Bab 12: Persahabatan

Belum juga usai mengucapkan semua, ada sesuatu yang mendarat tepat di perutnya. Ternyata, Shena mencubitnya dengan tatapan larangan. "Duo dangdut, kenalkan ini Mas Danish, dan Mas. Dia Siti si suara cempreng dan dia si smart alias Naina."

Naina menatap Danis begitu intens, bahkan kacamata hias yang menjadi outfit hari ini berulang kali melorot, sedangkan Siti tak hentinya mengerjapkan mata. Shena hanya memutar bola mata malas karena tingkah aneh kedua sahabatnya itu.

"Ekhem! Tatap terus aja. Kalian mau cobain jadi daging cincang, gak?" tanya Shena sinis mengalihkan perhatian duo dangdut kepadanya, sedangkan Danish menahan senyum karena untuk kedua kalinya melihat sikap bar-bar sang istri.

"Mas, pulang gih! Ini kampus, gak baik buat jantungmu." Celetuk Shena tak ingin menjadikan suaminya sebagai pajangan kampus, apalagi menjadi artis dadakan.

Sementara yang disuruh pergi malah mengambil dompetnya, lalu menarik satu black card. Kemudian meletakkannya ke tangan kanan sang istri. "Aku lupa memberikan ini untukmu, dan ini juga sebagai pegangan. Sampai ketemu di rumah, SheZa. Jangan lupa makan dan pulang tepat waktu."

Sikap manis Danish, membuat Naina dan Siti saling pandang. Kedua gadis itu, seperti lelehan lilin yang tak sanggup menahan panasnya api yang menyala. Sayangnya, Shena masih bersikap datar seakan tidak terjadi sesuatu.

Langkah Danish pergi menjauhi kantin, sontak saja duo dangdut menghampiri Shena memberi begitu banyak pertanyaan. "Diem! Ajari aku tugas dari dosen, dulu. Kalian mau, aku dihukum angkat kaki dan jadi tontonan seluruh mahasiswa dikampus? Gak 'kan? Buruan."

Naina langsung menepuk keningnya sendiri. Bagaimana bisa memiliki teman sebar-bar itu. Tidak tahu sikon orang kepo maksimal. Eh, malah disuruh ngajarin tugas management bisnis, sedangkan Siti mengedikkan bahu angkat tangan.

Ketiga gadis itu memiliki kelebihan masing-masing. Dimana Naina memiliki julukan si smart karena memang otaknya itu encer. Jadi, gadis ini selalu menjadi titik dasar untuk menimba ilmu. Sedangkan Siti, gadis itu selalu suka ngedumel dengan suara khasnya yang cempreng. Meskipun tidak sepintar Naina, tetap saja memiliki jiwa loyal dalam persahabatan.

Sementara Shena sendiri adalah gadis yang terkenal bar-bar. Banyak pria yang enggan untuk bersinggungan dengan gadis itu. Bukan karena tidak menarik, tetapi siapa sih yang berani mengusik anak juara taekwondo nasional? Apalagi, gadis itu selalu bersikap to the point. Jadi, tidak salah jika menjadi ketua senat tahun ajaran baru kemarin.

Sepuluh menit kemudian. Shena merenggangkan kedua tangannya, "Finally, Aku bisa bernafas lega. Kelas, yuk! Dua menit lagi kelas dimulai."

"Loe, mau kemana? Ceritain dulu, siapa cowok tampan tadi ke kita. Iya gak, Nai?" Celetuk Siti meminta persetujuan Naina yang memijat pelipisnya karena merasa pusing gegara mengajari si gadis bar-bar.

"Serah deh." Sahut Naina tak bersemangat, bukan karena tidak rela, tetapi karena sungguh akhir-akhir ini banyak begadang menyelesaikan proyek baru bersama anak kuliah di Fakultas lain.

Shena memahami setiap sifat dan sikap dari kedua sahabatnya itu. Meski dia jarang membuka mulut. Bukan berarti tidak peka. Namun, terkadang memberikan waktu untuk menenangkan diri itu diperlukan.

"Kita belajar dulu. Nanti jam istirahat, kita bisa ngobrol cantik. Nai, Loe masih kuat 'kan?" tanya Shena seraya membereskan buku dari atas meja.

Naina menganggukkan kepala dengan senyuman yang dipaksakan. Meski dia ingin bersikap baik. Nyatanya, di depan kedua sahabatnya akan selalu bersikap apa adanya. "Kita harus ngobrol di markas saat jam istirahat."

Ketiganya mengangguk sepakat, lalu berjalan meninggalkan kantin. Begitu juga dengan para mahasiswa lain yang sibuk memasuki kelas masing-masing. Pelajaran dimulai setelah dosen masuk ke dalam kelas. Semua mahasiswa menyimak pelajaran selama satu jam penuh, hingga pelajaran yang membosankan itu berakhir.

"Selamat siang, Anak-anak. Jangan lupa pelajari kembali semua pelajaran hari ini, ingat satu minggu lagi kalian akan diberi tugas untuk melakukan percobaan kerja seperti yang diagendakan oleh pihak kampus." Ujar Pak Dosen sambil menumpuk buku tebal yang berjumlah tiga.

"Siap, Pak." Jawab serempak anak-anak.

Langkah pria dengan nama Dosen Wibi hampir saja keluar kelas, tetapi kembali menoleh menatap ke seluruh kelas hingga tatapannya melihat gadis yang sibuk memainkan pena. "Shena, tadi Pak komite berpesan pada bapak, agar kamu menemui beliau di ruangan dewan. Setelah pelajaran saya berakhir. Jadi, kamu bisa izin dari pelajaran berikutnya."

"Pak, masa cuma Shena saja. Siti mau ikut, boleh?" tanya Siti tanpa pikir panjang yang langsung mendapatkan sorakan dari para mahasiswa teman sekelasnya.

Shena menutup bukunya, tapi masih membawa pulpen yang stay dimainkan. "Terima kasih, Pak Wibi. Shena akan keruangan dewan sekarang."

Pak Wibi mengangguk, lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan kelas untuk kembali mengajar di kelas lain. Sementara Shena tangannya ditahan Naina. "Bawa HP ku buat jaga-jaga. Kita ketemu di markas saja."

"Makasih, Nai. Siti, jangan banyak nyanyi. Nai lagi butuh rehat." Ujar Shena sebelum akhirnya berjalan meninggalkan kelas.

Lorong kampus yang teramat sepi, bahkan terkesan tidak ada penghuninya. Memang sih, semua mahasiswa tengah menimba ilmu tetapi kenapa jadi terkesan seram, ya. Meskipun, tetap saja tidak ada rasa was-was di dalam hati.

Setelah melewati beberapa lorong dengan beberapa ruang untuk umum. Shena berhenti di depan pintu kayu dengan kaca dibagian tengahnya. Gadis itu mengetuk pintu dengan sopan. Ternyata dia sudah ditunggu. Buktinya Pak Ibrahim langsung mempersilahkan masuk.

"Selamat pagi menjelang siang, Pak. Maaf, apa ada yang penting?" Shena tanpa sungkan bertanya. Meskipun, dia sadar di depannya adalah bapak komite.

Pak Ibrahim tersenyum, lalu mengulurkan tangannya agar Shena duduk di kursi, "Duduklah! Bapak ingin membicarakan project bisnis yang kamu utarakan bulan lalu. Bapak harap, kamu tidak melupakan itu."

"Proyek Bisnis Join New Generations." Shena tersenyum bahagia, "Apakah itu artinya, proposal yang saya ajukan diterima?"

Terpopuler

Comments

🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸

🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸

pantesan Shena sedikit bar bar, dia juara taekwondo se provinsi

2022-12-25

0

Kas sie mien

Kas sie mien

duh, shena sadis bgt. mau mencincang temannya, tapi ehh salah daging cincang😆

2022-12-17

1

❤️⃟Wᵃf Zhang zhing li♚⃝҉𓆊

❤️⃟Wᵃf Zhang zhing li♚⃝҉𓆊

semoga proposal yg diajukan diterima dgn bain dan shena bs bekerja segera

2022-12-17

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : NIKAH YUK!
2 Bab 2: TERNYATA AKU ....
3 Bab 3: RASA TERKEJUT
4 Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN
5 Bab 5: SEKILAS INGATAN - ANU
6 Bab 6: DIANTARA KEJUJURAN DAN KEPUTUSAN
7 Bab 7: KEPUTUSAN DIBUAT - MAWAR
8 Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR
9 Bab 9: KARENA FATIH, DANISH BERPIKIR
10 Bab 10: Aroma masakan, berujung pelepasan
11 Bab 11: OTW KAMPUS
12 Bab 12: Persahabatan
13 Bab 13: CARA YANG UNIK
14 Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA
15 Bab 15: Dunia Luas, tetapi Hubungan Dekat
16 Bab 16: UNTUK NAINA DARI FATIH
17 Bab 17: Menundukkan Pandangan
18 Bab 18: TERDIAM
19 Bab 19: KEJUJURAN SHENA TENTANG MASA LALU
20 Bab 20: DAN Dilema, Shena yang Kuat
21 Bab 21: Perjalanan
22 Bab 22: Keterkejutan Shena
23 Bab 23: Shena Murka, tapi...
24 Bab 24: Emosi
25 Bab 25: Satu Pertanyaan
26 Bab 26: Kenekatan Shena
27 Bab 27: Drama Bastian
28 Bab 28: Breakfast
29 Bab 29: Terselamatkan, Siapa kamu?
30 Bab 30: Si Perfect Girl
31 Bab 31: Mr. Xavier, Koran Bekas
32 Bab 32: IZIN DALAM PASRAH
33 Bab 33: SUASANA KAMPUS
34 Bab 34: TIGA POIN TERAKHIR PASAL LIMA
35 Bab 35: MARKAS
36 Bab 36: Intimidasi Shena, Naina Jujur
37 Bab 37: Perjanjian yang Dilaksanakan
38 Bab 38: Drama di dalam Drama
39 Bab 39: Terabaikan, Menyendiri
40 Bab 40: Karena Undangan
41 Bab 41: Kegelisahan Hati
42 Bab 42: Menikmati Kebersamaan
43 Bab 43: Kamar Shena
44 Bab 44: Naina Pasrah, Shena dan Danish
45 Bab 45: Keputusan Dan, Akhir dari Keputusan
46 Bab 46: Kejujuran Sepahit Jamu Brotowali
47 Bab 47: Kejutan Sederhana
48 Bab 48: Obrolan, Emosi
49 Bab 49: Arti Pemimpin, Curiga
50 Bab 50: Kisah berujung Penyatuan
51 Bab 51: Keingintahuan Shena
52 Bab 52: Keyakinan yang Hancur
53 Bab 53: Mendengarkan Penjelasan
54 Bab 54: Kebenaran yang Menyakitkan
55 Bab 55: Penyesalan Dan
56 Bab 56: Karena Proposal
57 Bab 57: PASRAH
58 Bab 58: Fatih Liar, Sahabat
59 Bab 59: Bosan, Dilema
60 Bab 60: FAKTA
61 Bab 61: Pantaskah?
62 Bab 62: Keluarga, Keputusan Papa
63 Bab 63: Pagi menjelang Siang
64 Bab 64: Pertanyaan Xavier, Pergi
65 Bab 65: SYARAT
66 Bab 66: Usaha Dan, Keputusan Shena
67 Bab 67: Rasa Penasaran
68 Bab 68: Tuan Anderson dan Dilemanya
69 Bab 69: Dunia Fatih
70 Bab 70: Tanya, Rasa Sakit
71 Bab 71: Janji Shena, Emosi...
72 Bab 72: Gigolo Muda
73 Bab 73: Kesepakatan
74 Bab 74: Beberapa jam...
75 Bab 75: Nekat
76 Bab 76: Di dalam Bangunan
77 Bab 77: Emosi Campur Aduk
78 Bab 78: Perumahan Sriwijaya
79 Bab 79: Berjodoh?
80 Bab 80: Satu Kesempatan ~ Mendengarkan?
81 Bab 81: Ketegangan...
82 Bab 82: Syarat Terakhir
83 Bab 83: Malam Terakhir
84 Bab 84: Sisi Lain Shena
85 Bab 85: Keberanian Lisa
86 Bab 86: Malam berlalu...
87 Bab 87: Xavier aneh..
88 Bab 88: Clue yang Terabaikan
89 Bab 89: Ending Season 1
90 Bab 90: Siapa?
91 Bab 91: Pria itu?
92 Bab 92: Hari yang Aneh
93 Bab 93: Keterpurukan yang Tertunda
94 Bab 94: Pertanyaan yang Berulang-ulang
95 Bab 95: Dan menjelaskan, Kegilaan Fatih
96 Bab 96: Satu Tahun Silam
97 Bab 97: Panggilan?
98 Bab 98: Club D'Lux Party
99 Bab 99: Mencoba untuk...
100 Bab 100: Menantu Gadungan, Perjalanan
101 Bab 101: Pemimpin/Pimpinan?
102 Bab 102: Selena Story's
103 Bab103: Isi Bungalow QS
104 Bab 104: Alibi Selena
105 Bab 105: Pertemuan/Perpisahan
106 Bab 106: Menurut? Perintah!
107 Bab 107: Perawatan Salon Juwita
108 Bab 108: Obrolan, Teriakan
109 Bab 109: Dua Situasi
110 Bab 110: Kabur dari Rumah sakit
111 Bab 111: RACUN
112 Bab 112: Antara Hati dan Logika
113 Bab 113: Kakak Beradik
114 Bab 114: Rumah Sakit Sendiri
115 Bab 115: Meyakinkan Ka Dan
116 Bab 116: London Hari 1
117 Bab 117: Kebenaran Lain
118 Bab 118: Arti Hubungan?
119 Bab 119: Sekilas Kisah, Sadar Kembali
120 Bab 120: Nasehat tak Berguna
121 Bab 121: Area Balap, Penawar Racun
122 Bab 122: Kesempatan yang Ternoda
123 Bab 123: Mua Gadis Pelampiasan
124 Bab 124: Singkat
125 Bab 125: Tak lain Dari Masa Lalu
126 Bab 126: Firasat Danish
127 Bab 127: Dan Aneh, Harapan Mua
128 Bab 128: Hubungan Hati
129 Bab 129: Tiga Alasan
130 Bab 130: Kisah Berbalut Luka, Pelarian Sukses
131 Bab 131: Rumah Terbengkalai
132 Bab 132: Mantan Kakak Beradik
133 Bab 133: Kritis Dua Sisi
134 Bab 134: END
135 Bab 135: End Last
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1 : NIKAH YUK!
2
Bab 2: TERNYATA AKU ....
3
Bab 3: RASA TERKEJUT
4
Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN
5
Bab 5: SEKILAS INGATAN - ANU
6
Bab 6: DIANTARA KEJUJURAN DAN KEPUTUSAN
7
Bab 7: KEPUTUSAN DIBUAT - MAWAR
8
Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR
9
Bab 9: KARENA FATIH, DANISH BERPIKIR
10
Bab 10: Aroma masakan, berujung pelepasan
11
Bab 11: OTW KAMPUS
12
Bab 12: Persahabatan
13
Bab 13: CARA YANG UNIK
14
Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA
15
Bab 15: Dunia Luas, tetapi Hubungan Dekat
16
Bab 16: UNTUK NAINA DARI FATIH
17
Bab 17: Menundukkan Pandangan
18
Bab 18: TERDIAM
19
Bab 19: KEJUJURAN SHENA TENTANG MASA LALU
20
Bab 20: DAN Dilema, Shena yang Kuat
21
Bab 21: Perjalanan
22
Bab 22: Keterkejutan Shena
23
Bab 23: Shena Murka, tapi...
24
Bab 24: Emosi
25
Bab 25: Satu Pertanyaan
26
Bab 26: Kenekatan Shena
27
Bab 27: Drama Bastian
28
Bab 28: Breakfast
29
Bab 29: Terselamatkan, Siapa kamu?
30
Bab 30: Si Perfect Girl
31
Bab 31: Mr. Xavier, Koran Bekas
32
Bab 32: IZIN DALAM PASRAH
33
Bab 33: SUASANA KAMPUS
34
Bab 34: TIGA POIN TERAKHIR PASAL LIMA
35
Bab 35: MARKAS
36
Bab 36: Intimidasi Shena, Naina Jujur
37
Bab 37: Perjanjian yang Dilaksanakan
38
Bab 38: Drama di dalam Drama
39
Bab 39: Terabaikan, Menyendiri
40
Bab 40: Karena Undangan
41
Bab 41: Kegelisahan Hati
42
Bab 42: Menikmati Kebersamaan
43
Bab 43: Kamar Shena
44
Bab 44: Naina Pasrah, Shena dan Danish
45
Bab 45: Keputusan Dan, Akhir dari Keputusan
46
Bab 46: Kejujuran Sepahit Jamu Brotowali
47
Bab 47: Kejutan Sederhana
48
Bab 48: Obrolan, Emosi
49
Bab 49: Arti Pemimpin, Curiga
50
Bab 50: Kisah berujung Penyatuan
51
Bab 51: Keingintahuan Shena
52
Bab 52: Keyakinan yang Hancur
53
Bab 53: Mendengarkan Penjelasan
54
Bab 54: Kebenaran yang Menyakitkan
55
Bab 55: Penyesalan Dan
56
Bab 56: Karena Proposal
57
Bab 57: PASRAH
58
Bab 58: Fatih Liar, Sahabat
59
Bab 59: Bosan, Dilema
60
Bab 60: FAKTA
61
Bab 61: Pantaskah?
62
Bab 62: Keluarga, Keputusan Papa
63
Bab 63: Pagi menjelang Siang
64
Bab 64: Pertanyaan Xavier, Pergi
65
Bab 65: SYARAT
66
Bab 66: Usaha Dan, Keputusan Shena
67
Bab 67: Rasa Penasaran
68
Bab 68: Tuan Anderson dan Dilemanya
69
Bab 69: Dunia Fatih
70
Bab 70: Tanya, Rasa Sakit
71
Bab 71: Janji Shena, Emosi...
72
Bab 72: Gigolo Muda
73
Bab 73: Kesepakatan
74
Bab 74: Beberapa jam...
75
Bab 75: Nekat
76
Bab 76: Di dalam Bangunan
77
Bab 77: Emosi Campur Aduk
78
Bab 78: Perumahan Sriwijaya
79
Bab 79: Berjodoh?
80
Bab 80: Satu Kesempatan ~ Mendengarkan?
81
Bab 81: Ketegangan...
82
Bab 82: Syarat Terakhir
83
Bab 83: Malam Terakhir
84
Bab 84: Sisi Lain Shena
85
Bab 85: Keberanian Lisa
86
Bab 86: Malam berlalu...
87
Bab 87: Xavier aneh..
88
Bab 88: Clue yang Terabaikan
89
Bab 89: Ending Season 1
90
Bab 90: Siapa?
91
Bab 91: Pria itu?
92
Bab 92: Hari yang Aneh
93
Bab 93: Keterpurukan yang Tertunda
94
Bab 94: Pertanyaan yang Berulang-ulang
95
Bab 95: Dan menjelaskan, Kegilaan Fatih
96
Bab 96: Satu Tahun Silam
97
Bab 97: Panggilan?
98
Bab 98: Club D'Lux Party
99
Bab 99: Mencoba untuk...
100
Bab 100: Menantu Gadungan, Perjalanan
101
Bab 101: Pemimpin/Pimpinan?
102
Bab 102: Selena Story's
103
Bab103: Isi Bungalow QS
104
Bab 104: Alibi Selena
105
Bab 105: Pertemuan/Perpisahan
106
Bab 106: Menurut? Perintah!
107
Bab 107: Perawatan Salon Juwita
108
Bab 108: Obrolan, Teriakan
109
Bab 109: Dua Situasi
110
Bab 110: Kabur dari Rumah sakit
111
Bab 111: RACUN
112
Bab 112: Antara Hati dan Logika
113
Bab 113: Kakak Beradik
114
Bab 114: Rumah Sakit Sendiri
115
Bab 115: Meyakinkan Ka Dan
116
Bab 116: London Hari 1
117
Bab 117: Kebenaran Lain
118
Bab 118: Arti Hubungan?
119
Bab 119: Sekilas Kisah, Sadar Kembali
120
Bab 120: Nasehat tak Berguna
121
Bab 121: Area Balap, Penawar Racun
122
Bab 122: Kesempatan yang Ternoda
123
Bab 123: Mua Gadis Pelampiasan
124
Bab 124: Singkat
125
Bab 125: Tak lain Dari Masa Lalu
126
Bab 126: Firasat Danish
127
Bab 127: Dan Aneh, Harapan Mua
128
Bab 128: Hubungan Hati
129
Bab 129: Tiga Alasan
130
Bab 130: Kisah Berbalut Luka, Pelarian Sukses
131
Bab 131: Rumah Terbengkalai
132
Bab 132: Mantan Kakak Beradik
133
Bab 133: Kritis Dua Sisi
134
Bab 134: END
135
Bab 135: End Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!