Aku menolak lamaran ini. Nara, apa kamu masih sadar? Danish baru saja menikah, bahkan acara syukuran akan diadakan seperti yang tertera di undangan ini." Amora beranjak dari tempat duduknya. Kemudian memalingkan wajahnya dari Quinara. "Pulanglah! Aku tidak sudi membiarkan Naina merusak rumah tangga sahabatnya sendiri."
Penolakan yang dilakukan oleh Amora, membuat Quinara terperangah. Jujur saja, dia lupa, jika sahabatnya itu tidak tahu tentang putra angkatnya. Mana mungkin dia akan membiarkan Danish memiliki dua istri. Ya kali, dia mau punya dua menantu? Mending jangan nikah aja putranya.
Sementara itu, Danish tersenyum lega karena pemuda yang akan mendapatkan calon istri datang di waktu yang tepat, "Tante, bukan aku yang akan menjadi suami Naina. Lihatlah, adikku sudah datang. Dia yang akan menjadi pasangan dari keponakan tante."
Penjelasan dari Dan mengalihkan kemarahan Amora. Meski hatinya masih begitu geram, ia berbalik melihat ke arah pintu masuk. Dimana terdengar suara langkah kaki seseorang. Ketika tatapan matanya terpaut pada pemuda dengan usia pasti tak jauh beda dari keponakannya.
Pemuda itu berjalan menghampiri Quinara, lalu memberikan kecupan pipi, "Sorry, Fatih telat, Ma."
"Tidak apa, Nak. Apa tugas kuliahmu sudah selesai?" tanya Mama Quinara dengan lembut, membuat putra angkatnya mengangguk, kemudian mengulurkan tangannya ke arah Tante Amora.
"Hay, Tante. Aku Fatih, adik dari Ka Dan. Maaf, tapi aku tidak sempat untuk mampir membeli buah tangan." ujar Fatih sopan.
Amora menyambut uluran tangan Fatih, tatapan matanya menelisik dari atas hingga kebawah. Penampilan pemuda itu memang sama seperti kebanyakan anak muda sekarang. Akan tetapi, jika dia anak angkat sahabatnya. Sudah pasti akan mendapatkan didikan yang baik.
"Jadi, lamaran untuk Naina dari Fatih. Apakah seperti itu?" Tante Amora bertanya hanya untuk memastikan semua itu benar adanya. Apapun yang akan terjadi, dia akan selalu menjadi pelindung keponakannya.
Quinara tahu benar. Bagaimana sifat seorang Amora. Maka, ia membuka kotak beludru yang ada di atas meja, kemudian mengambil sebuah cincin bertahtakan berlian putih murni. Lalu memberikannya pada sang sahabat. "Lihatlah namanya, itu nama Fatih dan Naina."
"Aku percaya, kamu tidak akan menolak lamaranku. Makanya, set perhiasan ini sudah tercantum nama dari pasangan yang akan menjadi pengantin baru dari keluarga Anderson. Jujur saja, ide ini hampir terjadi pada Danish ... "
"Ma, sudahlah. Bukankah Dan tetap menikah dengan istri pilihan kalian? Kalau jodoh pasti tidak akan kemana. Jadi, Fatih bisa merasakan ide brilian dari Mama. Iya gak, De." Tukas Danish mencoba mencairkan suasana yang terlalu emosional.
Amora menganggukkan kepala. Kini ia paham, lalu mengembalikan cincin di tangannya ke dalam kotak beludru. Meskipun ia bisa dengan mudah setuju. Tetap saja, masalah pasangan akan diserahkan pada Naina. Lirikan matanya tertuju ke lantai atas. Dimana kamar sang keponakan berada.
"Bicaralah dengannya. Aku dan keluarga ku akan menunggu disini. Apapun keputusan mu dan Naina. Aku tetap siap berlapang dada." Quinara mempersilahkan Amora untuk melakukan kewajiban sebagai seorang tante, seakan sepakat. Wanita itu berlalu meninggalkan ruang tamu.
Langkahnya menaiki anak tangga seraya menghirup nafas dalam, lalu menghempaskan secara perlahan. Degup jantung semakin terdengar begitu cepat. Ada rasa khawatir, bagaimana jika Naina menolak tanpa mau mendengarkan. Bagaimana juga, jika gadis itu menerima, tapi hanya demi dirinya.
Dilema yang menggerogoti hati Amora, berbanding terbalik dengan suasana hati Shena. Dimana gadis itu mendadak menjadi artis dadakan. Kenapa begitu? Semua itu karena ulah duo dangdut yaitu Naina dan Siti.
Mau, tidak mau. Shena harus menjawab setiap pertanyaan seputar Danish, dan kehidupannya. Benar-benar membuat telinga panas dan tenggorokan kering. Masalah proyek yang lebih penting saja menjadi terabaikan.
"Sudah? Kalian ini, hampir ngasih dua puluh pertanyaan tanpa jeda. Aku haus, bukannya ditawari minuman yang seger. Malah diinterogasi kaya abis nyuri ayam tetangga aja." ucap ketus Shena melemparkan bantal yang menjadi bantalan perutnya, lalu beranjak dari ranjang lembut milik sahabatnya.
Gadis itu menuju ke tempat dimana surga dari dunia pasti bersembunyi di sebuah lemari mini yang menjadi tempat favoritnya. Tentu saja, setiap kali berkunjung ke rumah Naina. Sebuah kulkas yang pasti terisi berbagai jenis minuman bersoda dan juga cemilan ringan.
Kesibukan Shena yang memilih minuman menggiurkan, membuat gadis itu tak melihat kedatangan tante Amora yang masuk ke kamar tanpa permisi. Naina bangun dari kursi belajarnya, "Tante, apa perlu sesuatu?"
"Apa bisa bicara di luar, Naina? Ada hal penting yang mau tante omongin." Kata Tante Amora lembut, tetapi Naina menggelengkan kepala. Di kamarnya hanya ada Shena dan Siti yang menjadi sahabatnya. Jadi kenapa harus main rahasia?
"Baiklah, boleh Tante duduk? Setidaknya kita bicara dalam keadaan tenang." sambung Tante Amora, wanita itu terlihat begitu bingung dan juga ambigu.
Naina tidak tahu apa yang terjadi pada tantenya, namun ia tak bisa membiarkan wanita itu dipenuhi kegelisahan. Merasa suasana berubah menjadi tegang, gadis itu membimbing sang tante untuk duduk di tepi ranjang, membuat Siti mengubah posisi duduknya.
Shena yang berhasil menemukan pilihannya, beranjak dari tempatnya terduduk dan tidak lupa menutup kulkas mini itu. Tetapi ketika berbalik, tatapan matanya memberikan kode tanya pada Siti. Seperti biasa, si gadis dangdut akan selalu menjawab dengan menggerakkan bahu.
"Tan, kenapa malah diem? Naina siap mendengarkan." Naina menegur Tante Amora, "Sebenarnya, apa yang terjadi. Apa ini ada kaitannya dengan mertua Shena?"
Tante Amora menggelengkan kepala, lalu meraih kedua tangan Naina. Namun, tatapan matanya begitu dalam, membuat Naina serba salah. "Selama ini, Tante hanya punya satu mimpi. Yaitu melihat keponakan ku menikah dengan pasangan yang tepat. Tante tahu, jika ini terlalu cepat, tetapi terkadang kehidupan tidak memberi kesempatan kedua."
"Maksudnya, Tante? Nai beneran tidak paham." celetuk Naina masih tidak konek arah pembicaraan sang tante, yah tiba-tiba saja membahas tentang pernikahan. Usianya saja masih begitu muda.
Tante Amora menangkup wajah Naina, "Nai, dibawah sana ada seorang pemuda. Keluarganya melamarmu untuk menjadi calon istri pemuda itu. Tante tahu, ini terlalu buru-buru. Jangan menolak tanpa mencoba mengenalnya dulu. Satu kesempatan saja, Nai."
Nai tersedak karena semua yang diucapkan tantenya. Sontak saja, Shena berlari memberikan minumannya yang masih belum tersentuh. "Minumlah!"
Naina merasa lebih baik setelah meneguk minuman segar dari Shena. Kini ditatapnya wajah sang tante tanpa berkedip, "Nai hanyalah anak yatim piatu. Berkat Tante, kehidupan Nai sangat terjamin. Tante benar, ini sangat terlalu cepat, bahkan tidak pernah aku bayangkan."
Gadis itu mencoba mengendalikan dirinya sendiri. Perasaan seorang anak yang mencintai ibunya akan selalu ia rindukan. Sejak usia sepuluh tahun. Tante Amora merelakan kehidupan masa mudanya, demi membesarkan dia sebagai anak kandungnya sendiri. Apalagi, semua kemewahan yang diberikan, tidak mengurangi perhatian dan waktu yang keduanya habiskan secara bersama.
"Hidupku tidak akan berarti, jika bukan karena Tante. Aku percaya dengan keputusan Tante. Tante adalah segalanya bagi Nai. Jangan pernah berpikir, jika Nai melakukan pengorbanan hanya untuk balas budi. Kebahagiaan di hati seorang ibu akan selalu menjadi berkah untuk anaknya."
.
.
.
.
......💘💘💘💘🌚🍃🍃🌚💕💕💕💕......
Malem, para pembaca. Aku cuma minta satu aja, andai kalian gak suka cerita yang kusajikan. SKIP AJA.
JANGAN LANJUT BACA. GAK PP, KOK.
cuma jangan main kasih RATE KOMEN BINTANG TIGA, APALAGI SATU.
Jujur saja, seorang author nulis satu Bab itu butuh kerja keras. Saat mood lagi kacau karena masalah dunia nyata. Atau karena kesibukan yang gak bisa dipastikan. Seorang author tahu kewajiban buat update ceritanya.
Setiap karya membawa kisahnya masing-masing. Boleh banget kalian kecewa, mungkin karena cerita tidak sesuai ekspektasi kalian. Tetapi, bukan dengan memberikan rate komen bintang satu.
Seorang author bahkan harus menahan rasa kantuk, melawan penyakit mager hanya untuk melanjutkan karya yang dia buat. Aku gak melarang kalian, ketika tidak menyukai cerita ku.
ATTENTION PLEASE. JUST SKIP. NO RATE COMMENT BINTANG 1⭐ karena itu bikin PENULIS DOWN.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Ela Jutek
kek bisa nulis aja tu orang ngasih bintang 1
2022-12-17
1