Brakk!
Hana meletakkan semua barang belanjaan miliknya di atas meja. Sementara anaknya sudah tertidur di atas kasur berkat bantuan Visha.
Iya!
Semenjak dia sukses menjalankan bisnis kuenya, sekarang dia mulai berbagi hasil dengan Visha. Dia mulai membayar uang kontrakan separuh pada Visha, atau terkadang juga dia yang membayar penuh.
Visha telah resmi jadi pegawai di toko kuenya, dan sekarang semua hidupnya bergantung pada toko Hana.
Toko Hana berubah menjadi sorotan masyarakat luas setelah sebagian besar dari masyarakat di sana berani memberi rating sepuluh untuk tokonya, sebagai toko kue yang menjual kue dengan rasa yang enak dan variatif.
Ya!
Meskipun demikian, hal tersebut tidak membuat Hana sombong sama sekali. Baginya semua itu hanyalah segelintir dari berputarnya roda perjalanan selama dia berbisnis.
Sebelum dia berhasil mencapai puncak normal seperti saat ini, wanita itu telah merasakan bagaimana rasanya jatuh dan harus bangkit lagi, lalu jatuh, dan memaksanya untuk bangkit kembali.
Dai sudah begitu dewasa untuk kehidupan semacam itu.
Arkh!
Kenapa jadi curhat soal perjalanan hidup yang pahit?
Sekarang lihat pada Hana!
Wanita itu masih saja memaksa diri untuk menuntaskan pekerjaan dia demi hari esok yang lebih baik.
Perlahan tapi pasti, dia mulai mengaduk adonan kue dengan menggunakan pengaduk mixer dan dengan sigap membuat berbagai macam varian kue untuk dia jual di toko besok pagi.
Sementara, dia juga masih harus menyiapkan pesanan kue yang jumlahnya sangat besar dari keluarga besar Lu. Morgan yang meminta dia untuk membuatnya!
Oh iya!
Ngomong-ngomong soal Morgan, apa kabar pria itu ya?
Apa dia sedang asik memikirkan wajah keibuan dari seorang Hana?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Dia sangat keibuan, wanita seperti dia sangat cocok mendampingi pria semacam kamu! apalagi Aruaya sudah menjadi gadis yang semakin dewasa. Apa kamu tidak cemas kalau dia tidak mendapat didikan sedikitpun dari seorang ibu?" ucap ibu Morgan, Nyonya Mollie.
"Ayolah ibu, aku bahkan belum bisa mendekati dia sedikitpun.." keluh Lu Zamorgan pada ibunya dengan manja.
"Mollie, Mollie, kamu bahkan tidak tahu bagaimana karakter anak laki-laki kamu ini." Datang membawa koran dan langsung terduduk di sofa, tepatnya di samping ibu Mollie, "dia kan sangat penakut. Apalagi kalau urusan mengatakan cinta pada seorang wanita! dulu saja, dia harus menggunakan surat untuk melamar istri pertamanya, dan ala yang dia dapat? rupanya dia juga bodoh dalam memilih seorang wanita! hahahaha.." tawa ayah Morgan terdengar begitu puas.
"Lauer, kamu sungguh tidak punya perasaan! kamu bahkan juga sama seperti anak kamu ini di masa muda! selalu mengejarku, tapi tidak pernah menyatakan cinta padaku! lihat saja! kamu bahkan mengakui perasaan kamu setelah aku yang lebih dulu menyatakan cintaku padamu!" ucap Mollie agak sedikit kesal.
"Hahh! kalian ini! aku bahkan terlihat seperti anak kecil di hadapan putriku Aruaya."
"Kamu memang seperti anak kecil bagi kami! iya kan Lauer?" tanya Mollie dengan nada meledek.
"Kamu benar Mollie ku sayang, aku tahu kamu selalu benar. Hahaha..."
Yang di tindas semakin merasa tertekan. Dia memilih untuk beranjak dari ruang utama rumah besar milik ayahnya itu, dan segera bergegas menuju ke kamarnya.
Aku bahkan tidak mendapat solusi apapun dari perbincangan kami, aku rasa, mendekati wanita itu akan lebih susah dari pada mantan istriku dulu!
"Mau kemana kamu?" tanya ibu Mollie mencegat langkah kakinya.
"Aku mau tidur! sekalian mau lihat Aruaya apa sudah tidur apa belum!"
"Apa kamu tidak lupa memesan kue dan katering dari Hana?"
"Hanya kue saja, aku tahu dia orang yang sangat sibuk, jadi tidak mau terus mengganggu dia, urusan katering, biar aku saja yang mengurusnya."
"Ingat Morgan! cari koki terkenal dan bisa memasak hidangan mewah untuk acara besok! karena tuan Ardian, sepupu jauh kita dan istrinya juga akan datang besok!"
"Ya!" jawab Morgan secara singkat.
"Kabarnya kakak dari istri Ardian juga akan datang di perjamuan besok. Apa laki-laki itu orang yang sangat penting?" tanya Mollie pada sang suami.
"Aku dengar dia baru di pecat dari dunia kedokteran karena telah mengalami kegagalan dalam operasi, dan berhasil membuat empat nyawa melayang." Jawab Lauer berusaha menjelaskan, "dan sekarang, dia sedang di latih oleh pihak perusahaan Ardian untuk membuat hidupnya jauh lebih baik."
Zamorgan hanya terdiam sambil terus bergerak menitah langkah kakinya menuju lantai dua. Walau begitu, namun kupingnya juga tidak bisa berbohong.
Dia terus mendengar gosip mengenai tuan kakak ipar dari Ardian yang sedang di lontarkan dan menjadi bahan perbincangan asik oleh dua orang di bawah sana.
Hh!
"Ngomong-ngomong, apa wanita itu sudah selesai dalam pekerjaannya?" mendadak berwajah cemas.
"Ayah?!" dan panggilan dari seorang anak gadis berhasil membuat langkah kakinya kembali berhenti.
"Ya! Aruaya? kamu belum tidur?"
"Aku tidak bisa tidur ayah? entahlah! aku mendadak, aku ingin, aku.."
"Apa yang kamu inginkan sayangku?"
"Aku ingin tidur dengan ibu!?" Wajah sedih yang sangat tidak membuat tega.
"Hhh! baiklah, sekarang, ayah juga akan menjadi ibu bagimu, ayo kita tidur bersama!" mengajak putrinya yang sudah perawan untuk tidur bersama.
"Apa?!" wajah gadis itu penuh keterkejutan, "tidur bersama katamu?"
Ya!
Tentu saja anak gadis itu sangat terkejut. Bagaimana tidak!? dia tahu tidur dengan seorang pria adalah hal yang sangat tidak di perbolehkan, tapi, ayahnya sendiri malah mengajak dia untuk tidur bersama dalam satu ranjang.
Oh!
Mungkin yang di maksud oleh Lu Zamorgan bukan seperti itu. Mungkin yang pria itu maksud adalah, memberikan dongeng sebelum tidur pada anaknya, sama seperti yang di lakukan oleh seorang ibu bagi anaknya.
Huhh!
Ayolah!
Berpikirlah yang jernih!
"Kau pikir apa yang kau katakan!?" ucap gadis itu penuh kecemasan.
"Sayang, maksud ayah bukan begitu, hanya saja.."
"Tidak perlu menjelaskan apapun! aku akan tidur dengan nenek!" pergi mengacuhkan Morgan, "nenek!!!!! aku ingin tidur denganmu, nenek!!!" berteriak pada neneknya yang masih berada di bawah sana.
"A? iya sayang, baiklah, sebentar lagi ya.." ucap nenek Mollie mencoba mengiyakan keinginan cucunya.
"Nenek, aku mau sekarang!!"
"Baiklah, baiklah, aku akan datang ke kamarmu!" nenek Mollie memaksakan kakinya untuk beranjak dari sofa, dan menuju di mana tempat sang cucu berada.
"Iya sayang, ayo kita tidur sekarang, ya?" ajak nenek Mollie pada Aruaya.
"Ayo nek, katakan pada ayah, cepatlah mencari ibu untukku, aku juga butuh pelukan seorang wanita yang menjadi ibu tiriku bukan?"
"Iya, kamu benar, ayah kamu terlalu lama sendiri, sayang sekali, ayah kamu adalah orang yang sangat penakut, karena itulah, dia tidak segera memiliki pacar!"
Iya! apa mungkin aku memang terlalu takut?
💕💕💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments