"Arkh!?"
Rupanya ini semua hanya mimpi.
Hana ternyata hanya kelelahan sehabis menata semua kue buatan tangannya, dan tanpa sengaja tertidur di atas meja dapur.
Tapi untunglah semua itu hanya mimpi! Bagaimana kalau ternyata itu semua nyata? Tentu saja Hana akan langsung kabur, dan tidak akan berani untuk menunjukkan mukanya lagi di rumah ini.
Untung hanya mimpi!!
Sekali lagi benaknya bersyukur atas apa yang dia alami. Tapi mengapa mimpi ini terasa begitu nyata?
"Hana?" wanita di sisinya malah membuat dirinya terkejut lagi.
"Ah? Ya! kenapa?"
"Kenapa katamu? ini sudah hampir larut, acara ulang tahun putri Lu Laura juga sudah akan selesai! Lihat! Anakmu sedari tadi terus menangis, mungkin dia ingin tidur.."
"Ouh, jadi begitu, ya.. Maafkan aku Visha, membuat kamu harus kelelahan begini.."
Bergegas Hana meraih tubuh pria kecil miliknya itu, dan segera memeluknya supaya bisa tertidur.
"Kasihan sekali anakku..." Ucap Hana penuh penyesalan.
"Baiklah, sekarang, kita harus segera pergi! Ini sudah sangat larut, Zhoulin bisa masuk angin kalau terlalu lama di sini.."
"Ya sudah, aku akan mengambil tas milikku, kamu pergilah dulu keluar, aku akan menyusul kamu.."
"Baik!" Visha akhirnya bisa melangkah pergi dari dapur meninggalkan Hana dan kemudian, menuju arah teras depan.
Sementara Hana masih sibuk mencari tas miliknya.
"Aku taruh di mana tadi, ya?"
Tanya wanita itu sambil terus menggendong anak angkatnya.
Matanya terus mencari ke sudut ruangan manapun, tapi entah kenapa tidak juga ketemu.
"Ah? Kenapa tasku bisa hilang? Mana mungkin di rumah tuan besar Lu Zafier bisa kemalingan? Oh! Mungkin aku saja yang lupa menaruhnya di mana."
Wanita itu terus melanjutkan pencariannya, hingga akhirnya, seorang pria mendekati Hana dengan membawa tas hitam sederhana milik wanita itu.
"Hana, kau mencari tas ini?"
Hana mendongak, melihat siapa yang datang ke arahnya.
"Morgan?" Bingung.
Pria di depannya mengulurkan sebuah tas yang memang tas itu adalah miliknya.
"Bagaimana tas ku bisa ada di kamu??" Tanya Hana sambil meraih tas di tangan Morgan.
"Aku datang ke sini untuk mengambil minuman, tapi aku lihat kamu sedang tertidur dengan pulas! Aku takut kamu akan terbangun, jadi aku biarkan saja kamu tertidur." Dia berhenti.
"Lalu, apa hubungannya tas ku yang tiba-tiba ada di tangan kamu?" Tanya Hana bertambah heran.
"Aku melihat tas kamu berada di kursi, dan aku takut kamu akan kehilangan barang-barang kamu di dalam tas, jadi aku berusaha memindahkannya."
Hana mengangguk tanda dia sudah mengerti.
"Jadi begitu, ya.. Terima kasih.." Tersenyum.
Entah mengapa dia kembali teringat akan mimpinya barusan.
Hihihi..
Jadi geli sendiri.
"Oh iya, aku harus segera pulang, ini sudah hampir larut malam, tidak baik kalau membawa bayi pulang selarut ini."
"Kalau begitu, aku yang akan mengantar kamu dan Zhoulin pulang, bagaimana?"
"Tidak perlu! Aku bisa pulang naik taksi, lagi pula, nanti Visha akan pulang dengan siapa?" Tolak Hana secara halus.
"Sudah makan begini, mana ada taksi?! Jangan berusaha menolak tawaran dariku, ya.. ayo, ikut saja di mobilku! Kita kan juga satu arah.."
"Ya sudah, kamu yang memaksa ya.."
"Iya, aku tahu.."
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Brakk!!
Pria itu menjatuhkan tubuhnya tepat di atas sofa ruang tengah.
Lampu di rumahnya dia biarkan mati, dan enggan baginya untuk menyalakannya kembali.
Tak!
Dia lalu meletakkan jam tangan miliknya di atas meja.
Huhh!
Dia melihat satu botol bir yang dia tinggalkan malam tadi karena tertidur. Rupanya botol itu masih tersisa sedikit. Entah sudah berapa banyak dia minum tadi malam.
Dia memang sering mabuk setelah kehidupan rumah tangganya hancur tanpa sisa. Dan sekarang, mungkin dia hanya bisa melampiaskannya dengan menenggak bir seberapa banyak yang dia bisa.
Rumahnya masih berantakan, sama seperti tadi pagi saat dia tinggal ke kantor adik iparnya, Ardian.
Tidak ada lagi yang bisa mengurus rumah ini, termasuk dirinya sendiri. Dulu dia terbiasa dengan kehidupan bersama istri dan ibunya, tapi lagi-lagi, sejak keluarganya pergi, dia tidak bisa apapun. Semuanya terlihat kacau baginya!
Drrrttt Drrrttt
Dering ponsel memaksa dirinya untuk bergerak mengambil ponsel di saku celana miliknya, yang saat itu tengah dia kenakan.
"Siapa lagi yang menghubungi aku malam-malam begini?"
Ucap pria itu sambil melihat nama siapa yang tertera di layar ponsel miliknya.
"Naira? Kenapa dia?"
Bip!
Mengangkat panggilan.
"Halo, kenapa menghubungi aku? Ini sudah malam, apa kamu belum tidur?" tanya Allianz dengan lemas.
"Kakak, aku ingin mengajak kamu makan malam, kalau malam ini kamu belum kelelahan, bisa tidak datang ke rumah?"
"Datang ke rumah Ardian malam-malam begini? Yang benar saja kamu! tidak perlu, kalau kamu perhatian, kirim saja makanan kamu ke sini, aku sedang kelaparan."
"Begitu, ya, baiklah, aku akan mengirim orang untuk datang ke rumah.."
"Oh iya, sekalian kirim pelayan untukku juga ya, untuk membersihkan rumah! Rumah ini seperti kapal pecah saja!"
"Kalau soal itu, kakak bereskan saja sendiri."
"Huh! Bilang saja tidak mau bantu, ya sudah, kalau sudah selesai bicara, aku tutup!"
"Iya, bye..."
Bip!
Sambungan di matikan oleh Allianz, dan di sambung dengan ambruk kembali ke sofa.
"Arkh!"
Dia mencoba menikmati masa-masa indah setelah seharian tubuhnya di buat penat karena pelatihan kerja di perusahaan Ardian. Mau bagaimana lagi, ini hanya satu-satunya pilihan untuk Allianz. Pria itu harus segera bangkit dari masa terpuruknya.
Allianz memejamkan kedua matanya, dan entah mengapa, bayangan masa lalu yang indah dengan Hana perlahan mulai menghiasi otaknya dengan kabur.
Arkh!
Penyesalan itu tidak bisa berhenti. Rasa itu ternyata masih setia bersemayam dalam pikiran Allianz, sehingga membuat otak pria itu seakan gila tiap kali terlintas kembali kenangan-kenangan itu.
Kapan Hana akan kembali?
Atau kapan dirinya akan menemukan Hana?
Entahlah, bahkan takdir seakan menyembunyikan semuanya dari Allianz tanpa peduli betapa hancurnya hati seorang Allianz sejak saat itu.
Kenangan kelabu itu rupanya telah berhasil mengelabui dan meracuni otak Allianz.
Bahkan patung kayu berwajah harimau yang terpajang di sisi sofa ruang tengah pun, entah kenapa semakin lama di lihat, semakin mirip dengan wajah Hana.
"Hana.... Kamu sudah pulang rupanya..." Ucap pria itu sambil sesekali tersenyum bak orang gila.
Ternyata satu tegukan bir di tangannya mampu membuat dirinya mabuk sebegitu berat.
Huhh!
Aku yakin pria ini jika di biarkan, lama-lama pasti akan jadi orang gila sungguhan. Sebenarnya, kapan Allianz dan Hana akan bertemu?
Tok tok tok!!
"Masuk!!" Allianz menyuruh orang yang mengetuk pintu untuk segera masuk, karena di pikir, orang itu adalah pelayan yang di perintahkan oleh Naira untuk mengantarkan makanan untuknya.
Tapi rupanya..
Cklek!!!
Mata Allianz yang sudah semakin kabur pandangannya, mulai mencoba untuk melihat dengan jelas, siapa orang yang datang menghampiri tubuhnya saat itu.
Tapi...
Kenapa mereka begitu aneh?
Kenapa kepala mereka terlihat seperti anjing?
Arkh!!
Dasar pria pemabuk!
"Ah? Apa Naira yang minta kalian untuk datang?" tanya Allianz setengah nada nglantur.
Tiga orang di depan matanya hanya terlihat diam, dan mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut Allianz yang sedang mabuk itu.
"Hehehe... entah kenapa aku melihat anjing di wajah kalian.."
Dia mendongakkan kepalanya, dan tertawa dengan keras.
Hahahaha...
"Aku melihat anjing!! Aku melihat anjing!! Apa Naira mengirim makanan lewat siluman anjing? Oh! Mungkin saja siluman anjing berjalan lebih cepat dari pada mobil! Hahahaha....." Bicara yang sungguh tidak masuk akal.
"Huhh!" Satu orang di depan terlihat makin emosi!
Grep!!
Menggapai kerah kemeja Allianz.
Membangunkan tubuh Allianz secara paksa.
"Hei, anjing! Jangan sentuh aku! kamu tidak bisa memaksa aku untuk bangun, lihatlah, badanku sungguh penat, aku ingin istirahat!" lemas dan tidak sadar.
"Kau bilang aku anjing? Apa pria di depan mata kamu ini lebih mirip dengan anjing begitu?" Dia mulai kesal.
"Apa anjing bisa bicara? Aku tidak tahu sebelumnya, aku pikir, anjing tidak bisa bicara! bisanya hanya menggonggong saja! Gog gog gog! Begitu..." Lucu sekali pria itu jika sedang mabuk.
"Oh!" mengangguk-angguk beberapa kali, "aku pikir justru kamu yang lebih mirip anjing dari pada aku!"
Blam!!
Pufffff!!!!
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments