beberapa hari dirumah mama aku bener-benar merasa tak enak, karna hampir semua pekerjaan rumah mama yang mengerjakan. memang ada adikku yang membantu, namun tetap saja itu tidak lebih dari sebatas hanya menyapu dan mengepel lantai rumah. sedangkan aku hanya bisa berbaring disofa bed yang berada diruang tamu ini, meskipun dokter sudah menyatakan jika jaitan bekas operasinya baik-baik saja tetapi tetep tidak dianjurkan mengerjakan pekerjaan berat hingga sakit yang masih sering aku rasakan hilang.
hari ini tepat dimana aku akan membuat among-among jika dalam bahasa wilayah desa bapak, tepat hari ini anakku berusia satu Minggu ia pun telah Puput pusat dihari keenam kemarin.
rencananya mama akan membuatkan bancaan yang akan berisikan nasi, urap, ikan asin, tahu tempe, dan juga telur rebus yang dibagi menjadi dua. aku memberikan uang belanja yang diberikan mas Lukman pada saat itu, hingga hari ini uang itu benar-benar tak tersentuh. sebab, dirumah ini semua kebutuhanku telah dicukupi oleh adikku Rey. mulai dari makanan, cemilan, bahkan hingga ketika aku lapar dimalam hari ia pun dengan sigap memberikan apa yang aku inginkan.
seperti saat ini aku tiba-tiba saja ingin memakan mie ayam favoritku yang berada beda RT dari rumah mama, letaknya mencapai beda tiga RT tepatnya.
"Rey, mbak pengen makan mie ayam Pedro nih. belikan dong" kataku pada Rey yang kebetulan hari ini bertukar libur dengan salah satu temannya.
"bentar dulu mbak, lagi seru ini gangguin Syifa" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari syifa yang terus ia ganggu, jika belum sampai menangis ia tak akan berhenti untuk mengganggu bayiku yang satu ini.
"udahlah jangan diganggu terus kasian laah, oiyaa Nayla kemana ya?" tanyaku padanya, ia langsung mengalihkan pandangan menatapku dengan pandangan bertanya-tanya.
"iihh Nayla kan lagi ikut mama kepasar sama Sintia, mbak gimana sih masa lupa" jawabnya dengan nada sedikit kesal.
"oiyaa aku lupa, yaudah gih sana tolong beliin mie ayam pedronya. nih uangnya" kataku menyerahkan uang pecahan lima puluh ribuan padanya.
"iyaa-iyaaa, udah pegang aja uangnya mbak. mendingan mbak tabung, aku masih ada uang kok" jawabnya dengan sombong.
"udah gapapa, pake ini aja. mbak ga enak ngerepotin kamu terus" jawabku sambil menatapnya sendu.
"gapapalah mbak, dulu malah aku sering ngerepotin mbak. iyakan?" jawabnya membuatku terkekeh.
"iyaaa iyaaa, sampai bikin status takut kelaparan ya karna ditinggal pulang kampung sama mama sama bapak" jawabku membuatnya terkekeh malu.
"hehe itukan dulu mbak, aku masih belum kerja masih sekolah masih Badung juga. yaa mbak tau sendirilah gimana aku dulu, kalo bukan karna mbak ngga mungkin aku ada dititik sekarang. jadi, mbak berhak menikmati apa yang aku miliki saat ini" jawabnya membuatku terharu.
"iyaa iyaa yasudah kalo ngga mau, mbak simpen lagi uangnya. makasih yaa" jawabku tersenyum segera memasukkan kembali uang pecahan lima puluh ribu tersebut kedalam dompet usang milikku.
"yaudah aku jalan dulu deh" jawabnya sambil berdiri dan menepuk-nepuk baju yang ia kenakan, aku pun hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.
Rey pun melangkah kan kaki meninggalkanku yang langsung berbaring miring mengarah ke bayiku, tak lama Rey keluar ternyata Sintia, mama dan juga Nayla tiba dirumah dengan membawa beberapa barang belanjaan.
"assalamualaikum" katanya serempak membuatku menoleh menatap ketiganya, terlihat Nayla memegang es dawet kesukaan ku ketika pergi kepasar.
"ini buat mama" katanya menyerahkan sekantong plastik berisikan lima buah es dawet yang sangat menyita perhatian.
"ini untuk mama semua?" tanyaku dengan dahi mengerut, Nayla pun menganggukan kepala lucu dengan terus menyedot es dawet miliknya.
"yee nggalah, itu kan ada punya ounty juga sama punya uti sama akung sama om Rey" kata Sintia yang baru saja duduk setelah menaruh kembali kunci motor pada tempatnya.
"ngga, kata uti tadi itu buat mama Nayla semua yeee" jawab Nayla menjulurkan lidah ke arah Sintia, membuatku gemas dengan tingkah anak tersebut.
"nggalah, minta sini mbak. aku kan juga pengen" kata Sintia padaku, aku pun memberikan sebungkus es dawet yang berada di tanganku untuknya.
"tolong ambilin tempat sin, mbak kayanya pengen makannya diuyup paket mangkok" jawabku membuatnya segera menganggukan kepala dan melakukan apa yang aku suruh.
selama aku disini, Sintia pun banyak membantuku karna ia tak setiap hari berangkat kesekolahnya untuk belajar tatap muka. ia hanya kesekolah seminggu sekali, tepatnya pas hari tertentu yang sudah dijadwalkan dari sekolah.
Sintia pun datang membawa dua buah mangkuk beserta dengan sendok yang akan digunakan untuk memakan es dawet tersebut, ia lalu membantuku membuka plastik dan menuangkan es dawet kedalam mangkuk.
"makasih" kataku ketika ia menyerahkan semangkuk es dawet padaku, aku pun segera menyendokkan sedikit demi sedikit. karna jujur saja masih sangat berasa ngilu ketika hari meminum minuman dingin seperti ini, aku pun menyendok satu persatu sendokan masuk kedalam mulutku dan aku pun menikmati sensasi dari es dawet tersebut.
baru saja ingin memasukkan suapan keempat terdengar suara salam didepan rumah, ternyata Rey yang sudah kembali membeli mie ayam pesananku.
"ini mbak mie ayamnya" kata Rey menyerahkan mie ayam, ku lihat dibelakangnya ada Nabil dan juga leha yang berdiri.
"makasih Rey, ini kok bisa barengan sama leha sama Nabil?" tanyaku dengan alis mengerut.
"iyaa tadi ngga sengaja ketemu, mereka juga lagi makan disana" jawab Rey memutar bola mata jengah.
"waaahh makan kesana sendirian aja kamu ha" kataku pada leha yang hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"sendiri gimana mbak, aku tadi sama Nabil mbak" jawabnya sembari terkekeh pelan.
"maksud ku kenapa kamu ngga bilang-bilang, aku kan tadi bisa minta beliin sama kamu" jawabku sambil kembali menyendokkan es dawet kedalam mulutku.
"hehehe tadi, untungnya ada Rey mbak jadi aku minta bayarin dulu deh" jawabnya dengan terkekeh membuat Rey memutar bola mata jengah kearahnya.
"udah biasa itu mah mbak" jawab Rey membuat ku tertawa menatap kedua orang tersebut.
"gapapa kali mas Rey, kan ngga tiap hari juga. lagian kan ngga sengaja loh, ooohh atau mas Rey ngikutin aku ya tadi sengaja ya mau bayarin makanan aku karna tau aku lagi bokek" kata Rita dengan senyum mengembang, Rey pun memelototkan matanya mendengar perkataan leha.
"enak aja, kalo bukan karna mbak rita yang minta mie ayam disitu ngga mu gkin aku sial ketemu sama kamu" jawaban Rey membuat leha mengerucutkan bibirnya.
"eeh ehh apaan nih kok rame-rame" kata mama yang baru saja bergabung.
"biasa ma, Rey sama leha kalo ketemu" jawabku membuat mama langsung menganggukan kepala.
" bapak masih tidur ma?" tanyaku pada mama yang sedang menyianyi sayuran ditengah-tengah kami.
"iyaa masih, lama bapak kalo tidur. gapapa, orang sakit juga pasti capek" jawab mama dengan tersenyum lembut, membuatku menagangguak kepala menatap wanita hebat didepanku ini.
"ini mie ayam tadi Rey beli ma, ada berapa kamu beli Rey?" tanyaku pada Rey yang langsung menoleh menatapku sambil terus memegang handphone.
"lima aku beli, kan tadi curut itu udah makan masa masih mau lagi" jawabnya menatap sebal kearah leha, aku pun hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.
"yaudah kalo gitu kamu makan aja duluan, mumpung Syifa masih tidur" kata mama mengingatkan.
"iyaa mbak, aku ambil mangkok dulu deh" jawabku mengambil ancang-ancang berdiri.
"eehh ngga usah mbak biar aku aja sekalian, aku juga mau makan aja laper" kata Sintia yang sudah menghabiskan semangkuk es dawet miliknya.
"yaudah sekalian ambilin mangkuk kecil yang plastik untuk Nayla ya sin, biar nanti mbak bagi dia" kataku, ia pun segera menganggukan kepala dan melangkah mengambilkan mangkuk yang aku katakan.
tak sampai lima menit, Sintia pun kembali dengan dua mangkuk bening dan juga satu mangkuk plastik yang aku katakan tadi.
"ini mbak" katanya menyerahkan satu mangkuk beling dan satu mangkuk plastik lengkap dengan sendok dan juga garpunya.
"makasih sin" kataku menerima kedua mangkuk tersebut dengan tangan kanan, kemudian aku pun membuka plastik mie ayam dan menuangnya kedalam mangkuk. tak lupa aku sisi kan untuk Nayla agar tidak tercampur dengan sambal yang menggiurkan lidahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments