Rupanya yang datang di malam itu adalah kaki tangan seorang rentenir.
Mereka menyita mobil milik Allianz karena suami dari Hana itu telah berhutang banyak padanya.
"Silahkan hutang lagi yang banyak! Aku tidak akan segan untuk memukuli wajahmu lagi!"
Ucap salah seorang pria dari beberapa orang yang menemui Allianz ke rumahnya, sebelum akhirnya mereka semua memutuskan untuk pergi.
Tentu saja setelah berhasil mendapat kunci mobil Allianz!
"Arkh!! Sakit sekali..."
Cklek!
Pintu rumahnya terbuka beberapa menit setelah orang suruhan rentenir itu pergi.
"Tuan Allianz?"
Rupanya mereka adalah suruhan Naira yang hendak mengantarkan makanan untuk Allianz sesuai janji adik kandungnya.
Hap!
Mereka berhasil meraih tubuh Allianz yang tersungkur ke lantai sejak mereka datang.
"Apa Tuan baik-baik saja?" tanya salah seorang pria.
"Ya! Semoga kaki dan tanganku tidak patah..."
Membangkitkan tubuh Allianz dan memapah pria mabuk itu menuju sofa.
"Arkh!"
Pekiknya kesakitan, merasa ada sebuah tulang yang hampir saja patah di buat para pria sebelumnya.
Tidak aku sangka, kalau hidup aku akan berubah menjadi sehancur ini!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Naira terlihat sedang membuka album foto pernikahan miliknya dan Ardian beberapa tahun yang lalu. Senyum terpancar dengan jelas di bibir Naira, hingga membuat suaminya terlihat begitu terpana.
"Jangan tersenyum terlalu manis, kau bisa membuat aku merasa ingin selalu memelukmu.." Tiba-tiba datang dan mengacaukan situasi Naira yang sedang menenangkan diri.
"Kenapa memangnya? Kalau kamu tergoda, itu artinya kamu masih tertarik padaku.."
"Dasar wanita penggoda!" Mencubit pipi Naira.
"Aduh! Sakit sekali... teganya kamu..." memasang wajah sedih.
"Maaf, ya..."
Keduanya duduk berdampingan di atas kasur lebar di kamar utama.
Sembari terus membuka lembaran album kenangan di hari pernikahan mereka dulu, wajah mereka berdua nampak berbinar.
Hanya saja..
"Sayang sekali, aku tidak bisa mengingat semua momen ini, rasanya lama sekali aku amnesia, iya kan Ardian?" tanya Naira sedikit serius.
Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Naira, membuat Ardian kembali teringat pada masa-masa satu tahun yang lalu, saat Naira hampir di bawa paksa oleh mantan suami Naira, Doni!
Untung saja dia tidak datang terlambat, kalau tidak.. Dia tidak akan tahu bagaimana nasib sang istri.
Huhh!
Kalau di pikir-pikir, benar juga semua ucapan Naira. Mengapa dia begitu lama melalui masa amnesia karena kecelakaan di malam itu?
Apa semua ini memang hanya kebetulan saja, atau ada sebuah rahasia yang mengakibatkan Naira mengalami amnesia yang memakan waktu begitu lama?
Arkh!
Entahlah! Ardian juga tidak bisa menebak apapun.
Hanya sedikit mencoba untuk menghubungi dokter, dan menanyakan kondisi Naira yang sesungguhnya.
Ya!
Mungkin menghubungi dokter untuk mengetahui kondisi sesungguhnya adalah ide yang paling bagus!
Baiklah! besok aku harus membawa Naira untuk pergi ke dokter!
Semoga saja bukan karena mantan suami Naira.
"Ardian?!" panggil Naira dengan lembut, membuat Ardian seketika menoleh ke arah wajah wanita kesayangannya itu.
"Ya?!"
"Menurut kamu, apakah Kak Allianz akan bertemu kak Hana di masa depan?"
"Naira, itu bukan urusan kita, kita hanya harus membantu sebisa kita, soal takdir, kita tidak punya wewenang untuk mengaturnya!"
"Kau tahu? Aku teramat takut dia akan mengalami nasib yang lebih buruk dariku. Meski aku pernah jauh darimu, dan hampir tidak bisa lagi berada di sisimu, tapi Tuhan masih memberi kita takdir yang baik! kita kembali di pertemukan dan di izinkan untuk bersama lagi. Tapi Kak Allianz.. dia.."
"Aku harap dia juga punya nasib yang baik seperti kita berdua.."
"Semoga saja.."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Vrooommmmm!!
Deru mesin mobil mewah milik tuan Morgan terdengar mulai mendekati komplek perumahan tempat kost Hana dan Visha berada.
Sementara, Hana masih setia duduk di jok depan, bersama sang putra dalam pangkuannya, dan Morgan yang menjadi sopir malam itu.
"Bagaimana? Apa Zhoulin sudah tidur Hana?" Tanya Visha dari jok belakang.
"Ya, sudah tidur, sekitar lima belas menit yang lalu." jawab Hana sambil menatapi wajah putra kecilnya yang sudah tertidur pulas.
"Oh iya, Hana.. ayah dan ibuku ingin mengundang kalian berdua untuk perjamuan keluarga besar Lu satu pekan lagi. Mereka juga meminta aku untuk memesan kue khusus buatan kamu." ucap Morgan dengan nada sedikit serius.
"Oh? Lagi?" tanya Hana agak terkejut.
"Dan Tuan Morgan bilang, khusus buatan tangan Hana, apa artinya, aku tidak boleh ikut membantu membuat kuenya?" ucap Visha menimbrung.
"Haha.. tidak begitu, bukan begitu maksud aku, aku salah bicara rupanya.."
"Atau mungkin, tuan Morgan memang ingin mencicipi kue yang di buatkan oleh Hana khusus untuk Tuan?!" Ucapan Visha sedikit meledek.
"A?" Hana hanya diam kebingungan.
Yang di belakang kemudi setir pun hanya celingukan tidak jelas. Meskipun usia mereka sudah tidak muda lagi. Tapi kalau untuk mengulang soal asmara, siapa juga yang tidak malu!?
Hihihi..
"Kenapa kalian diam? Tidak masalah kan kalau memang begitu?" wanita di jok belakang kembali meledek.
Seakan kurang puas dengan ekspresi wajah yang ditunjukkan oleh dua orang di depan, Visha ingin kembali menggempur dan mendesak mereka berdua untuk melayani ucapannya.
"Visha, kau jangan macam-macam! atau aku akan minta Morgan untuk menurunkan kamu di tengah jalan!"
"Tuh kan, kau barusan memanggil dia dengan nama Morgan, tahu lah, kalau kalian berdua sudah lebih dekat..." kali ini Visha benar-benar sudah keterlaluan.
"Diam kamu! Jangan banyak bicara! Morgan, kalau kamu merasa terganggu dengan wanita ini, kamu boleh menurunkan dia di perempatan depan! Biar dia pulang di temani gonggongan anjing tetangga!"
"Huhh! Kejam sekali! maaf, ya, aku sudah salah bicara... ampun!!"
Hahaha..
Melihat ekspresi Morgan kala itu, rasanya benar-benar lucu sekali.
Sayang sekali, sepertinya Hana masih belum membuka hati untuk pria manapun, termasuk Morgan!
Entahlah..
Tidak ada yang tahu!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Anda tidak mau masuk ke dalam dulu Tuan Morgan?" tawaran Hana dengan wajah ramahnya.
"Tidak perlu! ini sudah sangat malam, tidak baik untuk bertamu di jam segini." Tersenyum ke arah Hana.
"Kalau begitu, terima kasih sudah mengantar aku pulang, maaf telah merepotkan Tuan!"
"Hana, aku lebih suka kau memanggil aku dengan nama Morgan, jangan tambahkan Tuan di dalamnya.."
"A? Baiklah, Morgan.."
Tersenyum mendengar ucapan dari Hana, "begitu jauh lebih baik!"
Pria itu terlihat menyalakan mesin mobilnya, dan hendak berlalu pergi.
"Kalau sudah selesai, aku pergi dulu, segera istirahat, dan jangan lupa kunci pintunya! bye!"
"Ya! terima kasih.." Ekspresi bingung.
Vrooommmmm!!
"Jangan lupa kunci pintunya? Apa dia sedang menasehati aku?"
Terkekeh!
"Aneh sekali!"
Wanita itu beralih masuk ke dalam rumah, dan melakukan apa yang di peringatkan oleh Morgan barusan.
Klik!
Mengunci pintu!
♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments