Aku pun terus menatap amplop yang diberikan oleh mas Lukman, yang kurasa pasti tak akan cukup untuk membuat bubur merah putih untuk Puput pusar si adek.
"Udah mbak ngga usah diliatin terus lah uangnya, insyallah cukup kok. Nanti bilang aja sama mama kalo dikasih uang segitu sama mas Lukman" kata leha memberikan saran padaku melihat kegelisahan yang medera diwajahku.
"Sebenarnya aku tuh tau ha kalo ini cukup, bahkan lebih dari cukup. Aku tuh cuma mau bikin dia mikir kalo uang yang dia kasih ke aku itu pas-pasan, tapi dia mintanya lebih. Makanya aku kesel kalo dia cuma ngasih segini, nanti kita buat ngga sesuai sama apa yang dia ekpektasi dia malah dia pikir aku korupsi uang dari dia ini" jawabku dengan kesal dengan sikap mas Lukman yang seperti itu.
"Masa begitu si mbak?" Tanya leha penasaran.
"Yaa buat apa si aku bohong ha, memang orangnya begitu dia itu aslinya. Makanya kadang aku kesel kalo dia ngeluh aku masak itu itu aja, sedangkan dia cuma ngasih uang lima puluh ribu sehari. Itu harus dipake buat beli beras, beli sayur juga belum lagi jajan Nayla." Jawabku menyenderkan punggung badanku disandaran sofa.
"Nyebelin banget ya ada orang kaya gitu" jawab leha sembari terkekeh.
"Makanya" jawabku mengerucutkan bibir.
"Kalo gitu mulai sekarang kamu harus pinter pinter ngebales keculasan mas Lukman mbak" saran lehan membuatku langsung menatapnya dengan dahi mengerut heran.
"Caranya gimana?" Jawabku penasaran.
"Itukan mas Lukman kasih uang satu juta, iyakan? Nah mendingan uangnya mbak simpen dipake seperlunya aja, nah nanti pas Puput pusar Dede bikin aja urapan palingan cuma habis sekitar dua ratus ribu. Nanti sisanya mbak pergunain buat usaha online yang menghasilkan mbak, gampangkan kerja lewat hp" jawab leha memberikan saran yang masuk akal menurutku.
"Tapi usaha online apa ya ha? Mbak takut ngga ada yang beli kalo begitu ha" jawabku sudah pesimis duluan.
"Yaa jangan pesimis gitu lah mbak, nanti aku bantu mbak deh. Mbak coba cari barang aja yang bisa dipasarkan reseller nanti aku kasih tau caranya jualan online" jawab leha membuatku menganggukan kepala.
"Beneran nih kamu bakalan bantuin mbak?" Tanyaku pada leha.
"Beneran lah mbak, kebetulan aku kan juga bantuin temen aku masarin produk yang dia jual. Lumayan lah hasilnya buat jajan Nabil, apalagi tau sendiri suamiku cuma pekerja serabutan mbak" jawabnya dengan tertunduk.
"Gapapa lah ha, yang penting yang itu halal dan dia masih memberikan nafkah yang cukup untuk kamu juga Nabil" jawabku dengan senyum, membuatnya juga ikut tersenyum.
"Iyaa mbak, Alhamdulillah. Aku malah bersyukur dapat suami yang bertanggung jawab kaya mas Riski meskipun hasil kerjanya sedikit selalu berusaha memberikan yang terbaik buat kamu berdua" jawabnya dengan mata berbinar.
Syukurlah jika sepupuku ini merasa baik-baik saja dalam rumah tangganya, memang dia jauh lebih beruntung karna mertuanya sama sekali tak pernah membebani kehidupannya kepada semua anaknya. Meskipun anak dari mertua leha banyak, tapi tak ada satu pun yang direcoki olehnya.
"Iyaa makanya syukuri aja ha, aku aja selalu bersyukur walaupun dikasih uang belanja lima puluh ribu sehari" jawab ku sembari terkekeh membuatnya juga ikut terkekeh mendengar perkataanku.
"Sabar mbak, orang sabar disayang Tuhan" jawabnya membuatku semakin tertawa.
"Aaaahh sudah-sudah, sakit nih jahitan bekas operasi aku ketawa terus" kataku mencoba menghentikan tawa kami berdua.
"Abis kita itu lucu ya mbak, rumah tangga kita malah bertentangan begitu. Kamu suami punya gaji yang cukup, tapi terlalu royal sama keluarga dan teman apalagi mertua kamu yang selalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya. Sedangkan aku, mertuanya ga ngerecokin tapi keuangan kamu cuma sekedar cukup untuk makan" jawabnya membuatku tersenyum tak lagi tertawa.
"Itulah namanya rumah tangga pasti ada aja ujiannya, yaa gimana kita aja ngelewatinnya. Coba kita berandai andai ya, kamu lebih milih menjadi aku atau menjadi diri kamu sendiri seperti ini?" Tanyaku padanya yang langsung menyeritkan kening.
"Yaa mendingan kaya gini lah mbak, aku juga mana mau sama orang kaya mas Lukman yang semuanya dihitung kaya gitu. Yaampun mbak, aku mana tahan" jawabnya dengan ekspresi yang membuatku hampir saja tertawa.
"Nah makanya itu, tapi aku tetep bersyukur si setidaknya keluarga ku hidup lebih layak dirumah ini sama adik-adikku. Jadi perjuanganku ngga sia-sia dulu buat bikin Rey semangat sekolah" jawab ku terkekeh kecil.
"Hahah iyaa untung ada mas Rey mbak, kerja udah enak Alhamdulillah punya tabungan juga. Siapa si perempuan yang ngga mau sama pria mapan kaya mas Rey" jawab leha dengan wajah berbinar.
"Iyaa semoga aja dia dapat perempuan yang bener-bener bisa menyayanginya, wanita yang baik akhlak dan Budi pekertinya" jawabku dengan senyum mengembang.
"Amiinn" terdengar suara sautan dari ucapanku, terlihat Rey yang berada dibelakangku yang tak ku ketahui keberadaannya.
"Makasih mbak atas doanya, semua apa yang aku punya ini juga karna mbak yang udah berusaha buat aku semangat sekolah sampai aku lulus d3 dan akhirnya aku bisa S1 dengan hasil ku sendiri. Aku ga pernah lupa perjuangan mbak buat aku bisa terus sekolah sampe D3 itu, bukan karna aku ingin balas Budi. Tapi aku gaakan pernah lupa, ada seorang kakak yang bisa menjadi penyemangat untuk adik-adiknya. Mbak itu kakak yang hebat" kata Rey membuat mataku berkaca-kaca.
"Semua juga karna kerja kerasmu Rey, karna kamu juga cerdas makanya mbak semangat untuk agar kamu bisa sekolah lebih tinggi dari mbak yang hanya lulusan SMA ini" jawabku mengelus kepala adik lelakiku.
"Kalo bukan hasil kringet mbak yang berjuang demi aku, aku ngga mungkin sampai ada dititik sekarang mbak" jawabnya lagi membuatku meneteskan air mata.
"Kalian semua anak mama dan juga bapak yang paling hebat, iyakan pak?" Terdengar suara sahutan mama yang terlihat mendorong kursi roda bapak dan sebelah tangannya menggendong bayiku.
Bapak pun menatap kami dengan pandangan berkaca-kaca, mungkin ia ikut terharus dengan kekompakan kami.
"Iyaa ma, mama juga adalah mama terhebat yang Rey punya. Fokus Rey membahagiakan mama dan juga membalas jasa pada mbak diyah" jawab Rey dengan senyum binar dimatanya.
"Alhamdulillah, kalian semua selalu rukun. Mama seneng lihatnya, semoga semuanya tetap terjalin seperti ini hingga kalian memiliki keluarga masing-masing. Mama sama bapak selalu mendoakan untuk kesehatan, keselamatan, untuk kalian semua" jawab mama mengelus kepala ku dan juga Rey secara bergantian dengan sebelah tangannga.
"Duuuhh nikmatnya punya keluarga yang kaya gini harmonis, leha jadi iri" kata leha membuat suasana haru menjadi buyar karna tingkahnya.
"Yeee ngerusak suasana aja nih nenek gambreng" kata Rey mengikuti lengan lega yang nampak mengerucutkan bibirnya.
" Mas, kamu itu ga bisa apa ya lembut dikit aja sama leha. Selalu sensi deh" jawab leha mengerucutkan bibirnya, membuat aku dan juga mama terkekeh.
"Udahlah, kalian ini selalu aja kalo ketemu ngga bisa tenang kalo ada kalian barengan ini. Nih Diah, kayanya dia haus. Kamu udah kasih nama belum si bayi kamu ini" kata mama padaku
"Udah ma, namanya Syifa zahratul muflida" jawabku
"Nah gitu dong, kayanya dari tadi ngga enak banget manggilnya Dede Dede aja. Kalo udah tau namanya kan enak manggilnya nama" jawab mama membuat kami bertiga terkekeh mendengar perkataan mama.
"Lah mama dari tadi ngga nanya kan namanya siapa, gimana si" jawab Rey yang langsung disambut keplakan dilengan kanannya.
"Adduuh sakit ma" katanya meringis.
"Baru aja sehat, udah kumat lagi jailnya. Mending jemput Sintia sana, sekalian beliin makanan buat kita nih" kata mama menyuruh Rey.
"Lah, emang mama ngga masak buat kita?" Tanya Rey penasaran.
"Nggaaa" jawab mama dengan suara menggelegar. Kamu pun tertawa melihat reaksi Rey yang tak bisa berkutik melihat respon yang diberikan oleh mama.
"Yaudah yaudah nih Rey beli makan deh, duuhh kempos lagi aja ini dompet" kata Rey menggerutu.
"Hey, kalo disuruh sama orangtua itu jangan pake ngedumel. Dosa, tau!" Kata mama memberikan sedikit wejangan pada Rey.
"Iyaa iyaa ma, yaampun sadis banget deh mama ini" jawab Rey dengan wajah masam.
"Udah sana, ingat buat bapak sama mbakmu itu jangan makanan yang pedes. Beliin juga buat dua tuyul itu loh" kata mama pada Rey yang langsung menganggukan kepala.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments