malam harinya, Rey pulang membawakan makanan kesukaan bapak yang sudah dipesannya dari jauh hari tapi Rey tidak langsung memberikannya karna harus menunggu kadar gula darah bapak turun sedikit dari biasanya baru bisa memakan apa yang bapak inginkan itu.
"nih pak ketopraknya dimakan ya" kata Rey menyerahkan sepiring ketoprak yang langsung disambut dengan senyum oleh bapak.
"sini biar mama suapin, kamu ambilin sendok ya" kata mama pada Rey yang langsung bergegas mengerjakan apa yang mama perintahkan.
"bi ma sendoknya" tak lama Rey kembali setelah mengambil sendok sudah ia serahkan pada mama.
"mbak kalo mau makan ketopraknya ambil aja dimeja belakang ya, tadi aku beli empat bungkus kok" jawab Rey yang langsung aku angguki.
"kok cuma empat Rey? nanti kamu sama Nayla makan apa?" tanya mama pada Rey yang langsung memberikan cengiran khasnya.
"Rey mau ajak Nayla makan bakso RJ dongg, makan bakso yang gedee banget iyakan nay?" jawab Rey menimpali pertanyaan pada Nayla yang langsung dijawab anggukan kepala semangat oleh anak kecil tersebut.
"yang bener om kita mau makan bakso RJ? " tanya Nayla antusias.
"iyaa bener lah, yuk kita capcus" ajak Rey yang mengulurkan tangannya menggandeng Nayla.
"yeee asiikkk, ante ga diajak yeeeyy" kata Naura membuat Sintia mengerucutkan bibirnya.
"jangan gitu nay, gaboleh begitu" kataku menegur Nayla yang menjulurkan lidahnya pada Sintia.
"gapapa biarin nay kalo ante mau ikut ayok lah, sin yuk kalo mau ikut" ajak Rey pada Sintia yang langsung tersenyum dengan mata berbinar.
"boleh mas?" tanya sintia dengan ragu.
"yaa boleh lah, yukk" kata Rey kembali mengajak Sintia yang langsung mengikuti Rey dari belakang.
"yeeeyy ante diajak yeeeyy" kata Sintia menjulurkan lidah pada Nayla mengejek, membuatku dan mama menggelengkan kepala.
"itu anak kalo lagi akur akur kalo lagi ngejekan ya begitu dah" gumam mama sambil menyuapi bapak ketoprak yang dibelikan Rey.
"yaa namanya juga anak bontot ketemu ponakan, ya berasa kaya seumuran. jadi kaya adik kakak ma, ada temen berantem" jawabku sambil terkekeh kecil.
"tapi emang Sintia bawaannya kan udah begitu kali ya, manja, centil, tapi tomboy juga kayanya" jawab mama membuatku sedikit menganggukan kepala membenarkan.
"iyaa mau gimana lagi, emang udah dasarnya begitu kok ma" jawabku santai.
mama pun tak menyahuti lagi apa yang aku katakan, ia pun fokus menyuapi bapak yang terlihat sangat lahap menyantap ketoprak tersebut. aku pun tersenyum meliha bapak yang makan dengan begitu lahap.
"Alhamdulillah udah habis" kata mama ketika bapak selesai menghabiskan ketoprak miliknya.
"minum dulu pak" kata mama mengambil kan air putih dan menyodorkannya kedepan mulut bapak.
"Alhamdulillah udah kenyang kan, sekarang minum obat malem ya sama suntik dulu insulin. bapak tahannya, mama ambilin dulu dikamar" kata mama yang langsung melangkahkan kaki menuju kamar meninggalkan aku dan juga bapak yang masih duduk dikursi roda sambil menonton tv.
tak sampai lima menit mama pun kembali menghampiri bapak yang masih fokus menatap layar tv didepannya.
"ini pak minum dulu ya obatnya, nanti sejam lagi baru disuntik insulin ya" kata mama dengan telaten meminumkan obat pada bapak yang diam menurut apa yang mama katakan.
aku yang melihatnya pun terharu dengan perhatian mama yang begitu besar pada bapak, meskipun dibalik sikapnya yang kadang kasar tapi aku yakin banyak rasa sayang yang ia miliki didalamnya seperti yang aku lihat saat ini.
andai aku dan mas Lukman seperti itu, aahh sepertinya tidak terlihat dari sikapnya saat ini aku yakin jika aku yang ada diposisi bapak mas Lukman justru akan mencampakkan aku.
"makan dulu Diah, mumpung anak kamu anteng ini. mama juga mau makan, gantian bapak udah kenyang kok" kata mama pada ku yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala.
"iyaa ma, aku ambil dulu makanannya dibelakang. mama mau sekalian?" tanyaku pada mama yang langsung disambut dengan anggukan antusias.
"iyaalah mau, sekalian ya sama piring sama sendoknya" jawab mama, aku pun langsung melangkah mengambil dua porsi ketoprak dan juga dua piring dengan sua sendoknya juga.
kemudian, aku pun kembali ke ruang tamu dan makan bersama dengan mama yang masih menemani bapak menonton tv.
"ini ma" kataku menyerahkan satu porsi ketoprak pada mama. mama pun langsung mengambil ketoprak yang aku julurkan.
"pedes ga ya ini" tanya mama, aku yang tak tahu pun hanya menggedikkan bahu.
"ngga tau lah ma, aku kan juga belum nyicip. emng tadi punya bapak ngga pedes?" tanyaku pada mama.
"ngga, biasa aja" jawab mama singkat, aku pun membuka bungkus ketoprak dan mulai menyicipinya sedikit.
"haaahh, punyaku pedes banget ma" kataku pada mama yang juga langsung mencicipi miliknya.
"iyaa nih punya mama juga, seger deh mata jadinya" jawab mama dengan terkekeh kecil. aku pun ikutan terkekeh mendengar perkataan mama.
kami pun mulai makan sesuap demi suap ketoprak, hingga akhirnya semuanya pun habis tak tersisa.
"Alhamdulillah kenyang banget, ini porsinya banyak banget" kata mama membuatku menganggukan kepala.
"iyaa ma, ini si kalo tengah malem masih kelaparan kebangetan kali ya" kataku dengan terkekeh.
"mananya juga ibu sui pasti laporan terus, masih ada kan satu lagi yang tadi punya Sintia? simpen aja buat nanti kalo kamu lapar masukin kulkas aja dulu" kata memberikan saran.
"nanti ajalah ma tanya dulu sama orangnya boleh apa ngga" jawabku yang masih merasa begah karna kekenyangan.
"yaudah terserah kamu asal jangan sampe lupa aja" jawab mama membuatku langsung menganggukan kepala.
"iyaa ma iyaa tenang aja" jawabku singkat.
"assalamualaiku" terdengar salam dari luar rumah yang sudah aku yakini, itu pasti suara Rey Sintia dan juga Nayla.
"waalaikumsalam" jawabku dan mama serempak, benar saja Nayla dan Sintia tiba didepan rumah dengan wajah bahagia.
"enak makan baksonya?" tanyaku pada Nayla yang langsung menganggukan kepala dan duduk disebelahku, begitupun dengan sintia yang langsung duduk disebrang mama.
"enak ma, tadi aku makan bakso yang gede banget enak deh dalamnya ada uratnya ma udah gitu ada tiga. gede-gede banget baksonya, eemm segini deh eehh ngga deh Segede tangan ante kalo begini" jawab Naya memperagakan kepalan tangannya.
"oyaa? emang Nayla ga kenyang makan bakso segitu?" tanyaku pada Nayla yang terdiam dan sedang berpikir.
"kenyang ma, liat nih perut aku gendutkan" jawanya memperlihatkan perutnya yang ada dibalik baju.
"assalamualaikum" salam Rey terdengar memasuki rumah.
"waalaikumsalam" jawab kami semua serempak, Rey pun duduk disebelah mama langsung menyenderkan kepala.
"kenapa kamu?" tanya mama penasaran. Rey pun menghela nafas terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan mama.
"gapapa ma, kekenyangan doang" jawabnya dengan singkat, mama pun hanya beroh ria saja.
"katanya Nayla makan bakso urat yang isi tiga Rey? emang habis dia?" tanyaku pada Rey yang langsung duduk dengan tegak
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments