Byurrrr!!
Air satu ember penuh berhasil di guyurkan tepat di wajah Allianz oleh dua pria itu.
Gubrak!
Gubrak!
Allianz yang terkejut hanya bisa gelagapan saja mendapati dirinya yang sudah banjir terkena guyuran air.
"Banjir! banjir! banjir!" ucap Allianz setengah sadar sambil beranjak dari Sofanya.
Dua orang tadi hanya melihat dan menatap apa yang sedang Allianz lakukan di hadapan mereka.
Huhh!
"Siapa yang sudah menyiram wajahku dengan air? aku bahkan terpaksa harus menghentikan mimpi indahku dengan Hana." Allianz masih belum sadar akan kehadiran dua pria di sana.
"Tuan!!"
"Wo!! Ho!!" terkejut!
Allianz menoleh dan memasang jurus kuda-kuda di depan para pria itu, lalu bersiap untuk menyerang.
Si pemabuk ini mungkin sebentar lagi bisa gila!
"Siapa kalian?" wajah cemas.
Dua orang itu hanya saling menatap, seolah muak sekali dengan Tuan kacau yang ada di depan mereka saat itu.
"Anda sudah terlambat satu jam! bagaimana kalau kita berangkat ke kota X sekarang, sebelum cuaca memburuk!?"
"Apa?" bingung sendiri. "Untuk apa pergi ke kota X? bukankah kota itu begitu jauh?" masih belum sepenuhnya sadar.
"Hhh! anda terlalu banyak bicara! kalau terus-terusan seperti ini, kita akan menghabiskan banyak waktu!" mendekat, lalu melarak kerah kemeja Allianz dan membawa pria itu pergi dari rumah.
"Hei! mau bawa aku kemana kalian?" hanya bisa bicara, tanpa ada penolakan.
Gubrak!
Gubrak!
Kaki dan tangan Allianz yang menabrak berbagai benda berserakan membuat bunyi tersebut terdengar sampai akhirnya mereka keluar dan menutup pintu.
Blam!!
Vroooooommmmmm
"Gara-gara tuan ini, kita harus menghadapi sulitnya hidup di rumah itu, aku muak saat melihat kamar mandinya! aku kapok untuk kembali ke sana."
"Katakan pada Tuan saat kita tiba di rumah nanti, untuk mengirim pelayan ke rumah Tuan Allianz."
"Itu saran yang bagus!"
"Kau yang akan bicara!"
"Apa? aku?"
"Sudah pasti! kalau aku bukannya tidak berani, hanya saja tahu sendiri kan, bagaimana Tuan kalau sedang sibuk lalu kita menghujani dia dengan beragam keinginan kita yang tidak penting?!"
"Kalau kamu sudah tahu begitu, kenapa memberiku sebuah saran yang mematikan?"
"Entahlah! aku hanya berpikir mungkin kamu ingin di pecat lebih dulu!"
"Kalau bicara dengan Nyonya dia pasti akan mengerti, kau ingat! Tuan sendiri yang minta pada kita, untuk terus menemani Tuan Allianz, lalu bagaimana jadinya kalau setiap hari-hari kita kelak hanya akan di warnai oleh pemandangan seperti itu."
Dua orang itu masih saja mengoceh, saling mengeluarkan pendapat tentang rumah itu. Namun pria yang berada di jok belakang bahkan tidak sadar kalau dirinya sudah di bawa pergi menggunakan mobil.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Hahh! sudah selesai!" dia memingkis rambut yang menjuntai di depan telinga.
"Akhirnya, kita bisa istirahat." Sementara Visha lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya di kursi.
"Jualan kita hari ini laris. Bahkan kue yang aku buat dari resep lama itu pun banyak yang suka! mereka kebanyakan membeli kue lawas buatan tanganku," senyum di bibir Hana mengembang.
"Aku bilang apa padamu tadi pagi? benar kan, jualan kamu akan sangat laris! kue itu akan membawa keberuntungan buat toko kamu!" ucap Visha sambil tersenyum.
Dua orang itu terlihat sedang menikmati masa-masa rehatnya setelah seharian penuh melayani pelanggan.
Tapi, beberapa saat kemudian, datang pula seseorang untuk menimbrung waktu istirahat mereka berdua.
"Hai Hana!" sapa Morgan mengejutkan Hana.
Beranjak, "Morgan? kapan kamu datang? apa kamu sudah lama menunggu aku?" tanya Hana tanpa menunggu Morgan bicara.
"Aku baru saja tiba, aku lihat kamu begitu sibuk, jadi aku putuskan untuk menunggu toko kamu sepi dari sisi jalan."
"Oh? begitu ya rupanya.." Menganggukkan kepala.
"Umm, Hana, mungkin aku harus membawa Zhoulin pergi dari sini, dia kan belum mandi!"
"Mandi? apa biasanya Zhoulin mandi di sore hari seperti ini? lagipula, dia kan sedang asik bermain!" bingung.
"Hah! entahlah, aku mendadak ingin mencari angin sebentar, kau mengurung aku di dalam toko selama seharian penuh, kau pikir pinggangku tidak sakit!?" meliuk-liukkan pinggangnya, mencoba mencari alasan untuk pergi dari sana.
"Terserah apa katamu saja lah!" mencoba acuh.
"Aku bawa Zhoulin untuk menemani aku ya? aku akan mentraktir dia es krim!"
"Jangan terlalu banyak memberi dia es krim! nanti dia tidak mau makan makanan yang lain!"
"Ya sudah, aku akan ajak dia jalan-jalan saja.." Wajah muram!
Visha kemudian pergi meninggalkan Hana dengan Morgan di toko, dan memilih untuk berjalan-jalan ke taman menikmati indahnya sore hari bersama Zhoulin kecil.
Sementara, di dalam toko, dua orang itu..
"Apa kamu akan segera pulang?" tanya Morgan membuka percakapan.
"Ya? memangnya kenapa? oh iya! ngomong-ngomong, ada kepentingan apa kamu datang kemari?" tanya Hana sembari mengemas semua barang-barang di atas meja, dan bersiap untuk menutup toko.
"Memangnya tidak boleh berkunjung kalau tidak punya kepentingan?" sekarang wajah pria itu hampir sepenuhnya di hiasi perasaan kecewa.
"Bukan begitu, hanya saja, kamu kan memang tidak pernah berkunjung kalau tidak punya kepentingan," sekarang nada Hana menjadi berasa menyindir.
"Hem, iya, sebenarnya, aku ingin melangsungkan pembicaraan beberapa hari lalu."
"Pembicaraan yang mana?"
"Soal perjamuan keluarga besar Lu besok!"
"Oh!? yang itu?" akhirnya beralih duduk, setelah memastikan semuanya selesai.
"Iya! kamu mau kan menerima pesanan dariku? hanya kue saja kok, jadi tidak terlalu memakan waktu bukan?"
"Cih! kata siapa? membuat kue juga harus memerlukan waktu yang tidak singkat!"
"Baiklah! aku akan datang pagi untuk membantu kamu membuat kue!"
"A?" bingung sendiri.
"Tenang saja, aku tipe pria yang penyabar, juga cekatan dalam menangkap materi apapun, jadi tidak akan sulit untuk mengajari aku.." percaya diri begitu tinggi.
"Huhh! mendadak aku lelah," bangun dan menenteng tasnya.
"Kau mau kemana?"
"Pulang!"
"Kenapa cepat sekali?"
"Aku harus mempersiapkan bahannya untuk acara keluarga kamu besok bukan? lagipula aku juga harus tetap berjualan di toko, jadi, aku harus mulai semuanya sore ini juga!"
Morgan menyusul Hana, dan berdiri menghadap wanita itu, "kalau begitu, aku juga akan ikut!"
"Tidak perlu! pulang saja ke rumah kamu! aku bisa melakukan semuanya sendiri!"
Wanita itu bergerak keluar, dan kemudian berhenti.
"Aku akan menutup tokonya, kamu mau keluar sekarang, apa masih mau mematung di situ?"
"Baiklah! aku akan keluar.." Sekarang pria itu juga mengikuti Hana keluar dari toko.
Toko di tutup, dan sudah di kunci dengan rapat.
Namun Hana terlihat pergi mendahului Morgan. Dia meninggalkan pria itu yang masih setia berdiri di depan tokonya dengan perasaan kecewa.
Entah apa yang membuat wanita itu begitu acuh, namun yang pasti, dia masih belum bisa membuka hati untuk pria manapun, termasuk Morgan.
Aku tahu kamu masih belum bisa menerima perpisahan dengan masa lalu kamu!
...****************...
💕💕💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments