setelah perbincangan ku dengan mas Lukman, moodku pun menjadi berantakan. aku memilih diam sepanjang hari hingga akhirnya mama menegurku ketika makan siang tiba dan aku hanya mengambil porsi sedikit dari biasanya.
"kenapa sih kamu dari tadi diem aja Diah?" tanya mama mengagetkan aku yang sedang melamun.
"emm gapapa ma, bapak kemana?" tanyaku pada mama yang sedang menikmati makan siangnya.
"bapak udah tidur lah, tadi kan habis mama suapi" jawab mama membuatku menganggukan kepala.
"Rey udah berangkat ya ma?" tanyaku membuat mama menyerukan kening.
"udah dari tadi lah, kamu ini dari tadi ngelamunin apa si. padahal tadi Rey juga lewat depanmu loh" jawab mama, aku pun menggaruk tengkukku mendengar perkataan mama.
"ngga engeh kali aku ma" jawabku dengan sedikit senyum.
"ga engeh apa emang lagi mikirin sesuatu. udah deh jujur aja" kata mama membuatku menundukkan kepala.
mama memang selalu pandai melihat situasiku yang mulai tak terkontrol, mama selalu tau jika aku sudah mulai tidak memiliki mood yang baik aku pasti akan diam. itu yang selalu mama hafal pada sikapku.
"cuma ngga engeh aja si, si Sinta juga mana deh sama Nayla. kok ngga keliatan?" kataku membuat mama semakin menggelengkan kepala.
"nah tuh kan, Nayla sama sintia itu lagi berenang dari jam sebelas siang tadi. kamu ini gimana si, makanya jangan kebanyakan melamun. jadi semuanya gatau kan, gimana kalo anak kamu ilang nanti kamu gatau juga lagi" kata mama membuatku membelalakan mata.
"yaa doainnya jangan begitu lah ma" kataku dengan lirih.
"yaa habis kamu itu selalu diam kalo lagi ada masalah, aku tuh disini. ada orangtuamu, kalo ada masalah itu cerita jangan diem aja" kata mama menatapku dengan kesal karna selalu menyembunyikan sesuatu dari mama.
"tapi aku bener-bener gapapa kali ma, beneran deh" jawabku berusaha meyakinkan mama.
"kalo kamu gapapa, kenapa kamu sampai ga fokus sama kepergian semua orang dirumah ini? padahal dari tadi kamu yang duduk diam disini??" jawab mama membuatku terdiam.
"yaa gatau juga lah, mungkin mereka ngga pada pamit sama aku makanya aku gatau. lagian aku kan disini juga ga ngapa-ngapain, emm mungkin tadi aku ketiduran" jawabku memberikan alasan.
"alaah, alasan terus kamu itu. banyak ngelesnya, bingung mama" kata mama dengan kesal.
"taau ah terserah mama aja deh, dikasih tau salah ngga dikasih tau lebih salah lagi" kataku menjawab dengan nada kesal juga karna mama tak mempercayain alasanku. ya itu aku lakukan semata-mata agar mama tak mengetahui kekesalan ku terhadap mas Lukman dan juga ibu nya, jika mama tau aku yakin mama akan mengeluarkan jurus andalannya apalagi kalo bukan menyembur mas Lukman dengan ocehannya seperti yang dia lakukan sekarang padaku.
akhirnya aku dan mama pun sama-sama diam, hingga suara tangis Syifa membuatku segera kembali menyusuinya didepan mama.
"kamu gamau coba kasih sufor aja si Syifa Diah? terus kamu cari kerja lagi, sepertinya semakin hari keluarga suamimu semakin membuat sakit hati" jawab mama membuatku mengalihkan pandangan menatap mama yang sudah selesai dengan makanannya.
"ngga ah ma, biarin aja aku jadi ibu rumah tangga. biarpun hanya dikasih segitu tapi dia kan tetap memberikan kebutuhan rumah, kalo aku kerja nanti malah aku lagi disuruh memenuhi kebutuhan rumah dan juga kebutuhan sehari-hari kami" jawabku dengan santai.
"iyaa si bener juga, eemm atau mending kamu usaha online aja Diah. kan kamu bisa tuh diam-diam kerjanya, cari yang dropship. jadi kamu cukup promosi aja kirim barang langsung dari gudang, kamu pun ga perlu repot packing." jawab mama membenarkan ucapanku dan memberikan saran yang menurutku sangat menarik.
"mama benar juga, aku emang sebenarnya udah ada niat buat jualan online tapi aku masih bingung mau jualan online yang kaya gimana. nah Alhamdulillah mama memberikan ide yang sangat bagus, aku akan cari sesuai dengan apa yang mama katakan. makasih ya ma sarannya, mama uptudate juga sebagai orangtua" kataku membuat mama memutar bola mata jengah.
"iyaa lah, biar gini gini mama kan juga tau perkembangan belanja jaman sekarang" jawabnya membuatku terdiam karna aku memang sangat jarang sekali berbelanja online seperti apa yang mama lakukan.
"iyaa deh iyaa yang selalu belanja online" jawabku membuatnya terkekeh kecil.
"iyaasi iyaa hahahaha" jawab mama membuatku mengerucutkan bibir.
"assalamualaikum" suara salam membuat kita melongok kearah luar, terlihat ibu Salma dan beberapa ibu-ibu berada didepan rumah.
"waalaikumsalam" jawab mama melangkah kan kaki menuju kedepan pintu menyambut tamunya.
"eehh ibu-ibu ada apa ya??" tanya mama yang tak mau lagi berbasa-basi.
"gaada apa-apa Bu, ini kami cuma mau mengantarkan hadiah kecil untuk anaknya Diah. mereka masih disini kan" tanya Bu Salma sebagai perwakilan dari keempat ibu-ibu tersebut.
"iyaa masih kok Bu, silahkan masuk. kok pake repot-repot segala si" jawab mama yang merasa sungkan dengan kehadiran keempat orang itu hanya untuk memberikan hadiah untuk anakku.
"aahh gapapa Bu, namanya juga tetangga. lagian kami kan belum sempat kasih apa-apa kemarin sama si bayi" jawab salah satu ibu disebelah Bu Salma.
"oalaaahh ya gapapa to Bu Ari, kemarin kan hanya selamatan biasa aja belum aqiqah" jawab mama yang langsung aku angguki.
"iyaa ibu-ibu paket repot-repot segala si" kataku yang ikut berbaur dengan mama dan keempat ibu-ibu tersebut.
"gapapa Diah, ini kan buat anakmu bukan untukmu" jawab Bu Salma menyerahkan tiga bingkisan yang tak tau apa isinya.
"yasudah kalo gitu saya terima ya ibu-ibu terimakasih banyak ya" kataku dengan seulas senyum manis.
"sama Diah, kami kesini juga mau minta maaf untuk perkataan kami tadi pagi yang sudah terpengaruh sama ucapan Bu Lilis" kata Bu Salma membuatku dan mama saling berpandangan.
"kenapa harus minta maaf Bu, gapapa kok. ibu-ibu kan ga salah apa-apa. tapi saya minta jangan diulangi lagi ya ibu-ibu, ucapan itu sama dengan doa. dari pada bergosip yang belum jelas malah jadi fitnah, mendingankan ibu-ibu mendoakan terlepas benar atau tidaknya berita yang tersampaikan kepada ibu-ibu sekalian" kataku membuat mereka menganggukan kepala.
"iyaa Diah terimakasih ya sudah memaafkan kami, kalo gitu kami permisi ya" kata Bu Salma mewakili keempatnya.
"iyaa Bu, maaf ya ga disugukan apa-apa" kataku melirik mama yang hanya memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"gapapa Diah, lagian kami hanya sebentar aja kan" jawab Bu Ari diangguki oleh ketiga orang tersebut dengan senyuman.
"Ayuk mati ibu-ibu kita pulang" kata Bu Salma mengajak ketiganya pergi dari rumah mama.
"assalamualaikum" salam keempatnya serempak
"waalaikumsalam" jawabku dengan mama secara bersamaan mengantarkan keempat orang tersebut hingga sampai kedepan pintu rumah.
"ngasih apa si ibu-ibu itu, pake repot segala nganterin kesini" gumamku mendekati tiga buah bingkisan dari keempat ibu-ibu tersebut.
"iyaa, lagian orangnya empat kok kadonya cuma tiga" jawab mama membuatku menyerit heran.
"yaa biarin aja kali ma, kok mama yang protes si" jawabku dengan terkekeh kecil mendengar gumaman mama.
"yaa kan aneh aja gitu di, harusnya orangnya empat ya kadonya juga empat laah" jawab mama dengan lancar.
"tau ah terserah mama ajalah" jawabku yang mulai pusing dengan ocehan yang mama keluarkan.
aku pun membuka bingkisan kado tersebut yang ternyata isinya beragam, ada handuk dan peralatan mandi, ada mainan untuk bayi yang digantung, ada juga figura kosong yang bisa aku isi dengan foto Syifa dan Nayla nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments