Tak tak tak tak tak tak!
Langkah kaki Ardian terdengar mulai keluar dari kantor untuk sekedar menemui orang yang telah mengirim pesan misterius padanya.
Dia celingukan, dan mencoba mencari seseorang yang ingin dia menemuinya.
Tapi nihil! Dia bahkan tidak menemukan satu orang pun yang mencurigakan di area sekitar kantor.
Tring!
Dan beberapa saat kemudian, pesan masuk kembali menyebabkan ponsel Ardian berbunyi.
Ardian memilih untuk memeriksa ponselnya lebih dulu.
'Hahaha.. mencariku, ya? coba saja cari, kalau kamu berhasil mendapatkan aku, aku akan mengambil Shi Yuan milikmu itu!'
Kali ini, sebuah ancaman tajam yang di berikan oleh pengirim pesan misterius itu padanya.
Namun, karena pesan itulah, akhirnya Ardian tahu siapa yang ada di balik sandiwara ini.
"Doni! Kamu sudah memaksa diri untuk kembali!" Ucapnya dengan geram!
Sore harinya...
Ardian telah tiba di rumah besar dan mewahnya dengan sang istri, yang kemudian di sambut dengan manis oleh Naira dan si kecil Shi Yuan.
"Ayah!!! Ayah sudah pulang..." ucap Shi Yuan langsung saja memeluk Ardian tanpa menunggu aba-aba.
"Halo, manis, kamu sudah makan?" mencoba memasang wajah manis sebisa mungkin.
"Sudah ayah! tapi aku bosan di rumah terus! apa kita tidak bisa keluar sebentar untuk jalan-jalan?" wajah imut itu terlihat menggemaskan saat memasang wajah cemberut.
"Oh? Kau ingin keluar rupanya?" melirik Naira yang masih tersenyum, "kita tanya ibumu dulu apakah dia bersedia untuk keluar sore ini atau tidak.."
"Baiklah," mengejar posisi sang ibunda, dan memeluknya dengan erat, "ibu.."
"Apa sayangku..."
"Kita jalan-jalan ke Mall, ya? aku jenuh di rumah terus seperti ini, yah?!" sangat memohon.
"Kau mau?"
"Ya! aku mau!!" jawab Shi Yuan atas pertanyaan dari ibunya yang terdengar begitu antusias.
"Baiklah, kalau begitu, minta ayah untuk menyiapkan mobil! kita belanja sekarang!"
"Asik!!! Hore!!" Berjingkrak. "Kita akan jalan-jalan ke Mall!! Hore!!"
Anak itu begitu riang tatkala sang ibu memberikan persetujuan atas kemauannya.
"Kau tidak lelah kan Ardian?" tanya Naira sambil meraih tas kerja milik Ardian.
"Huhh!" Terduduk di sofa, "aku hanya butuh pijatan tangan kamu, mungkin akan membantu aku sedikit mengendurkan kepenatan di tubuhku saat ini."
Naira hanya tersenyum saja. Dia mendekati sang suami yang sebenarnya dia sendiri bahkan belum bisa mengingat apapun tentang pria di depannya ini.
Tangannya mulai bergerak memijat, dan membuat sensasi nikmat tersendiri pada tubuh Ardian yang sedang merasa lelah.
Hap!
Tangan Ardian berhasil menangkap tubuh Naira dan membuat wanita itu jatuh dalam perangkap yang sengaja dia buat.
"Aaa!!"
Mereka bertatapan agak lama, dan seakan menikmati betapa indahnya dunia suami istri yang selama ini mereka jalani.
"Apa yang kamu lakukan Ardian?" canggung.
"Aku hanya merindukan istri cantikku."
Yang di acuhkan terlihat terduduk manyun.
Apa aku sungguh tidak ada artinya di mata mereka berdua? Huhh! Benar-benar nasib pria kecil yang sangat memprihatinkan!
"Kau juga sedang merindukan aku bukan? Aku tahu itu! Aku yakin dalam benak kamu, pasti ingin sekali kembali mengingat masa-masa kita berdua di masa lalu." Ucap Ardian sedikit meledek.
"Siapa yang bilang?" Sok jual mahal.
"Eits! kau masih belum ingat bagaimana permainan ranjang ku yang begitu panas."
"Lalu? apa kamu tidak merasa malu saat harus bicara seperti itu di depan anak kamu?"
"Aku hanya ingin kamu tahu saja, sejak kita kembali bertemu setelah kamu amnesia, aku bahkan tidak pernah menyentuh kamu, kamu hanya terus tidur dengan Shi Yuan yang menyebalkan itu, aku ingin kamu melakukan permainan panas kita berdua lagi, siapa tahu kamu akan mengingat sesuatu saat kita bersama di atas ring!" ledekan Ardian semakin sini semakin tidak bisa terkendali.
Mendadak hawa menjadi panas, dan ada api yang berkobar-kobar di ruangan itu.
"Kau juga merasakan hawa panas ini Naira?"
Menjadi sangat panas!
"Ya! aku tahu, apa AC nya mati?"
Ciattttt!!
Blam!!
Kobaran api rupanya datang dari arah Shi Yuan yang merasa di acuhkan oleh dua orang ini.
Kapowww!!
Pipi Ardian agak memar sedikit akibat tendangan maut dari kapten Shi Yuan.
Entah kenapa jadi teringat piala dunia! 😁😁
"Hehehe... ingin merebut ibu dariku, ya? lihat saja apa yang bisa anda lakukan saat berhadapan dengan musuh seperti aku!" dengan percaya diri yang luar biasa tinggi.
Sementara, Naira yang hanya bisa terkekeh-kekeh saja melihat kelakuan dua bocah ini hanya demi memperebutkan dirinya.
"Kau mau melawanku rupanya?" bangkit dari duduknya, "lihatlah! sang ksatria sudah datang! aku akan memakan kamu Shi Yuan kecil.."
"Uaaaaaaaa !!!!!!!"
Dua anak itu akhirnya meriuhkan suasana rumah dan membuat Naira terpaksa harus menjadi manusia yang paling terganggu lagi di sana.
Tapi secara tiba-tiba..
Tring!
Ponsel Ardian yang tergeletak di atas sofa terdengar berbunyi. Sementara pemiliknya masih asik bermain dengan Shi Yuan.
Apa mengambil dan membaca pesannya tidak apa-apa?
Arkh!
Yang benar saja, masa iya, hanya mengambil dan membaca pesan di ponsel suaminya saja akan jadi masalah? kecuali kalau Ardian selingkuh, mungkin pria itu akan langsung melarangnya.
Arkh!
Pasti tidak apa-apa..
Akhirnya Naira berinisiatif untuk meraih ponsel Ardian dan membuka pesan masuk yang ada.
Membuka!
'Tuan, dokter yang anda minta sudah tiba di rumah sakit, mungkin kalau mengajak Nyonya Naira datang kesini benar-benar ide yang sangat baik!'
Ah? Dokter? Mengajak Naira untuk ke dokter? Apa ada masalah dengan dirinya?
Tapi kemudian, Ardian terlihat mulai mendekat ke arah Naira, membuat wanita itu harus segera bertanya apa yang diinginkan Ardian padanya..
Terduduk!
"Mandi dulu sana! Badan kamu sangat lengket! kalau tidak mau mandi, jangan mimpi untuk jalan-jalan ke Mall, ya..." Ucap Ardian pada Shi Yuan.
"Oke ayah! jangan tinggalkan aku, ya..." Pria kecil itu bergegas ke kamar mandi dan meninggalkan ayah dan ibunya di ruang tengah.
"Ardian, kamu punya janji dengan dokter?"
Ardian menoleh, menatapi istrinya yang rupanya sudah tahu.
"Iya! kenapa memangnya?" Pria itu hanya memasang wajah datar.
"Untuk apa melakukan pemeriksaan padaku lagi? Apa jawaban dari empat dokter terbaik di kota ini masih belum memuaskan kamu?"
"Naira, aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu, maaf, ya.. kita harus memastikannya lagi hari ini. Aku janji, kalau dokter yang ini juga memiliki jawaban yang sama, aku akan berusaha untuk tidak melakukan pemeriksaan lagi.." Ucap pria itu benar-benar memohon.
"Ya! baiklah! kali ini saja, ya.."
"Ya tapi, kalau ternyata dokter itu tahu penyebabnya, boleh lah, pemeriksaannya di lanjut.."
Wanita di depannya tidak punya pilihan lain selain mengangguk mengiyakan perkataan suaminya..
"Ya!"
♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments