hari ini tepat satu Minggu sudah aku tinggal dirumah mama, satu Minggu ini benar-benar waktu yang berharga sekali bagiku. karna sangat jarang sekali aku dapat menginap dirumah mama hingga berhari-hari seperti kali ini.
hari ini pula waktu aku seharusnya kontrol, aku akan diantar oleh adikku Sintia dengan menggunakan motor matic miliknya. aku meninggalkan Nayla dan juga Syifa bersama mama dan juga bapak, bukan maksud merepotkan hanya saja rasanya kasihan jika keduanya ku ajak untuk berlama-lama dirumah sakit keduanya pasti akan lelah.
sebelum pergi pun asi sudah aku siapkan didalam flezer kulkas milik mama, aku sengaja menyimpannya untuk stok jika aku harus meninggalkan Syifa bersama mama seperti saat sekarang.
aku pun telah sampai dirumah sakit saat dimana aku melahirkan saat itu, kami pun bergegas mendaftar dan mengambil nomer antrian. aku mendapatkan nomer urut lima untuk memasuki doket spesialis bedah, aku dan Sintia pun menunggu dibagikan yang tak jauh dari ruang dokter bedah tersebut.
"haus mbak" kaya Sintia padaku, aku pun mengeluarkan uang lembaran dua puluh ribu untuknya membeli sebotol air mineral yang dijual dikantin rumah sakit tersebut.
"ini beli air sana kekantin, tapi sendiri ya" jawabku menyerahkan uang dua puluh ribuan tersebut pada Sintia, ia pun menganggukan kepala sebagai jawaban.
Sintia pun melangkah meninggalkan ku menuju kantin rumah sakit yang aku ketahui berada disebrang lobby rumah sakit ini, aku pun menunggu giliran aku memasuki ruang dokter bedah. sebelumnya aku pun melakukan beberapa pengecekan, seperti berat badan dan juga tensi.
tak lama setelah itu, Sintia pun datang menghampiriku yang masih menunggu giliran masuk kedalam ruang dokter bedah sebagai kunjungan terakhirku untuk kontrol.
"belum masuk ruang dokter mbak?" tanya sintia mendudukkan diri tepat disampingku.
"belum, masih nomer dua " jawabku membuatnya membulatkan mulut mendengar jawabanku.
setelah hampir tiga puluh menit menunggu, akhirnya aku pun dipanggil sesuai nomer urutanku.
aku pun memasuki ruang dokter tanpa diikuti oleh Sintia, karna ia merasa ngilu jika memasuki ruang dokter yang sangat khas bau obat-obatan.
tak lama aku pun kembali menghampiri sintia yang berada diruang tunggu sambil memainkan ponselnya.
"udah selesai mbak?" tanyanya mengalihkan pandangan padaku yang duduk menyender disebelahnya.
"udah, Alhamdulillah udah bagus jahitan operasinya" jawabku membuatnya menganggukan kepala.
"mau langsung pulang atau gimana mbak?"tanya Sintia padaku.
"langsung pulang aja deh ya sin, kasian Syifa kalo ditinggal kelamaan. ini aja udah lumayan lama loh satu jam setengah" jawabku membuatnya segera menganggukan kepala.
"yaudah yuk mbak" jawabnya segera melangkah kan kaki keluar dari ruang tunggu tersebut, aku pun mengikutinya hingga ke parkiran dimana ia memarkirkan motor kesayangannya tersebut.
"ayuk mbak" katanya ketika selesai mengeluarkan motor tersebut dari barisan parkir.
aku pun duduk dengan posisi yang nyaman hingga tiga puluh menit kemudian kami pun sampai dihalaman rumah.
"mamaaaaaa" kata Nayla ketika melihatku menuruni motor, ia pun berlari ke arahku wajah binar.
"mama kemana si, lama banget. nay dari tadi nungguin juga" katanya dengan bahasa yang mulai bisa aku mengerti.
"nay, mama kan habis kontrol yang kemarin habis lahiran Dede" jawabku dengan lembut.
"berarti tadi mama ke rumah sakit lagi? mama abis disuntik?" tanyanya dengan raut wajah heran.
aku pun merasa ingin sekali tertawa melihat respon yang diberikan oleh Nayla.
"bukan nya, mamanya habis kontrok bukan abis disuntik. dikontrol biar cepat sembuh bekas lahiran dedenya" jawab Sintia menerangkan membuat Nayla seolah mengerti dengan apa yang ia terangkan.
"udah ayok masuk lah, masa ngobrol disini" kataku pada Nayla yang langsung mengikuti langkah ku memasuki rumah.
"assalamualaikum" salam ku setelah tepat didepan pintu, melihat pemandangan dimana bapak tengah memangku Syifa dibantu mama yang memegangi.
"waalaikumsalam" jawab mama menatap ke arahku diikuti oleh lirikan mata mama yang juga menatap ke arahku yang tersenyum.
"Alhamdulillah perkembangannya udah bagus, semoga bapak bisa cepat sembuh terus bisa gendong Syifa" kataku menyemangati bapak. mama dan juga Sintia pun mengaminkan doa ku.
"gimana tadi hasilnya? udah bagus jahitannya?" tanya mama padaku yang langsung aku balas dengan senyum mengembang dan juga anggukan kepala.
"Alhamdulillah jadi udah bisa mandi, berapa hari loh kamu ngga mandi. ada yaa sekitar sepuluh hari mah dari dirumah sakit sampai disini kan?" jawabnya membuatku mengerucutkan bibir.
memang sudah hampir dua Minggu ini aku tak diperbolehkan mandi, karna menurut dokter memang tidak boleh terkena air hingga kembali kontrol ke rumah sakit. akhirnya terpaksa aku pun tak mandi beberapa hari agar tak terkena air pada jahitan bekas operasi tersebut.
"jangan diingetin kali ma, aku juga inget kalo aku ngga mandi-mandi" jawabku membuat mama dan juga sintia terkekeh.
"yaa makanya mandi sana, kan udah boleh itu mandi. mumpung belum terik mataharinya, mandi sampe bersih. emm biasanya, orang yang abis melahirkan itu kotorannya dimana-mana. pasti kalo udah mandi nanti seger" kata mama membuatku mulai membayangkan air mengalir ditubuhku, pasti akan sangat menyegarkan. apalagi jika aku keramas dan luluran didalam kamar mandi, aaahh membayangkannya aja udah membuatku senyum senyum sendiri.
"aaahh okeelah kalo gitu, aku mandi dulu laahh. titip yaa Syifa, kayanya aku akan lama" kataku pada mama yang langsung membelalakkan mata.
"laah kenapa? katanya tadi disuruh mandi. sekarang malah melotot kaya gitu, aneh banget si mama" jawabku membuatnya tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"jangan lama-lama juga laah, mau ngapain si" jawab mama membuatku terkekeh kecil.
"mau luluran laaahh, membuat kotoran ditubuh ini" jawabku mendramatiskan keadaan.
"yaaahh lama deehh" jawab mama dan juga sintia.
"resikooo!!" kataku bersorak, kemudian aku pun berlari kekamar mandi meninggalkan keduanya yang masih bengong melihat tingkahku.
aku pun segera melakukan apa yang ingin aku lakukan tanpa membuat waktu lagi, aku bergegas mengambil baju ganti ku didalam lemari yang ada dikamar Sintia kemudian kembali menuju kamar mandi untuk waktu yang lama.
setelah satu jam aku pun selesai dengan acara mandi siangku, aku pun menemui mama bapak dan juga Sintia dan nayla yang berada diruang tamu. mereka pun terkikik geli melihat keadaanku yang terlihat lebih segar dari sebelumnya.
"seger yaa udah main air" kata mama dengan terus menertawakan ku.
"iyaalah, seneng banget. berasa ngga mandi satu abad dakinya banyak banget tadi, Alhamdulillah sekarang udah seger udah ga lengket" jawabku menggerakkan seluruh badanku yang terasa lebih fresh.
"yaudah nih kasih asi dulu, kasian ngedot mulu" kata mama yang langsung membuatku memudarkan senyum.
"mama ini ga bisa liat anaknya santai dulu sebentar kali ya" kataku mengambil alih Syifa dari gendongannya.
"mana ada udahh jadi emak-emak anak dua yang masih bisa santai" jawab mama dengan ketus.
aku pun memutar bola mata jengah menatapnya dengan mengerucutkan bibir, membuat Sintia dan juga Nayla menahan tawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments