Siti dan Naina saling berhadapan. Mereka saja, baru melihat wajah tamu yang nampak asing. Lalu, bagaimana Shena sudah mengenal tamu sang Tante Amora? Kini tatapan mata terfokus pada gadis yang masih terdiam di tempat seperti patung.
"Nak, kemarilah. Apa kamu tidak lelah berdiri seperti itu?" Wanita dewasa dengan penampilan modis itu merentangkan kedua tangannya agar Shena berjalan menghampirinya, tetapi saat ini. Si gadis dengan tatapan membeku masih terkejut dengan suasana yang tidak pernah dibayangkannya.
"Nara, kamu kenal Shena?" tanya Tante Amora penasaran, membuat Quinara tersenyum manis. "Uft, sahabatku terlihat begitu bahagia. Jadi, apakah ini artinya Shena itu ....,"
"SheZa. Kamu disini?" Suara pria yang baru saja keluar dari kamar mandi mengalihkan perhatian semua orang termasuk Shena sendiri. Ingin sekali pingsan, tapi tidak lucu bukan?
Shena menghela nafas panjang, dia mencoba untuk mengendalikan rasa terkejutnya. Ntah apa yang terjadi dan bagaimana Tante Amora tahu, bahkan kenal keluar suaminya. Apapun itu, kini hidupnya jauh lebih seperti kembang api di malam tahun baru. Terima, atau tidak. Dia harus memberikan penjelasan pada kedua sahabat yang kini menatapnya aneh.
"Hai, Mas. Maaf, Ma. Shena tidak tahu, jika kalian kenal Tante Amora." ucap Shena mencoba untuk mencairkan suasana yang terlihat begitu tegang, lalu ia berjalan menghampiri mama mertuanya.
Tanpa mengurangi rasa hormat. Shena mengecup tangan kanan Maka Quinara dan juga beralih ke tangan Tante Amora, tetapi langkahnya terhenti. Ketika Danish ikut mengulurkan tangan kanannya tanpa diminta. Benar-benar deh, suami yang tidak tahu sikon.
"SheZa. Apa kamu tidak mau salim dengan ....,''
Belum juga usai mengatakan isi pikirannya, Shena langsung menyambar tangannya untuk mendapatkan kecupan selayaknya seorang istri. Danish tersenyum dalam hatinya, tapi Shena merasa dilema karena kini di kedua kepala sahabatnya pasti tertimbun banyak pertanyaan.
"Mas, Aku izin untuk menyelesaikan tugas kuliah. Nai, Siti. Hayuk!" ajak Shena tak ingin lebih lama lagi di tempat yang seakan siap memenjarakan dirinya.
Langkahnya berlari kecil meninggalkan ruang tamu, membuat Naina dan Siti bergegas menyusup Shena ke kamar atas. Dimana kamar Naina berada. Untung saja, laptop yang di bawa gadis satu itu, tidak jatuh karena terlalu terburu-buru menaiki tangga, sedangkan di ruang tamu.
Kini Amora menatap Quinara penuh semangat, "Jadi, katakan. Apa Shena istri Danish? Kenapa tidak undang aku ke acara pernikahannya. Kamu lupa, aku sahabat mu."
"Bukan begitu, masalahnya pernikahan ini terjadi dalam hitungan detik. Maka dari itu, Aku kemari untuk memberikan undangan acara syukuran. Kami belum mengadakan acara resepsi, jadi hanya ada syukuran besok malam minggu." Mama Quinara mengambil kertas berwarna ungu muda yang memiliki pita menjuntai berwarna putih.
Undangan itu diberikan dan diterima Amora dengan senyum kebahagiaan karena akhirnya sang sahabat bisa merasakan memiliki seorang menantu. Apalagi, menantunya adalah Shena yang merupakan sahabat keponakannya. Wow. Sungguh dunia begitu luas, tapi hubungan begitu dekat.
"Tante, bagaimana Shena bisa kenal Tante?" tanya Danish, pria itu kembali duduk di sofa single yang menjadi tempat duduknya sebelum pergi ke toilet.
Tanta Amora meletakkan undangan, lalu menatap Danish. Pria tampan dengan segudang prestasi. Andai saja, pria itu belum menikah. Pasti akan dijodohkannya dengan Naina, tapi ya sudahlah. Lagi pula, jodoh Danish adalah Shena yang sudah dianggapnya sebagai keponakan juga.
"Shena, Naina, dan Siti. Ketiganya sudah berteman sejak masuk bangku kuliah. Ketiga gadis itu seperti cakram. Setiap kali ada masalah, mereka akan bekerjasama untuk menyelesaikannya secara bersama. Intinya, mereka sama seperti kita Nara. Dan, jaga Shena."
"Setahu Tante. Gadis satu ini yang paling menonjol. Shena menjadi ketua senat di kampus, jadi sering mendapatkan tugas yang bisa menguras pikiran dan tenaga. Bukankah beberapa bulan lalu, Aku mengatakan tengah menonton lomba taekwondo di gedung olahraga padamu, Nara."
"Jangan bilang, kamu menonton pertandingan Shena." Quinara menebak, dan tebakannya tidak salah sasaran karena Amora mengangguk, dan anggukan itu langsung menciutkan nyali Danish.
Bukan takut, tapi bisa bayangkan bagaimana jika terjadi pertengkaran. Apa mungkin, Shena akan menggunakan ilmu bela dirinya? Bagaimana jika iya. Pasti sulit untuk mengimbangi. Jika dipikirkan lagi, kenapa istrinya itu gampang sekali tidak sadarkan diri?
Quinara heran melihat tingkah aneh Danish. Putranya terlihat tengah berpikir keras. Apakah ada yang salah dengan cerita dari Amora atau ada yang masalah pekerjaan? Tanpa ingin mengejutkan Danish. Wanita itu hanya menjentikkan jari di depan wajah sang putra.
"Dan, apa yang kamu pikirkan?" tanya Mama Quinara, tetapi Danish menggelengkan kepala.
"Mama, bukankah kesini karena ada perlu? Sebaiknya kita selesaikan itu dulu, bagaimana? Jika Mama mengizinkan." ucap Danish mengalihkan topik pembicaraan, setidaknya mengingatkan tujuan awal datang kerumah Amora adalah pilihan yang tepat.
Amora mengernyit menatap Quinara serius. Dimana sahabatnya itu masih saja menyunggingkan senyuman manis. Ketika Nara bersikap seperti orang paling bahagia sedunia. Maka hanya satu alasannya. Yaitu memiliki berita yang baik.
"Aku datang kerumahmu bukan sebagai tamu seperti biasanya." Quinara kembali merogoh isi tas, lalu mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah maroon. Kotak itu, dia letakkan ke atas meja. Tatapan mata terpatri pada netra yang diselimuti rasa bingung. "Aku ingin melamar, Naina keponakan mu untuk putraku ....,"
Detak jantung Amora seakan terhenti. Bukankah Danish sudah menikah dengan Shena, lalu kenapa Quinara justru melamar Naina? Bukankah itu berarti akan terjadi poligami. Tidak. Naina dibesarkan bukan untuk menjadi istri kedua. Apalagi menjadi madu sahabatnya sendiri.
"Aku menolak lamaran ini. Nara, apa kamu masih sadar? Danish baru saja menikah, bahkan acara syukuran akan diadakan seperti yang tertera di undangan ini." Amora beranjak dari tempat duduknya. Kemudian memalingkan wajahnya dari Quinara. "Pulanglah! Aku tidak sudi membiarkan Naina merusak rumah tangga sahabatnya sendiri."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Ela Jutek
sabar ma dengerin dulu napa
2022-12-17
4