"Tuan! saya mendapat kabar tentang kemungkinan keberadaan nyonya Hana sekarang!"
Ucap seorang pria di depan Ardian membuat dia memutuskan untuk meninggalkan laptop di depannya.
"Sungguh?"
"Iya Tuan!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hana sedang asik membersihkan rumah kontrakan miliknya dan kemudian dia lanjutkan dengan menyiapkan kebutuhan untuk jualan hari ini.
Tokonya hari ini terpaksa harus buka agak siang. Hujan yang terus mengguyur kota tempat tinggalnya masih saja deras dan seakan tidak mau enggan untuk berhenti.
"Huhh! melelahkan juga.."
Selama bertahun-tahun memilih pergi dari Allianz, rasanya baru pertama kali mendengar Hana mengeluh penat!
Itu pun setelah lama sekali.
Visha tengah memandangi wanita itu sambil menggendong Zhoulin di ambang pintu. Kini dia pun tahu kalau wanita ini mungkin sudah merasakan betapa pahitnya berjuang hidup tanpa seorang suami.
"Vish, kau tahu? teman terbaik dalam kehidupan seorang wanita yang sudah bersuami adalah pasangannya, tapi saat dia sudah memiliki seorang anak, meskipun bukan anak kandung, tapi kasih sayang itu akan terbagi pula pada anaknya. Sama seperti aku, yang lebih memilih untuk mandiri, dan pergi saat seorang laki-laki tidak lagi menaruh kepercayaan pada kita." Ucap Hana seakan tahu isi hati Visha saat itu.
Visha memutuskan untuk duduk dan membiarkan Zhoulin bermain dengan riang di lantai.
"Aku tahu, entah kenapa kamu bisa tahu apa yang menjadi tekanan batinku selama ini, kau bahkan tidak pernah bercerita padaku soal perpisahan kamu dengan pria itu."
"Apa aku pernah mengatakan padamu kalau aku pernah berpisah dengan Allianz?" tanya Hana membuat Visha menerka tentang masa lalunya.
"Maksud kamu?"
"Vish, aku bahkan belum melayangkan surat gugatan cerai padanya."
"Apa? Jadi sebenarnya kalian bahkan belum resmi bercerai begitu?"
"Aku hanya ingin tahu apakah dia akan mencariku atau tidak.."
"Apa? Hana, apa kamu wanita yang sebodoh itu? dia mungkin saja sudah menikah dan bahagia dengan wanita lain, tapi kamu.. apa sedikitpun kamu tidak bisa melupakan masa lalu kamu?"
"Vish, aku memang sudah berhasil membagi kasih sayangku pada putra angkatku, Zhoulin, tapi, aku belum bisa membuat kasih sayang ini hilang darinya, aku.. entah mengapa aku masih saja berharap dia akan datang, dan menemui aku.."
"Tidak! Kau jangan bodoh! jangan berpikir sedangkal itu dalam memutuskan masa depan kamu, menurut aku, Morgan bahkan jauh lebih baik dari pada Allianz!"
"Aku tidak yakin.." ucap Hana ragu.
"Tapi bisa saja kan Allianz sudah melupakan kamu dan Zhoulin, lalu menikah dengan wanita lain, perpisahan kalian sudah sangat lama, mana mungkin ada pria yang bisa setia dengan waktu selama itu?"
"Dia bahkan tidak pernah menyentuh wanita lain selain aku.."
"Baiklah, terserah padamu saja, tapi aku minta, pertimbangkan lagi keputusan kamu dalam hubungan ini.." ucap Visha pasrah. "Yang jelas, aku tidak rela kalau kamu memilih untuk menolak Morgan suatu hari nanti."
"Cihh! memangnya dia akan menyukai aku kelak? aku bahkan tidak sanggup mendengar semua perkataan kamu barusan.." Terkekeh.
Hana memilih untuk bangkit dari duduknya, dan melanjutkan acara dia untuk pergi ke toko.
"Ya sudah, kau mau bantu aku hari ini atau tidak? akhir-akhir ini, banyak sekali pembeli yang datang, toko jadi sangat ramai. Mungkin aku perlu bantuan kamu.."
"Memangnya kalau bukan aku yang bantu kamu, siapa lagi.."
"Baiklah, kita harus segera bersiap untuk pergi ke toko sekarang.." Ucap Hana yang kemudian di lanjutkan olehnya masuk ke dalam dapur.
"Hana, aku tidak mengerti apa yang kamu pikirkan tentang pria itu."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Allianz yang masih saja sedikit mabuk terlihat mulai memasuki ruangan Ardian.
Entah kenapa adik iparnya ini memanggilnya untuk mendiskusikan sebuah proyek baru untuk Allianz.
Tapi yang jadi pertanyaan, apakah Ardian benar-benar serius ingin menerjunkan Allianz ke lapangan?
Terduduk!
"Kenapa kau memanggilku kemari?" ucap Allianz beberapa saat setelah dia duduk.
"Ada proyek yang cukup cocok dengan kamu di kota X. Aku harap kamu bersedia untuk terjun mengatasi proyek tersebut."
Mendengar penuturan Ardian yang di tujukan langsung padanya, membuat dia tertawa terkekeh-kekeh. Dia bahkan belum terlalu paham meskipun sudah melakukan pelatihan selama satu Minggu di sini.
"Hahaha.. apa kamu sedang mengajak aku untuk bercanda Ardian? Kau saja tahu aku masih awam dalam melakukan pelatihan bisnis, dan sekarang, mendadak kamu ingin aku terjun langsung ke lapangan? Hahaha.. Yang benar saja..."
"Aku serius! kalau kamu mau mengambil proyek ini, aku akan membelikan kamu mobil yang lebih mewah dari pada punyamu yang sudah di ambil oleh rentenir beberapa hari yang lalu."
Tapi Allianz masih saja meremehkan Ardian dan kemampuan yang dirinya miliki.
"Juga semua hutang kamu, akan aku lunasi!" ucapan Ardian semuanya terdengar begitu serius.
"Hehh! ini bukan tentang semua imbalan yang kamu katakan barusan, tapi Ardian, kamu juga tahu aku belum bisa mengatasi masalah ini seperti yang kamu katakan."
"Aku akan mengirim orang untuk melatih kamu selama berada di kota X, aku yakin, kamu akan menjalankan semua ini dengan mudah."
Melihat adik ipar yang selalu bersikukuh memaksanya, membuat Allianz tahu kalau pria ini sedang berkata serius.
Dia tidak punya pilihan lain lagi. Entah apa yang sedang di pikirkan oleh Ardian padanya, tapi yang jelas, adik ipar ini sedang memaksa dirinya untuk pergi ke kota X.
"Kalau itu mau kamu, maka serahkan saja semua kepercayaan kamu padaku.."
"Terima kasih atas kerja samanya! Kamu akan terbang menggunakan pesawat pribadi milikku besok lusa. Seseorang akan aku kirim untuk menemani kamu selama berada di sana."
"Kau sungguh membuat aku merasa curiga Ardian."
"Semoga kamu berhasil melaksanakan pekerjaan ini Allianz.."
"Ya! kau yang sudah memaksaku, aku tidak bisa menolak apapun perkataan darimu, aku tunggu kejutan apa yang sudah kamu siapkan untukku di kota itu."
"Hehh! aku bahkan tidak memerintahkan seseorang untuk memberi kamu kejutan di sana, tapi aku harap, kamu bisa menikmati setiap suguhan yang kota itu berikan."
Allianz yang merasa aneh dengan permintaan Ardian hanya bisa mengiyakan dan melihat apa yang akan terjadi di kota X kelak!
Tring!
Ardian menerima sebuah pesan baru!
Membuka..
'Masih ingat denganku, Tuan Ardian yang terhormat?'
Siapa orang misterius di balik pesan itu?
Tring!
Tapi kemudian, setelah beberapa saat, akhirnya datang lagi pesan yang kedua, yang isinya..
'Kalau mau tahu siapa aku, cobalah menemui aku di depan perusahaan kamu!'
Ah? Depan perusahaan? Apa dia sedang ada di sini? Tapi dia siapa?
Apa mungkin Ardian mengenal seseorang di balik pesan ini? Di luar perusahaan? Apa perlu Ardian keluar dan mencari orang misterius tersebut?
♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments