"eehh apa apaan ini kaya anak kecil begini main peluk pelukan begitu" kata mama yang tiba-tiba datang bersama dengan bapak.
"tau nih Sintia ma, mama mau kemana?" tanyaku pada mama yang terlihat sudah siap membawa bapak berjalan-jalan.
"ini mau jemur bapak didepan pos satpam RT depan situ" jawab mama dengan senyum sembari membenarkan sarung yang dipakai oleh bapak.
"aku ikut dong, sekalian jemur Syifa. kan belum pernah diajak kekuar rumah buat berjemur" kataku yang langsung diangguki oleh mama.
"yaudah Ayuk kalo gitu" jawab mama dengan semangat.
aku pun segera mengangkat Syifa yang tertidur. namanya juga bayi ya, pasti kerjaannya tidur terus makanya sengaja aku ingin mengajaknya keluar rumah agar terkena sinar matahari.
"kayanya dia tau mau diajak panas-panasan, lihat dia ngusek-ngusek begitu" kata Sintia terkekeh kecil.
"iyaa tau aja dia ini mau dibawa keluar rumah" jawab mama membuatku menganggukan kepala membenarkan.
"yuk ah keluar, biar aja Sintia dirumah sendirian" kataku mengajak mama segera keluar rumah dengan mendorong kursi roda bapak.
selama perjalanan kedepan pos satpam kami bertemu berbagai ibu-ibu yang saling melirik dan berbisik menatap kami.
"jangan dihiraukan ya Diah, yang ada nanti kita sakit hati sendiri" kata mama membuatku tersenyum kecil.
"iyaa ma" jawabku dengan menganggukan kepala. kami pun terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami pun sampai dipos satpam yang tak jauh dari rumah mama.
"eehh ada mbak Diah sama Bu Siti, lagi jemur pak Jono sama neng Syifa ya?" kata salah satu ibu-ibu yang baru saja lewat membawa sekresek belanjaan.
"iyaa Bu, biar pada kena sinar matahari. kasian didalam rumah terus" jawab mama dengan senyum mengembang.
"iyaa bagus itu bu, sinar matahari emang bagus untuk tubuh. apalagi matahari pagi, ada vitamin d nya katanya si" kata ibu tersebut yang ku ketahui namanya Bu Salma.
"iyaa Bu" jawab ibu singkat.
"oiyaa Bu, menantunya kemana ya? kok jarang banget kerumah ibu, sekalinya datang ngga nginep malah langsung pulang. apa betul Bu kalo Diah sudah ditalak?" tanyanya membuatku dan ibu saling berpandangan.
"ngga Bu, sadiyah dirumah saya karna memang dia habis operasi Cesar Bu. tau sendiri lah kalo abis operasi itu kan ga boleh kerja berat, sementara kalo di kontrakannya kan semuanya harus dikerjain sendiri. makanya Diah menginap dirumah saya sampai kondisi jahitannya sudah tidak begitu sakit Bu" jawab ibu mencoba menjelaskan, ibu Salma pun hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.
"oohh begitu, saya pikir benar yang digosipkan ibu-ibu disini kalo Diah sudah ditalak suaminya makanya dia tinggal dirumah Bu Siti" jawab Bu Salma membuat alis mama mengkerut heran, siapa gerangan yang dengan tega membuat gosip seperti itu tentangku.
"maaf Bu, dapat gosip darimana ya? karna saya ga merasa bertemu dengan ibu-ibu komplek ini secara pribadi si" tanyaku pada Bu Salma.
"itu loh Bu Lilis, katanya kemarin dia itu lihat suami kamu pulang kerumah malem-malem waktu abis acara Puput pusat itu. terus dia bilang suami kamu itu pulang kerumah karna memang udah menalak kamu, makanya ngga tinggal dirumah Bu Siti juga bersama kamu dan anak-anak kamu Diah" jawab Bu Salma membuatku mengeram kesal dengan apa yang sampaikannya padaku.
"duuhh, Bu gosip aja kok dipercaya. rumah tangga anak saya itu baik-baik aja kok, lagian kenapa si pada percaya sama gosip seperti itu. kan sudah jelas anak saya baru melahirkan, kalaupun anak kalian ada yang baru melahirkan pasti mereka akan tinggal sementara dirumah kalian kan?" jawab mama membuat Bu Salma dan ibu-ibu yang lainnya pun menganggukan kepala.
"iyaa Bu bener, tempat ternyaman emang dirumah orangtua sendiri. apalagi kalo abis melahirkan itu ibaratnya butuh ketenangan, kalo dirumah itu rasanya capek lelah. belum lagi harus ngurus rumah, suami, anak dan semuanya dikerjain sendiri" jawab salah satu ibu-ibu yang berdiri disebelah Bu Salma.
"iyaa Bu indah, makanya Diah sementara pisah rumah begini sama suaminya. jadi kalo ada berita-berita hoaks dikomplek ini tentang Diah jangan dipercaya ya. Alhamdulillah sampai saat ini rumah tangga anak saya sangat baik-baik aja kok" jawab mama membuatku tersenyum lebar.
"iyaa Bu Siti, maafin kita ya. Alhamdulillah semoga rumah tangga mbak Diah sakinah, waddha, dan warrahmah" jawab Bu indah membuatku tersenyum dan mengaminkan apa yang dikatakan olehnya.
"aamiin, terimakasih Bu atas doanya" jawabku membuatnya menganggukan kepala.
"kalo gitu kita pamit pulang duluan ya Bu" kata Bu Salma yang diangguki oleh Bu indah dan kedua ibu-ibu yang lain.
"iyaa Bu, hati-hati dijalan" jawab mama dengan senyum.
"hmmm ada ada aja gosipnya, dasar ibu-ibu" kataku setelah keempat ibu-ibu itu menjauh dari tempat kami berjemur.
"namanya juga ibu-ibu Diah, biarlah mereka mau berkata apa. yang penting semuanya ngga seperti apa yang dia katakan" kata mama sambil memijit pelan kaki bapa yang sudah berada di atas pahanya.
"iyaa ma, julid banget itu ibu-ibu heran. ada juga yang nyinyir kaya Bu Lilis itu ih, nyebelin banget" kataku dengan kesal dengan orang bernama bublikis tersebut.
"yaa bagaimana lagi, namanya kita hidup bertetangga ya pasti ada aja yang bermasalah. yang pasti lebih baik kita menjelaskan dengan cara baik-baik, agar mereka pun menerima penjelasan kita" jawab mama yang langsung aku angguki.
"iyaa lagian ada aja Bu Lilis itu, bagaimana bisa dia menyebar gosip seperti itu" kataku dengan kesal.
"hust udahlah, mending kamu pijat itu badanya Syifa. tapi pelan-pelan pijatnya biar ga salah urat, nanti salah urat malah repot" kata mama mengingatkan.
"iyaa iyaa" jawabku singkat dengan ketus.
"maaaamaaaaaa" terdengar suara teriakan dari arah sebrang, terlihat Nayla dengan Rey berjalan melewati kami yang berada dipos. aku pun hanya mengamatinya hingga mereka pun tiba tepat dihadapan kami.
"dari mana si kalian?" tanyaku pada Rey yang hanya tertawa kecil.
"tadi dari rumah si leha, tapi si bocil ini malah minta ke Ind****** mbak. mana aku ga bawa uang, yasudah daripada nangis mending aku ajak muter-muter komplek aja terus aku bawa ketaman" jawab Rey dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"lagian kebiasaan kalo keluar ngga pernah bawa uang, apalagi ngajak Nayla. gimana si kamu" kataku membalas perkataan Rey.
"yee orang niatnya ke rumah leha doang sebentar, ada urusan sama suaminya. nah ni bocilnya aja yang rese" jawab Rey dengan memutar bola mata malas.
"yaa lain kali kalo kemana-nama walaupun Deket harus bawa uang, siapa tau nanti ketiban sial dijalan repot kalo ga bawa uang. mentang Deket, nanti tiba-tiba ban kempes atau bocor aja tambah repot" kata mama membuat Rey menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"iyaa iyaa, yaudah nanti kalo kemana-mana dompet aku kantongin. lumayan jadi ngga ada yang iseng, tiba-tiba duit berkurang aja" jawab Rey sambil melirik mama yang pura-pura tak mendengar apa yang Rey katakan.
aku pun terkekeh geli melihat respon Rey yang menanggapi ucapan mama, dan respon mama yang seolah tertangkap basah dengan Rey.
"siapa suruh kamu naruh dompet sembarang, udah kaya gitu masih aja diulangin ya jangan salahin mama laah. lumayan buat jajan, ya pak ya" jawab mama semakin membuatku terkekeh, sementara Rey hanya memutar bola mata jengah.
"udah dijatah masih aja perintilannya aku aku juga" jawab Rey membuat mama menjitak keningnya dan Rey pun mengaduh.
"adduuhh sakit ma" kata Rey mengusap keningnya yang baru saja dijitak oleh mama.
"makanya jangan perhitungan, sama orangtua kok perhitungan. dasar pelit" jawab mama membuat Rey mengerucutkan bibirnya.
"jatah mama aja itu enam ribu ma, RIBU." kata Rey menekan kata ribu di akhir.
"yaa memang kenapa? itu kan juga buat kebutuhan rumah dan juga kebutuhan bapak, meskipun pengobatan urusanmu tapi kan tetep mama yang beli semua keperluan badan bapak dan juga keperluan rumah. untuk dapur, untuk kamar mandi, untuk pakaian kamu. emang itu ga pakai uang?" jawab mama dengan mata melotot, Rey yang mendengar jawaban mama pun seketika menciut dan bersiap untuk kabur dari hadapan kami.
________________________________________
terimakasih telah mengikuti novel keduaku🙏 jangan lupa kritik dan sarannya😊
follow Ig @adivahasanah dan Facebook Adiva halwa Hasanah😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments