Belum juga usai mengucapkan semua, ada sesuatu yang mendarat tepat di perutnya. Ternyata, Shena mencubitnya dengan tatapan larangan. "Duo dangdut, kenalkan ini Mas Danish, dan Mas. Dia Siti si suara cempreng dan dia si smart alias Naina."
Naina menatap Danis begitu intens, bahkan kacamata hias yang menjadi outfit hari ini berulang kali melorot, sedangkan Siti tak hentinya mengerjapkan mata. Shena hanya memutar bola mata malas karena tingkah aneh kedua sahabatnya itu.
"Ekhem! Tatap terus aja. Kalian mau cobain jadi daging cincang, gak?" tanya Shena sinis mengalihkan perhatian duo dangdut kepadanya, sedangkan Danish menahan senyum karena untuk kedua kalinya melihat sikap bar-bar sang istri.
"Mas, pulang gih! Ini kampus, gak baik buat jantungmu." Celetuk Shena tak ingin menjadikan suaminya sebagai pajangan kampus, apalagi menjadi artis dadakan.
Sementara yang disuruh pergi malah mengambil dompetnya, lalu menarik satu black card. Kemudian meletakkannya ke tangan kanan sang istri. "Aku lupa memberikan ini untukmu, dan ini juga sebagai pegangan. Sampai ketemu di rumah, SheZa. Jangan lupa makan dan pulang tepat waktu."
Sikap manis Danish, membuat Naina dan Siti saling pandang. Kedua gadis itu, seperti lelehan lilin yang tak sanggup menahan panasnya api yang menyala. Sayangnya, Shena masih bersikap datar seakan tidak terjadi sesuatu.
Langkah Danish pergi menjauhi kantin, sontak saja duo dangdut menghampiri Shena memberi begitu banyak pertanyaan. "Diem! Ajari aku tugas dari dosen, dulu. Kalian mau, aku dihukum angkat kaki dan jadi tontonan seluruh mahasiswa dikampus? Gak 'kan? Buruan."
Naina langsung menepuk keningnya sendiri. Bagaimana bisa memiliki teman sebar-bar itu. Tidak tahu sikon orang kepo maksimal. Eh, malah disuruh ngajarin tugas management bisnis, sedangkan Siti mengedikkan bahu angkat tangan.
Ketiga gadis itu memiliki kelebihan masing-masing. Dimana Naina memiliki julukan si smart karena memang otaknya itu encer. Jadi, gadis ini selalu menjadi titik dasar untuk menimba ilmu. Sedangkan Siti, gadis itu selalu suka ngedumel dengan suara khasnya yang cempreng. Meskipun tidak sepintar Naina, tetap saja memiliki jiwa loyal dalam persahabatan.
Sementara Shena sendiri adalah gadis yang terkenal bar-bar. Banyak pria yang enggan untuk bersinggungan dengan gadis itu. Bukan karena tidak menarik, tetapi siapa sih yang berani mengusik anak juara taekwondo nasional? Apalagi, gadis itu selalu bersikap to the point. Jadi, tidak salah jika menjadi ketua senat tahun ajaran baru kemarin.
Sepuluh menit kemudian. Shena merenggangkan kedua tangannya, "Finally, Aku bisa bernafas lega. Kelas, yuk! Dua menit lagi kelas dimulai."
"Loe, mau kemana? Ceritain dulu, siapa cowok tampan tadi ke kita. Iya gak, Nai?" Celetuk Siti meminta persetujuan Naina yang memijat pelipisnya karena merasa pusing gegara mengajari si gadis bar-bar.
"Serah deh." Sahut Naina tak bersemangat, bukan karena tidak rela, tetapi karena sungguh akhir-akhir ini banyak begadang menyelesaikan proyek baru bersama anak kuliah di Fakultas lain.
Shena memahami setiap sifat dan sikap dari kedua sahabatnya itu. Meski dia jarang membuka mulut. Bukan berarti tidak peka. Namun, terkadang memberikan waktu untuk menenangkan diri itu diperlukan.
"Kita belajar dulu. Nanti jam istirahat, kita bisa ngobrol cantik. Nai, Loe masih kuat 'kan?" tanya Shena seraya membereskan buku dari atas meja.
Naina menganggukkan kepala dengan senyuman yang dipaksakan. Meski dia ingin bersikap baik. Nyatanya, di depan kedua sahabatnya akan selalu bersikap apa adanya. "Kita harus ngobrol di markas saat jam istirahat."
Ketiganya mengangguk sepakat, lalu berjalan meninggalkan kantin. Begitu juga dengan para mahasiswa lain yang sibuk memasuki kelas masing-masing. Pelajaran dimulai setelah dosen masuk ke dalam kelas. Semua mahasiswa menyimak pelajaran selama satu jam penuh, hingga pelajaran yang membosankan itu berakhir.
"Selamat siang, Anak-anak. Jangan lupa pelajari kembali semua pelajaran hari ini, ingat satu minggu lagi kalian akan diberi tugas untuk melakukan percobaan kerja seperti yang diagendakan oleh pihak kampus." Ujar Pak Dosen sambil menumpuk buku tebal yang berjumlah tiga.
"Siap, Pak." Jawab serempak anak-anak.
Langkah pria dengan nama Dosen Wibi hampir saja keluar kelas, tetapi kembali menoleh menatap ke seluruh kelas hingga tatapannya melihat gadis yang sibuk memainkan pena. "Shena, tadi Pak komite berpesan pada bapak, agar kamu menemui beliau di ruangan dewan. Setelah pelajaran saya berakhir. Jadi, kamu bisa izin dari pelajaran berikutnya."
"Pak, masa cuma Shena saja. Siti mau ikut, boleh?" tanya Siti tanpa pikir panjang yang langsung mendapatkan sorakan dari para mahasiswa teman sekelasnya.
Shena menutup bukunya, tapi masih membawa pulpen yang stay dimainkan. "Terima kasih, Pak Wibi. Shena akan keruangan dewan sekarang."
Pak Wibi mengangguk, lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan kelas untuk kembali mengajar di kelas lain. Sementara Shena tangannya ditahan Naina. "Bawa HP ku buat jaga-jaga. Kita ketemu di markas saja."
"Makasih, Nai. Siti, jangan banyak nyanyi. Nai lagi butuh rehat." Ujar Shena sebelum akhirnya berjalan meninggalkan kelas.
Lorong kampus yang teramat sepi, bahkan terkesan tidak ada penghuninya. Memang sih, semua mahasiswa tengah menimba ilmu tetapi kenapa jadi terkesan seram, ya. Meskipun, tetap saja tidak ada rasa was-was di dalam hati.
Setelah melewati beberapa lorong dengan beberapa ruang untuk umum. Shena berhenti di depan pintu kayu dengan kaca dibagian tengahnya. Gadis itu mengetuk pintu dengan sopan. Ternyata dia sudah ditunggu. Buktinya Pak Ibrahim langsung mempersilahkan masuk.
"Selamat pagi menjelang siang, Pak. Maaf, apa ada yang penting?" Shena tanpa sungkan bertanya. Meskipun, dia sadar di depannya adalah bapak komite.
Pak Ibrahim tersenyum, lalu mengulurkan tangannya agar Shena duduk di kursi, "Duduklah! Bapak ingin membicarakan project bisnis yang kamu utarakan bulan lalu. Bapak harap, kamu tidak melupakan itu."
"Proyek Bisnis Join New Generations." Shena tersenyum bahagia, "Apakah itu artinya, proposal yang saya ajukan diterima?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸
pantesan Shena sedikit bar bar, dia juara taekwondo se provinsi
2022-12-25
0
Kas sie mien
duh, shena sadis bgt. mau mencincang temannya, tapi ehh salah daging cincang😆
2022-12-17
1
❤️⃟Wᵃf Zhang zhing li♚⃝҉𓆊
semoga proposal yg diajukan diterima dgn bain dan shena bs bekerja segera
2022-12-17
4