telah membuat anda menunggu kami begitu lama.." mendekati dokter Chan dan menyalami pria itu.
Sang dokter bangkit dan membalas jabatan tangan dari sang Tuan rumah di tempat itu.
"Tidak apa-apa, sangat senang berada di dalam rumah yang isinya, semua orang ramah semua, aku merasa begitu di hargai di tempat Tuan ini.." tersenyum senang.
"Ya! kalau begitu, duduklah dulu! ini istriku, namannya Naira.." memperkenalkan Naira pada sang dokter.
"Halo, saya Naira.." mengulurkan tangan, ingin menjabat sang dokter.
"Nama saya Chan! saya baru selesai tugas di luar negeri. Untung Tuan Ardian sudah mengatur jadwal lebih dulu sebelum aku kembali, jadi sekarang aku bisa langsung datang ke rumah kalian ini.."
"Iya! terima kasih sudah mau datang kemari.."
Semuanya terduduk. Seorang pelayan terlihat menyuguhkan tiga cangkir teh dan beberapa toples makanan ringan di meja tamu.
"Oh iya! ada hal apa anda menghubungi saya Tuan?" tanya Dokter Chan membuka persoalan.
"Istri saya sudah sekitar satu tahun mengalami amnesia! dan aku curiga, ada sesuatu yang aneh dengan amnesia Naira," menyeruput teh, "aku sudah meminta empat dokter untuk melihat apa yang aneh dengan istri saya, dan kakak ipar saya, yang juga seorang dokter, juga sahabat saya, yang juga seorang dokter, tapi mereka juga tidak bisa mengungkap apa yang terjadi pada istri saya.."
"Jadi begitu ya?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam harinya..
"Hemph!"
Dokter itu sedang melakukan penelitian pada darah Nyonya Naira, karena sudah menjanjikan pada Tuan Ardian kalau besok pagi, hasil penelitian akan dia tunjukkan pada meeeka berdua.
Tapi setelah di teliti, rupanya dia menemukan sesuatu yang begitu mengejutkan!
"A?" Terkejut!
"Ada racun di tubuh Nyonya Naira, yang menyebabkan dia mengalami amnesia dalam jangka waktu yang begitu lama. Untung saja belum lebih dari dua tahun, karena kalau sampai lebih dari itu, Nyonya akan segera tewas!"
Dia begitu cemas! Cemas pada apa yang dia dapatkan, pun cemas dengan apa yang akan menjadi ancaman dia selanjutnya.
Jika yang dia temukan di dalam tes darah Nyonya Naira adalah sebuah racun, maka tidak menutup kemungkinan juga kalau racun itu di berikan oleh seseorang kepada Nyonya Naira!
Dan jika dirinya sudah tahu apa yang terjadi, maka kalau sampai dia berani membuka mulut di depan media, dia sudah tahu apa konsekuensi yang harus dia dapat bukan?
"Tidak! sebelum aku mendapat situasi yang berbahaya, lebih baik aku segera mengirimkan file ini kepada Tuan Ardian dengan segera!"
Ucapnya, yang kemudian berusaha untuk membawa hasil test di tangannya malam itu juga.
Tapi saat dia hendak keluar dengan membawa koper di tangan kanannya, mendadak saja..
Gubrak!!
"Ah?" dia sangat terkejut tatkala melihat beberapa pria bertubuh kekar terlihat memasuki ruang kerja di rumahnya.
"Si-siapa kalian?" ucap dokter Chan gelagapan.
Tiga orang itu minggir dan kemudian menampilkan seorang pria yang wajahnya sama sekali tidak asing.
"Hehehe!! Kau mau kemana Tuan dokter yang terhormat dan begitu terpandang di luar negeri?" dan ternyata orang itu adalah Doni!
"Tu-Tuan! kalian ini siapa?" dia mulai gemetar di seluruh tubuh!
"Saya adalah orang yang menaruh racun di tubuh Nyonya yang kamu ambil darahnya siang tadi!" mendekat dan mengambil kopernya!
"Arkh!"
Doni berdiri dengan gahar, dan kemudian membuat sebuah ancaman pada pria itu.
"Jika kamu tidak ingin nyawa kamu melayang dengan percuma, maka katakan pada mereka berdua, kalau kamu tidak tahu apapun mengenai amnesia yang terjadi pada wanita itu!" Menginjak tangan sang dokter.
"Arkh!" kesakitan.
"Apa kamu mengerti?" nada penuh tekanan.
"Me-mengerti Tuan! aku mengerti!"
"Bagus! kalau kamu masih saja mengelak, maka otak kamu akan segera berhamburan setelah membocorkan rahasia kami!"
Blam!!
Pintu ruang kerja sang dokter di banting dengan begitu keras oleh beberapa pria itu.
Sekarang Dokter itu akhirnya bisa bernafas lega, dan bisa memastikan dengan yakin kalau kali ini dia sudah di jamin selamat.
"Huhh! aku baru saja memiliki perasaan buruk soal racun itu! dan ternyata, belum lima menit aku menyadarinya, sudah datang pula beberapa orang yang mengancam aku seperti ini! aku tidak bisa melakukan apapun setelah ini! huhh! maaf Tuan Ardian, aku tidak bisa membantu kamu.."
...****************...
"Hehehe, dengan begini, mana bisa kamu mengetahui apa yang terjadi pada istrimu! ingat Ardian! kalau aku tidak bisa memiliki Naira, maka kamu juga tidak boleh memiliki wanita itu! dan lebih baik bagi kami berdua kalau, wanita itu mati!"
...****************...
Esok harinya...
"Bagaimana hasilnya?" tanya Ardian pada Dokter Chan setelah mereka bertemu kembali di rumah Ardian.
"Maaf Tuan! aku juga tidak bisa menemukan suatu keanehan dalam tubuh Nyonya, menurut aku, dia tidak mengalami amnesia karena suatu hal yang serius."
Ardian terlihat kecewa dengan jawaban dan hasil yang Dokter Chan berikan padanya. Entah ini benar atau tidak, mengapa Ardian malah merasa di sedang di bohongi oleh Chan dan beberapa dokter yang lalu?
"Jika tidak ada yang aneh, mengapa mendadak wajah kamu yang ketakutan?" tanya Ardian langsung menohok pada Dokter Chan di depannya.
"A?" bingung dan ketakutan yang bercampur menjadi satu.
Apa dia, tahu apa yang terjadi padaku?
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments