"Kamu masih mau berbohong padaku Morgan?" desak Hana dengan gaharnya di depan wajah Morgan.
"Hehe... Maaf, ya, Hana.. Aku bukannya ingin membohongi kamu, tapi saat itu, rekan kerjaku juga sangat menyukai resep kue buatan kamu, jadi tidak ada salahnya kan kalau..."
"Iya, aku maafkan!" Wajah yang mulanya terlihat merah padam kini berangsur-angsur memutih kembali.
"Kamu sudah tidak marah padaku lagi, kan?"
"Tidak! Lagi pula, kenapa aku marah?" Dia menoleh kesana kemari, "dimana Zhoulin?" celingukan.
"Dia sedang bermain dengan Lu Laura di dalam kamarnya. Tenang saja, ada dua babysitter di rumah ini, salah satunya bisa menemani dan mengawasi Zhoulin. Mereka kan harus berkenalan juga."
"Morgan, kenapa kamu begitu baik padaku?"
"Karena kamu adalah wanita yang tangguh, yang pantas untuk mendapatkan pembelaan dariku."
Ucapan hati dari seorang Morgan berhasil membuat perasaan Hana mendadak bergejolak.
Seakan api asmara yang telah lama mati, sedikit demi sedikit, mulai tersulut kembali.
Tapi apakah dia benar-benar akan memulai semua kisah hidupnya lagi dengan Morgan?
Entah!
Status sosial yang tidak memungkinkan mereka untuk bersama. Itu pasti.
"Morgan!!!!!" Sang ibu memanggilnya.
"Iya!!"
"Ajak Hana untuk makan, sahabatnya juga jangan sampai lupa..."
"Iya Bu!!"
"Kau dengar itu bukan? Ibu ku ingin kita menyantap makanan sisa-sisa pesta ulang tahun Lu Laura. Apa kamu tidak keberatan ikut bersamaku?"
"Aku sungguh keberatan. Aku tidak sepantasnya berada sedekat ini dengan keluarga kamu Morgan. Terlebih lagi untuk Zhoulin. Dia harus pulang sekarang. Kami bertiga haru segera pulang."
"Kenapa tidak menunggu acara makan bersamanya selesai? Aku akan mengantar kalian semua nanti.."
"Ini bukan soal pulang jalan kaki atau naik mobil, aku bahkan tidak pantas menginjakkan kakiku di rumah ini, Morgan."
"Karena itulah, aku akan segera melamar kamu, dan setelah itu, kamu adalah bagian dari keluarga Lu."
"Tidak!! Ini salah, aku tidak mungkin menikah denganmu, ini sangat salah.."
"Tidak Hana.. Dengarkan aku, dengarkan seluruh penjelasan dariku," menggenggam kedua tangan Hana, "aku begitu tulus mencintai kamu, tidakkah kamu ingin memberi aku kesempatan untuk membahagiakan kamu dan Zhoulin?"
"Morgan, kamu tidak bisa melakukan semua ini padaku, aku hanya menganggap kamu sebagai teman, tidak lebih.." Melepas tangan Morgan dengan cepat, "kamu pantas mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari pada aku.. Maaf.."
Ucap Hana penuh penghayatan, yang di iringi dengan langkah kakinya menjauh, dan semakin menjauh.
Meninggalkan Morgan mematung di balkon lantai dua, rumah kediaman Lu Zafier.
Dari balik tembok, seorang anak remaja, yang memiliki sorot mata tajam, terlihat menatapi perginya sang wanita dari sisi ayahnya.
Bagus dia tahu diri! Memangnya siapa dia, berani sekali ingin masuk ke dalam keluarga besar Lu!
Lu Aruaya...
Putri tunggal Lu Zamorgan.
...****************...
"Huhh!! Hana, kau dari mana saja? Aku khawatir karena mencarimu ke sana kemari tapi tidak kunjung ketemu." Visha menyambut Hana yang baru saja turun dari balkon lantai dua.
Wanita itu menggendong anak kecil tampan yang sudah tertidur dengan pulas.
"Tidak ada apa-apa, Vish, sebaiknya kita pulang sekarang saja.."
"Kenapa Hana? Bukankah dari awal mereka ingin kita mengikuti runtutan acara ulang tahunnya? Kita sudah berdiri di sini sejak jam tiga sore, dan sekarang, hanya tinggal ujungnya saja, makan malam bersama, lalu kamu ingin segera pulang?"
"Kalau kamu tidak mau ikut pulang, ya sudah, aku akan pulang dengan Zhoulin."
Hana memaksa wanita di depannya untuk meyerahkan Zhoulin padanya.
"Hana, ada apa denganmu? Apa kamu baik-baik saja? Kamu sangat aneh sejak turun dari balkon."
Tak tak tak tak tak tak!
Langkah kaki Morgan terdengar menggaung menuruni tangga menuju lantai bawah.
Visha mengalihkan perhatiannya pada sosok wajah yang terlihat terus saja menatapi Hana sejak dia turun dari lantai dua.
"Hana, apa kau baru saja bicara dengan tuan Morgan?" Tanya Visha lirih.
"Tidak penting! Lebih baik, kita segera pulang!"
Prok!
Prok!
Namun tepukan tangan dua kali dari Morgan berhasil membuat Hana urung memulangkan dirinya.
"Perhatian semuanya!!!!"
Teriak pria itu pada semua orang yang ada di aula tengah.
Keluarga Lu ini sangat banyak. Jadi kalau di satukan mulai dari kakek, dan sepupu-sepupunya, lalu anak cucunya, maka lebih mirip seperti reuni SMA.
"Ada apa ini? Apa ada masalah serius?"
Morgan? Ada apa ini?
"Ya? Morgan? Kenapa? Apa ada masalah?"
Lu Zafier buru-buru menampilkan wajah tanda tanyanya pada pria yang menjadi kakak sepupunya itu.
"Tidak apa-apa, hanya ingin memperkenalkan seseorang yang begitu istimewa untuk saya.."
Semua orang tersenyum, terkecuali Hana. Tentu saja otaknya sudah traveling kemana-mana. Apa lagi mengingat kalau pria itu baru saja mengatakan cinta dan keseriusannya pada Hana di balkon barusan.
Yang ada dalam pikirnya saat itu adalah, orang ini pasti akan membuat dirinya malu setengah mati!
"Oh? Benarkah? Kak Morgan ingin mengenalkan seseorang yang sangat istimewa pada kami semua?" Tanya Falisa dengan wajah gembiranya.
"Ya! Putra semata wayang Kakak ini memang sudah harus mengenalkan calon ibu baru untuk Lu Aruaya bukan?" Ucap Lu Yuzeff sedikit meledek.
"Yuzef, kau memang paling bisa meledek aku!" Dan pria bernama Lu Lau'er itu pun seakan mengiyakan perkataan Lu Yuzef padanya.
"Kalau begitu, katakan pada kami semua, siapa orang yang paling istimewa itu!" Ucap sang ibunda, Nyonya Mollie.
"Nenek Mollie, apa yang anda katakan? Tentu saja anda adalah orang yang paling istimewa dalam hidupku..." Berjalan menuju Mollie dan memeluk wanita itu.
"Ouhh... Ternyata Kak Morgan bisa menjadi pria yang sangat mengesankan.." Ucap Lu Zafier.
"Dan satu orang lagi, yaitu.. Dia..." Menunjuk pada satu orang wanita yang masih setia berdiri di sisi kue ulang tahun Lu Laura.
Hana!!
Deg!!
Wajah Hana mulai memanas bak terkena panasnya suhu oven yang dinyalakan dengan suhu 90° Celsius.
"Dia adalah calon ibu bagi anak semata wayangku, Hana..."
Duarrrrrrrr!!!!
Jlger!!!!!!
Dan entah suara apa lagi yang pantas untuk menggambarkan suasana hati Hana saat itu. Antara marah, canggung, pun tidak tahu lagi apa yang dia rasakan.
Dia mengatakan pada semua anggota keluarganya kalau Hana adalah, calon ibu bagi anak kandung Morgan, Lu Aruaya...
Tidak!!
Ini tidak nyata!!
Plak!!
"Aww!!"
Tapi rasanya sakit sekali terkena cubitan tangan sendiri.
"Hana, apa yang kamu lakukan? Cepat beri aku penjelasan!!"
Pyaar!!
Aku bangun dari tidurku di atas meja dapur keluarga Lu Zafier.
Apa aku cukup lama tertidur di sini? Apa yang barusan terjadi padaku, ternyata hanyalah sebuah mimpi?
"Hana, kamu ini!! Anak kamu menangis minta pulang, dan kamu malah tertidur di dapur orang lain?"
"Arkh?!"
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments